Tahun 1997, seorang utusan PBB diminta menyelidiki kasus kebakaran hutan yang luar biasa di Indonesia. Si utusan menyusun daftar kota yang akan dikunjungi: Balikpapan, Pontianak, Palangkaraya, dan lompat ke Palembang.
Di Balikpapan, ia menerima laporan, “Kondisi kota terus memburuk akibat asep tebel !!”
Di Pontianak, ia menerima laporan, “Penduduk banyak mengungsi akibat asep tebel !!”
Ia gagal melanjutkan perjalanan ke Palangkaraya. “Bandara ditutup karena asep tebel,” kata pihak penerbangan.
Jadi ia ke Palembang. Di sana laporan yang serupa diterima. “Banyak penduduk mengalami gangguan kesehatan akibat asep tebel.”
Maka si utusan kembali ke New York. Di depan sidang, ia memaparkan laporannya: “I have visited several cities in Indonesia: Balikpapan, Pontianak, Palangkaraya, and Palembang. And the people in those cities reported the same conditions to me. So far, the conditions are acceptable.”