Page 97 of 210

Nazaruddin Mengajar Hakikat

Seorang pemuda mendatangi Nazaruddin. Mau mempelajari hakikat, katanya. Ugh, kok ke Nazaruddin ya …

«Berapa lama saya bisa mempelajari hakikat, ya Mullah.»

Nazaruddin memandanginya sejenak. Lalu … «Sepuluh tahun.» katanya

«Selama itu? Saya ingin menguasainya secepat mungkin. Tolonglah. Saya akan belajar sepanjang waktu, mengurangi istirahat, makan minum. Saya akan menyepi untuk belajar, untuk merenung, untuk menjalankan tugas-tugas yang Anda berikan. Saya akan berusaha sekeras mungkin. Berapa waktu yang akan saya perlukan?»

Nazaruddin memandanginya sejenak. Lalu katanya, «Dalam kondisi semacam itu, setidaknya dua puluh tahun.»

Cobalah belajar hidup sambil menghindari kehidupan. Kehidupan adalah kefanaan. Tidak berguna menciptakan kefanaan lain di atas kefanaan.

76 vpd

Emang harus nunggu awal bulan buat nulis statistik pengunjung?

Bulan Januari ini, tercatat 76 kunjungan per hari, dengan nilai ekstrim rendah pada 1, 11, dan 25 Januari. Hit rata-rata 2327 per hari.

Sebagian besar pengunjung memakai MSIE 5.0 di Windows 98, disusul MSIE 6.0 di OS yang sama.

Keyword terbanyak yang dicari dari pengunjung luar (mesin Google di Google atau di tempat lain), adalah: kosmologi, good job, lenin, dan bolshevik. Manusia yang paling banyak dicari adalah: Lenin, Kuncoro, Yuti Ariani, Igor Bogdanoff, dan Timur Lenk

Mesin pencari internal (Freefind) melaporkan hasil rada unik: gelombang mikro, kosmologi, dan artikel.

88091794

Site Graifhan Ramadhani ber-evolusi lagi. Desain kembali ke versi tahun lalu (elegant!). Content yang hampir setahun menghilang, bermunculan kembali, dan updated.

Prakatanya a.l. «Setelah hampir setahun online dalam kondisi yang sangat minimal, situs ini kembali dapat beroperasi secara penuh dengan beberapa perubahan struktur. Situs ini sekarang tidak lagi merupakan situs pribadi, melainkan betul-betul didedikasikan sebagai web berisi informasi sains dalam bahasa Indonesia.»

Mudah-mudahan makin banyak website macam gini di Indonesia.

88043551

Terus gimana nasib iblis sendiri?

Duh … disuruh melempar kebencian, malah mikirin nasib si iblis. Kalau kita masih menyayangi biang kejahatan, kita bakal melempar potensi kebencian kita ke makhluk-makhluk lainnya.

Si iblis, kalau Anda percaya bahwa dia adalah entitas yang hidup (bukan sekedar konsep), Anda juga bisa percaya bahwa Allah adalah Yang Maha Pengasih. Kasih sayang Allah tidak terbatas pada diri Anda sendiri (jangan megaloman gitu ah). Iblis juga boleh kok dikasihi. Tapi bukan oleh Anda.

(Kenapa sih harus dibikin narasi? Whew … begitulah yang kita namai agama — narasi di atas nilai-nilai)

88043532

Makian … kutukan … di mana sih ujung kebencian?

Kayaknya memang kebencian itu manusiawi. Ha-ha-hah, sorry kalau kaget dengan statement kayak gini — aku bukan moralis beneran kok. Kebencian, permusuhan, itu barangkali bagian dari mekanisme pertahanan diri yang terbawa dari zaman evolusi. Tapi karena manusia toh sudah terproklamasikan sebagai makhluk yang paling sempurna (diakui setidaknya di X-Files), sebenernya hal-hal purba kayak gini udah nggak perlu.

Tapi mau diapain warisan yang udah terbawa dari pre-anchestor kita itu?

Buat bikin Mephistopeles senang? Hummmmm #&*@!^*#&^!@*#^*@!^#*&@!^#*@!.

Mephisto sendiri, sebagai tokoh iblis, barangkali memang diciptakan untuk jadi obyek kebencian. Dia bukan lagi jadi sumber lahirnya kebencian (kedengkian, barangkali). Tapi skenario yang terbentuk adalah bahwa dia disetel untuk dikutuki, dijadikan tumpahan sampah kebencian seluruh umat manusia. Memang kita akan selalu punya potensi untuk membenci, memusuhi, menghancurkan. Tapi kalau kita ikuti skenario, bahwa seluruh potensi itu ditumpahkan hanya kepada iblis, maka seharusnya tidak ada lagi kebencian tersisa untuk makhluk-makhluk lainnya.

Jangan pernah lagi membenci manusia, membenci semesta, membenci peristiwa. Lemparkan kebencian kita hanya buat sang iblis yang memang diciptakan untuk itu.

88006446

Baik engineer dan lawyer memang punya law, rule, dan semacamnya. Tapi
engineer jelas bukan lawyer. Di tengah-tengah
hukum-hukum dan panduan-panduan yang ditulis engineer, selalu ada
kreativitas khas yang selalu bikin hidup lebih
hidup.

Yang di bawah ini adalah isi dari RFC-1925. Buat yang belum tahu, RFC itu
sekumpulan hukum dan panduan resmi untuk
konfigurasi dan implementasi Internet. Membuat RFC bukanlah soal mudah. Ada
proses panjang dari pengajuan draft awal,
diskusi dan konfirmasi, pengajuan draft resmi, sidang, editing, sampai
pemberian nomor.

RFC-1925 berjudul The Twelve Networking Truths, diundangkan tanggal
1 April 1996. Tapi percayalah: isinya
bukan April Mob.

The Twelve Networking Truths

  1. It Has To Work.
  2. No matter how hard you push and no matter what the priority,
    you can’t increase the speed of light.

  3. With sufficient thrust, pigs fly just fine. However, this is
    not necessarily a good idea. It is hard to be sure where they
    are going to land, and it could be dangerous sitting under them
    as they fly overhead.

  4. Some things in life can never be fully appreciated nor
    understood unless experienced firsthand. Some things in
    networking can never be fully understood by someone who neither
    builds commercial networking equipment nor runs an operational
    network.

  5. It is always possible to aglutenate multiple separate problems
    into a single complex interdependent solution. In most cases
    this is a bad idea.

  6. It is easier to move a problem around (for example, by moving
    the problem to a different part of the overall network
    architecture) than it is to solve it.

  7. It is always something
  8. It is more complicated than you think.
  9. For all resources, whatever it is, you need more.
  10. One size never fits all.
  11. Every old idea will be proposed again with a different name and
    a different presentation, regardless of whether it works.

  12. In protocol design, perfection has been reached not when there
    is nothing left to add, but when there is nothing left to take
    away.

Abdus Salam

Tahun 1940, orang-orang di kota Jhang, Punjab berbaris di jalan memberi sambutan meriah. Buat seorang pejabat? Bukan, buat seseorang yang jauh lebih hebat dari itu. Orang itu Abdus Salam masuk kota dengan bersepeda. Usianya 14 tahun, dan ia baru saja memecahkan rekor ujian matrikulasi di Universitas Panjab. Ia kemudian memperoleh beasiswa untuk bersekolah di Univ Panjab, dan kemudian di St John’s College di Universitas Cambridge, UK. Ia pernah ditawari masuk Trinity College yang bertetangga dengan St John, tapi ia menolak. Taman di Trinity tidak seindah di St John, katanya. Di Cambridge, ia jadi wrangler (yaitu: matematikawan kelas satu). Kayak si Doel anak
betawi, dia juga rajin sembahyang dan mengaji Qur’an.

Fred Hoyle, kosmolog kondang yang kelak jadi musuh besar Stephen Hawking, menganjurkan Abdus Salam melakukan riset dalam fisika eksperimental. Bencana terjadi, haha. Salam kurang trampil di lab. Hasil eksperimennya suka ajaib, dan ia menulis penjelasan dengan menemukan teori-teori baru. Tapi ternyata itu membantunya untuk betul-betul menyusun teori-teori baru. Ia, misalnya, berhasil menuliskan formulasi matematika yang membuktikan dugaan-dugaan Schwinger, Feynman, dan Dyson mengenai karakteristik elektron. Sejak itu Salam juga mulai memberikan prediksi-prediksi, yang kemudian akan banyak terbukti, misalnya tentang pelanggaran asas paritas.

Fisika itu ibadah, kata Abdus Salam, tapi juga kesenangan.

Ujungnya, pada tahun 1979 ia memperoleh hadiah Nobel untuk Fisika, atas jasanya memformulasikan penyatuan elektromagnetika dengan nuklir lemah, sekaligus membuka satu langkah baru ke penyatuan fisika — hal yang tidak pernah dicapai oleh Einstein (ide yang terlalu cepat, begitulah).

Hmmm, Nobel untuk ibadah, atau Nobel untuk kesenangan? Atau Abdus Salam juga sebenarnya menemukan penyatuan antara sains, ibadah, dan kesenangan? 1 Nobel lagi?

87890019

Yang ini ditulis di mail list math-islam@—.—:

Saya menemukan teka-teki menarik dari buku: jika lima angka 4 (empat) dapat menghasilkan 20, bagaimana kelima angka 4 tersebut dapat menghasilkan 55 ?

Kata yang nulis sih (nggak ditulis ah namanya, beliau kadang suka ke sini sih), jawabannya:

44 + ( 44 / 4 ) = 55

Tapi beberapa peserta protes. Soalnya 44 itu bukan 4, biarpun seolah-olah terdiri dari dua angka 4. Salah satu jawaban yang paling menarik adalah:

( ( 4! + 4 ) × √4 ) – ( 4 / 4 ) = 55

Ada yang punya jawaban lain nggak ?

« Older posts Newer posts »

© 2025 Kuncoro++

Theme by Anders NorenUp ↑