Di basement 2 di Gedung Japati, aku baru sadar bahwa opera Wagner semacam Der Ring (termasuk Die Walküre) yang serba tepat itu pasti menuntut kerja ekstra keras dari para pemainnya, khususnya para pengiring musiknya (Hey, what did I think!). Wagner si Mr Promethean yang suka hal-hal besar itu, pasti menyiksa para pemain untuk memainkan instrumen yang lengkap dengan keteraturan ekstra tinggi.
Kesadaran yang datang rada terlambat, datang di basement ini waktu aku kesusahan mukulin bonang penerus buat pengiring opera (a.k.a. ketoprak) Ande-Ande Lumut. Adegan kijang yang riang, adegan harimau yang mendebarkan, pertarungan antara pemburu dengan harimau, adegan kehilangan, dan diikuti warta berita. Pemain berlompatan dari slendro ke pelog, dengan kecepatan dan kekuatan yang terus bervariasi.
Kenapa aku nggak memilih jadi penonton aja?