Tulisan Nana Djumhana, kiriman Rani di Isnet:
Saat musim gugur, akan terlihat rombongan angsa terbang ke arah selatan untuk menghindari musim dingin. Angsa-angsa tersebut terbang dengan formasi berbentuk huruf V. Kepakan sayap angsa di depan, memberi “daya dukung” bagi angsa di belakangnya, sehingga si angsa di belakang tidak perlu susah payah menembus ‘air wall’ di depannya. Hasilnya, seluruh kawanan angsa dapat menempuh jarak terbang 71% lebih jauh daripada kalau setiap angsa harus terbang sendiri-sendiri.
Ketika angsa pemimpin yang terbang di depan menjadi lelah, ia terbang memutar ke belakang formasi, dan angsa lain akan terbang menggantikan posisinya.
Ketika seekor angsa menjadi sakit, terluka, atau ditembak jatuh, dua angsa lain akan ikut keluar dari formasi bersama angsa tersebut dan mengikutinya terbang turun untuk membantu dan melindungi. Mereka tinggal dengan angsa yang jatuh dan berusaha untuk mendorongnya agar dapat terbang lagi, tidak sampai mati. Setelah itu mereka akan terbang dengan kekuatan mereka sendiri atau dengan membentuk formasi lain untuk mengejar rombongan mereka.