Cerita ini terjadi sebelum Masjid An-Nuur dibangun. Di Lt V, udara
selalu panas karena kurangnya ventilasi. Tapi sang khatib tetap
bersemangat. “Kita, umat Islam sekalian, adalah makhluk yang paling
beruntung,” demikian beliau sampaikan. “Di luar sana banyak orang
yang tertekan hidupnya. Kaya raya, makan cukup, tetapi hatinya tidak
tenang. Tinggal di rumah mewah, dengan tempat tidur yang empuk dan
nyaman, tetapi tidak bisa tidur nyenyak.” Kemudian beliau membandingkan,
“Tapi kita di sini, biarpun hidup dengan penghasilan sekedarnya, biarpun
tidak diberi tempat tidur, biarpun belum makan siang, bisa tidur
nyenyak di masjid.”

Langsung banyak mata setengah terpejam jadi terbelalak.