Circa 1993, mood aku lagi di titik nadir dalam beberapa tahun. Tapi bulan purnama.
Aku keluar, mau motret bulan purnama. Tapi bulan purnama itu bukan buat dipotret.
Ada mendung di tepi langit. Balik ke rumah, baca majalah Yani itu (eh, udah ditulis
kemaren).
Malamnya bulan naik ke atas mendung. Dan terjadilah gerhana. A very special
gift. Bukan mau cerita bulan sih. Mau cerita Ziggyt lagi. Malam itu aku ke rumah Ziggyt.
“Git, gerhana tuh.” Tapi Ziggyt menjawab cuek, “Dingin. Masuk aja yuk.” Ziggyt
itu udah bagian dari keajaiban. Dia nggak perlu keajaiban tambahan :).