Ini sambungannya, beberapa menit kemudian.
“Tapi tadi pantes Pak, kalau jabatannya diganti jadi Kabid Notwork.”
“Kenapa?”
“Dulu kan analisis trafik kita selalu monthly. Sekarang jadi weakly.”
“Terus?”
“Weakly, Pak. Bukan weekly.”
“Ha-ha-ha-ha-ha.”
Page 78 of 210
Tahu-tahu si beliau, Senior Manager Bidang Network, yang kali ini jabatannya ditulis soalnya relevan dengan cerita ini, udah bertengger di ujung kubikel-ku.
“Koen, saya sekarang bukan Kabid Network lagi.”
“Lho … pindah ke mana, Pak?”
“Sekarang saya jadi Kabid Not-Work.”
Eastern chipmunk, a striped ground squirrel found mostly in eastern North America. Eastern chipmunks have five dark and two light stripes on their backs, extending from head to rump, and two stripes on their long, bushy tails. They are distinguished from other ground squirrels by the white stripes above and below their eyes.
Chipmunks often make their homes in sparse forests or farms, where they can build the entrances to their lodges in stone walls, broken trees, or thick underbrush. A lodge consists of a maze of tunnels leading to a large, leaf-lined nest. Chipmunks spend most of the daylight hours outdoors but head for their lodges before nightfall. Although they are excellent climbers, chipmunks live primarily on the ground.
Chipmunks eat nuts, seeds, insects, and occasionally birds’ eggs. Like all ground squirrels, they have large cheek pouches, sometimes extending as far back as their shoulders, in which they can store food. They collect and store nuts and seeds through the summer and fall. When the weather starts to get cool, all the chipmunks in a region suddenly disappear into their lodges, where they begin hibernation. On warm winter days one can often see chipmunk pawprints in the snow, as they will sometimes wake up and leave their lodges for brief periods when the temperature rises.
Mating season for Eastern chipmunks is mid-March to early April. The gestation period is 31 days, after which a litter of three to six is born. Baby chipmunks leave the lodge after one month and are mature by July.
The chipmunk most likely got its name from the noise it makes, which sounds like a loud “cheep.” You can occasionally see a chipmunk hanging upside down from a tree branch “cheeping” its call.
Source: C++ in a Nutshell, O’Reilly & Associates, Inc
Akhirnya … tanpa iringan simfoni dari Holst … jadi juga kita ngintip Mars dari Bosscha. Kasihan juga sih, para bujangan2 itu Malam Minggu bukannya cari prospek, malah ikutan ngintipin planet di tempat gelap di pelosok Lembang. Tapi biar aja deh, biar hidup mereka jadi variatif, haha :).
Mars yang sekilas tampak merah kekuningan, dari teropong itu jadi lebih jelas warna merah kekuningannya. Lengkap dengan kutub yang putih cemerlang. Phobos dan Deimos nggak keliatan sama sekali. Terlalu kecil, kata mas yang jaganya.
Setelah tahun ini, baru 284 tahun lagi Mars dalam posisi cukup dekat dengan bumi.
Waktu kita turun, mendung menutupi langit lagi, kayak waktu berangkat tadi. Di Setiabudi, mobil disetop segerombolan polisi. Dari mana Mas? tanya salah satu polisi. Dari Bosscha, jawab aku, Lihat bintang. Dia belum puas, trus nanya, Bintang apa?. Kenapa tadi aku bilang bintang ya ?
Lucu juga. Dengan 15000 poin, kita boleh nginep semalam di Santika. Dengan 57000 poin, kita boleh nginep semalam di Hotel JW Mariott. Emang secanggih apa sih Mariott?
Pingin iseng2 ngintip ke sana, pikir aku bulan kemaren.
Ternyata ada yang punya ide lebih jauh dari itu hari ini. Dan ternyata ide yang dia bawa sama sekali bukan ide yang lucu.
Kalau bukan lucu, apa? Ide konyol, goblog, dungu, bebal, suram, dan kufur sepenuhnya.
reality: n. something to be tampered with only after several cups of coffee.
- Always store roasted coffee beans in a sealed container. Do not store in refrigerator or freezer.—–Shelf life is about two weeks for roasted beans.
- Use the correct coffee/water ratio.—–The standard coffee ratio is 2 level teaspoons per 6 ounces of water.
- Start with freshly roasted coffee.—–Without reservation, freshly roasted coffee provides for a smooth, rich flavor.
- Grind the beans just prior to brewing.—–The flavor and aroma are released at this point.
- Make sure the pot is very clean.—–Residues of soap, hard water or old oils may adversely affect the taste of your brew.
- Use good tasting water.—–Bottled water works great!
- For the best coffee flavor, filter with nonreactive metal or glass.—–Use a stainless steel or gold mesh filter, a vacuum-style pot or an expresso maker.
- Drink your freshly brewed coffee right away.—–Don’t let the rich flavor of freshly brewed coffee go to waste!
Independence Day, katanya, hari ini.
Akhirnya … Ariawest bukannya didepak … tapi diakuisisi penuh oleh Telkom (masih NYSE:TLK sampai hari ini), dan dewan komisaris dan direksinya diisi sepenuhnya oleh Telkom … dengan pesan untuk mengganti keculasan bisnis masa lalu dengan elegansi bisnis gaya abad ke-21.
Bisa ?
Wah, orang2 Telkom Jawa Barat baru bangun tidur. Belum juga mandi, belum sarapan. Udah deh, nggak pakai mandi juga nggak pa-pa. Kerja masih panjaaaaaaaaaaaaang.
Hmmmm … jadi overcaffeinated gini …
Ya nih … abis kelelahan tanpa henti dan tekanan darah yang nggak stabil … trus diundang rapat …. jadi ambil secangkir kopi lagi ….
Trus … malah jadi berlompatan … dan ide-ide jadi amat sangat sporadik. Dahsyat dan kreatif sebenernya, tapi sporadik ..l.
Must control …
Wagner, kalau masih ingat nama ini, akhirnya tega membakar Siegfried. Dan kemudian juga Brunnhilde. Si manusia lugu yang dikorbankan untuk menjadi pahlawan yang selalu kesepian dan selalu penuh tanya, akhirnya jatuh di tangan kaum kerdil. Di tangan kaum kerdil yang sama lugunya dan sama-sama terkorbankannya oleh skenario para dewa sok tahu dari Valhalla itu; bukan di tangan kaum raksasa yang selalu mudah dihancurkan oleh tangan perkasa dari hati yang bersih itu.
Wagner, memang sebenarnya jarang menggunakan peperangan sebagai penanda kegagahan dan kegigihan kemanusiaan. Alih-alih, perang nyaris selalu jadi tragedi ketidakmampuan mengatasi realita dengan cara yang cerdas.
Namun perang sendiri merupakan realita. Apakah kita cukup cerdas untuk mengatasi apa yang tersisa dari sampah kebodohan manusia itu, atau kita justru ikut terkusutkan di dalamnya. Cincin Nibelung akhirnya hanya kembali ke pemiliknya … para peri sungai. Berlaksa perang, lengkap dengan kebodohan kisah kepahlawanan serta tragedi di dalamnya, tidak pernah ada maknanya, dan seolah tak pernah terjadi bagi mereka.