Bang Laurel kali ini marahnya nggak kira-kira. “Negeri ini tampaknya memang
masih kurang diganjar oleh laknat Allah, akibat masih berkeliarannya muslim
ndablek, dan tidak ada inisiatif untuk mencegahnya.”
Ada apaan sih?
Ceritanya WFP (World Food Program) bersama LSM menginisiasi program gizi
untuk bayi dari keluarga miskin untuk menyelamatkan pertumbuhan jaringan
sel otak mereka. Caranya adalah dengan pendamping ASI berupa kacang kedelai
bervitamin.
Kemudian, wajar, adanya tuntutan untuk melakukan sertifikasi halal terhadap
produk ini. Ini disambut baik oleh pihak WFP. Yang terjadi, untuk proses
sertifikasi halal itu ada ongkos siluman yang harus diberikan ke oknum
pelaksana di Dirjen POM. Biaya itu tidak resmi dan yang menerima tidak bersedia
memberikan kuitansi untuk biaya ini. Untuk lembaga internasional seperti WFP,
tidak mungkin ada uang yang bisa dikeluarkan tanpa bukti pembayaran. Maka,
terkatung-katunglah proses sertifikasi halal makanan yang begitu penting
perannya bagi bangsa ini.
Inilah negeri kita, yang sertifikasi halal-nya pun harus dilakukan dengan
uang haram. Wajar kalau Bang Laurel marahnya ruarrrr biasa.