Penekan tumor disusun oleh TP53, bagian dari DNA manusia nomor 17. Ditemukan
tahun 1979, tapi baru dipastikan fungsinya tahun 1992. Ia menyusun protein p53,
yang mendeteksi pertumbuhan luar biasa suatu sel, lalu membuat sel yang tumbuh
luar biasa itu bunuh diri. 50% kasus kanker, dan di atas 90% kasus kanker
paru-paru, berkaitan dengan rusaknya TP53.
Protein p53 umumnya tidak aktif. Waktu paruhnya hanya 20 menit. Tapi jika
menerima sinyal tertentu, dia akan diproduksi besar-besaran. Sinyal apa?
Entah. Tapi nampaknya berkaitan dengan kerusakan DNA (ciri sel yang bermutasi).
Seperti SWAT, dia dikirimkan menyerbu lokasi kerusakan, lalu mengambil alih
situasi. Dengan mengubah gen di lokasi, p53 memberi pilihan: berhenti mengembangkan
DNA sampai diperbaiki, atau bunuh diri.
Yup, bunuh diri, atau dinamai apoptosis. Banyak obat kanker yang disusun
dengan mekanisme pemicuan p53, dan memungkinkan apoptosis. Bahkan radioterapi
dan kemoterapi pun diperkirakan memiliki efek ini: disamping membunuh sel
kanker, dia juga melakukan pengancaman ke tubuh yang memicu tumbuhnya p53.
Kanker yang sulit disembuhkan, seperti kanker paru-paru, kulit, prostat, kandung kemih, dll,
adalah kanker dimana p53 sulit dibentuk karena rusaknya TP53.
Kanker kulit bahkan memiliki bahaya lebih: ia menyumbat aliran darah, dan dengan demikian
menghambat penyebaran p53.