Page 58 of 210

Sabar dan Nerimo

Aku baru kemarin cerita ke seorang sahabat tentang QS Al Ashr, tentang pentingnya saling mengingatkan dalam kebaikan dan dalam kesabaran, dan bahwa kesabaran dalam hal ini lebih tepat dipetakan sebagai persistence, bukan patience. Persistence itu kesabaran juga. Sabar, kokoh, istiqomah, dalam menjaga atau mewujudkan nilai-nilai, dan kuat hati melawan segala macam bentuk tekanan. Pantang menyerah dalam berjuang.

Sore ini Frans Magnis Suseno memberikan lecture tentang etika. Salah satu yang beliau sebut adalah tentang konsep “nerimo” dalam budaya Jawa. Konsep nerimo, kata Romo Magnis, bukanlah konsep menyerah menerima keadaan. Konsep ini justru merupakan penguat untuk tidak mau patah menerima tekanan dan tindasan.

Thanks, Romo. Ini makin menguatkan hati.

Dan minggu depan, lecture akan dibawakan oleh Putu Wijaya.

Wolfgang Pauli

“This paper isn’t right. It isn’t even wrong.” Ini kalimat yang cukup terkenal dari fisikawan kuantum, Wolfgang Pauli. Mungkin pernah juga aku buat tulisan tentang Pauli. Tapi biar deh, dobel juga. Pauli bilang, yang nggak boleh dobel itu lepton dalam empat bilangan kuantum yang sama. Dia tak ada sebut apa-apa tentang dua tema kembar dalam sebuah weblog.

OK. Konon, orang boleh bertanya apa pun pada Pauli tanpa khawatir dianggap bodoh; karena bagi Pauli semua pertanyaan itu memang bodoh. Ini terjadi bahkan sejak Pauli jadi mahasiswa. Setelah sebuah kuliah oleh Einstein, Pauli memulai diskusi dengan ucapan, “You know, what Einstein said is not too stupid.” Yup, cuman yang sekelas Einstein yang tidak terlalu bodoh.

Einstein dan Pauli

Aku pernah menulis kesan Feynman tentang Pauli. Dia memberikan ulasan mengapa teori Wheeler-Feynman yang dipaparkan Feynman itu salah, tapi sama sekali tanpa dipahami Feynman sendiri. Pauli sendiri pernah menanggapi seorang fisikawan muda lainnya: “So young and already so unknown.”

Waktu Eugene Gugh — seorang fisikawan lainnya — mencoba mendebat salah satu paparan Pauli, Pauli mendengarkan sebentar, lalu memotong: “Gugh, whatever you know, I know.”

Juga Lev Landau, ilmuwan Soviet yang terkenal keras dan arogan. Landau memaparkan papernya kepada Pauli. Melihat wajah Pauli yang ragu, Landau marah. “Kau pikir ini nonsense kan?” katanya menyerang Pauli. Dan Pauli cuma bisa menjawab, “Nggak. Nggak sama sekali. Idenya terlalu kabur, jadi saya belum tahu ini nonsense atau tidak.”

Setelah PD-2, Pauli sempat bertemu lagi dengan Heisenberg, salah satu tokoh besar teori kuantum lainnya. Sama-sama menyatakan sudah menurunkan semua masalah yang belum terpecahkan dalam teori partikel elementer, mereka berkerja bersama, dan akhirnya menyederhanakan hasilnya dalam satu formula. Hasilnya dipaparkan Pauli di Columbia University, di hadapan tokoh-tokoh fisika, termasuk Niels Bohr (f.y.i., anaknya Bohr ini juga namanya Bohr, juga jadi fisikawan, dan juga memenangkan hadiah nobel, dan berultah pada 19 Juni — tapi ini cerita lain). Setelah Pauli berpaparan, Bohr diminta berkomentar. Jeremy Bernstein menyatakan bahwa diskusi ini adalah diskusi paling tidak umum selama dia jadi fisikawan. Mula-mula Bohr menyatakan bahwa teori Heisenberg-Pauli ini gila, tapi tidak cukup gila. Relativitas dan teori kuantum itu gila, melawan akal sehat yang berlaku. Di lain pihak, teori yang dipaparkan Pauli ini memang ajaib, menarik, tapi tidak cukup gila. Pauli membalas menyatakan bahwa teorinya itu cukup gila. Mereka bicara bergantian. Bohr berkeras bahwa teori Pauli tidak cukup gila, sementara Pauli berkeras bahwa teorinya sangat gila. Ada non fisikawan di sana, seperti Dyson. Tapi dia tidak mau berkomentar menanggapi cara fisikawan papan atas ini berdebat.

Tak lama setelah itu, Pauli sakit dan meninggal. Sebelum meninggal, salah satu yang diucapkannya adalah “Ich weiss viel. Ich weiss zu viel. Ich bin ein Quantengreis.” Dia meninggal di RS, kamar 137 — angka keramat bagi para fisikawan mekanika gelombang.

Site telkom.info

Site telkom.info memperoleh host baru. Host mengambil tempat di Aushost, sebuah layanan premium free webhost.

Hampir bersamaan, site rokok.nukov.net dan site-site kecil yang berbagi domain yang sama, juga sudah memperoleh host baru. Yang ini host-nya mengambil tempat di Futuristic Research And Technologies (FRandT), yang juga sedang menyediakan free webhost.

Wow, abis sekian tahun, masih pakai free webhost?

Good question. Terutama kalau kita terjebak bayangan bahwa webhost berbayar selalu lebih baik daripada webhost gratis. Theoretically, iya. Tapi kalau kita bener2 pernah jadi customer kelas personal dari beberapa webhost berbayar di Indonesia, kita barangkali pernah dipaksa mengubah pendapat itu.

Webhost umumnya memperlakukan customer kelas personal sebagai customer kelas dua. At least, ini terasakan di Neocyber, Masterwebnet, dan Gegar. Kalau kualitas layanan webhost berbayar boleh ala kadarnya, kenapa kita tidak memberi kesempatan pada webhost gratis?

Oh ya, site kun.co.ro berhost di A3+Media. Sampai sekarang belum mengecewakan. Semoga selamanya kayak gini.

OK, sekarang aku punya tugas untuk nggak malas2 lagi ngisi jurnal di telkom.info. Wish me luck!

URL ABCs

Kalau nggak ada ide nulis, conteklah Priyadi. So, here are my URL ABCs:
A is for amazon.com – Bookworm rules
B is for blogshares.com – Belajar maen saham
C is for clients.nic.lv – Lovely domain regs
D is for deplu.go.id – Cari nama dubes
E is for exclusive.blogsome.com – My pictures
F is for forumponsel.com – Window shopping
G is for gkg.net – Modifikasi domain
H is for harry.sufehmi.com – A nice pal
I is for imp.online.fr – Periksa mail
J is for jkt1.detikinet.com – Ugh, kok jkt1 sih?
K is for kun.co.ro – Duh, narsis
L is for login.yahoo.com – Padahal aku nggak punya mail di yahoo
M is for modaco.com – Yang aku ketik adalah smartphone.modaco.com
N is for news.google.com – Berita harian
O is for ourmedia.org – Tempat menyimpan dokumen online
P is for priyadi.net – Semua pengisi kuis ini lari ke sini
Q is for quotationspage.com – Cari kata-kata tokoh tertentu
R is for ruby-lang.org – Apa yang baru di Ruby?
S is for sciam.com – Ada beda otak cewek dengan cowok
T is for tempointeraktif.com – Lumayan, daripada Kompas dan Detik
U is for uk.yahoo.com – Duh, yahoo lagi
V is for vikingkarwur.com – VK
W is for wsmdomains.com – Domain apa yang baru expired hari ini?
X is for xfiles.com – The truth is not here
Y is for yulian.firdaus.or.id – Pemilik mayoritas saham kun.co.ro
Z is for zoneedit.com – DNS

Asia Afrika

Kalau peringatan KAA tidak lagi bergema, persoalannya bukan karena berbagai negara Asia-Afrika disibukkan perkara dalam negeri. Bukan karena masalah politik dan ideologi sudah kedaluwarsa. Ketika KAA disiapkan dan diselenggarakan, kondisi masing-masing negara peserta penuh masalah. Tengok Indonesia. Pertentangan di antara elite politik berlangsung gencar. Pemerintahan bertumbangan secara bergilir.

Lima puluh tahun lalu wawasan universal dimiliki elite politik secara kuat. Persoalan dalam negeri tidak dipisahkan dari persoalan internasional. Kepentingan negara tidak bertentangan frontal dengan kepentingan bangsa.

Lima puluh tahun kemudian, bangsa-bangsa di Asia-Afrika merasa dikhianati oleh negara masing-masing. Solidaritas global masa ini masih ada, tetapi terbentuk bukan di tingkat atau lewat jalur negara. Yang berkembang adalah kerja sama perusahaan swasta tanpa kesetiaan terhadap bangsa-negara. Juga gerakan politik-ideologi masyarakat madani lintas bangsa-negara: feminisme, Islam, lingkungan hidup, demokrasi, dan hak asasi. Dan ini tidak sebatas Asia-Afrika.

Kompas, Ariel Heryanto

Born to be Hanged

Tahun 1927, fisikawan Max Born menghadiri kongres fisika internasional di Como. Pada salah satu sesi, ia merasa bosan. Jadi, pada saat ruang digelapkan untuk memasang proyektor, ia memanfaatkan peluang untuk kabur melalui sebuah pintu. Di koridor, ia menengok kiri-kanan, khawatir ketahuan, dan menatap Rutherford di pintu yang lain, sedang menengok kiri-kanan juga. Rutherford tertawa, lalu berkata, “Kabur juga ya? Ke danau aja yuk!” Dan ke sana lah akhirnya mereka menghabiskan waktu berbincang tentang berbagai hal, dan mengawali persahabatan mereka.

Tahun 1933, di tengah gemuruh kebangkitan Nazi, Born didepak dari kursi keprofesorannya di Göttingen. Rutherford menyelamatkannya dengan mengirim undangan ke Cambridge. Born sendiri tidak pernah lupa bahwa keberuntungannya diawali sebuah kebetulan akibat kebadungan di Como. Maka berangkatlah Born ke Cambridge. Namun begitu mendarat, kaget ia bukan kepalang. Di stasiun terpampang poster “Born to be Hanged”. Ia baru tenang waktu ia baca lebih lanjut bahwa poster itu hanya iklan sandiwara di teater lokal.

Di Cambridge, ia menyempatkan diri bertemu JJ Thomson yang sudah tua. Jauh sebelumnya, di tahun 1906, Born pernah ke Cambridge bekerja untuk Thomson. Putra Thomson, juga fisikawan, membawanya ke ayahnya, dan berkata “Pak, ini mahasiswa yang duluuuu pernah belajar di sini.” Thomson tua menyambut dengan: “Apakabar? Lihat nih. Ini adalah spektrum dari …” dan perbincangan langsung ke arah riset, melupakan tahun-tahun yang berlalu dengan perang-demi-perang.

Namun akhirnya Born pindah lagi ke Edinburgh, dan menjadi profesor fisika di sana.

The Laughing Stars

Mais toutes ces étoiles-là se taisent. Toi, tu auras des étoiles comme personne n’en a… Quand tu regarderas le ciel, la nuit, puisque j’habiterai dans l’une d’elles, puisque je rirai dans l’une d’elles, alors ce sera pour toi comme si riaient toutes les étoiles. Tu auras, toi, des étoiles qui savent rire!

No dla vsekh etikh lyudei zvyozdy nemiye. A u tebya budut sovsem osobenniye zvyozdy. Ty posmotrishy nochyu na nyebo — a vedy tam budyet takaya zvezda, gde ya zhivu, gde ya smeyusy — i ty uslyshishy, chto vsye zvyozdy smeyutsya. I tebya budut zvyozdy, kotorye umeyut smeyatysya.

Hae autem omnes silent. Tu contra stellas babebis quales nemo habet…
Cum caelum nocte intueberis, quoniam in aliqua habitabo, quiniam in aliqua ridebo, propterea tibi omnes stellae ridere videbuntur. Tu stellas habebis risu praeditas!

Për shumicën gjithë yjet atje lart janë të heshtur. Kurse ti, vetëm ti, do të kesh yje që nuk i ka asnjë tjetër…
Në një prej atyre yjeve do të jetoj unë. Në një prej tyre unë do të qesh. Dhe kështu kur të soditësh qiellin natën, ty do të duket sikur gjithë yjet qeshin. Ti do të kesh yje që qeshin.

Aber alle diese Sterne schweiden. Du, du wirst Sterne haben, wie sie niemand hat… Wenn du bei Nacht den Himmel anschaust, wird es dir sein, als lachten alle Sterne, weil ich auf einem von ihnen wohne, weil ich auf einem von ihnen lache. Du allein wirst Sterne haben, die lachen können!

But for everyone the stars are silent. Except from now on just for you.
When you look up at the sky at night, since I shall be living on one of them and laughing on one of them, for you it will be as if all the stars were laughing. You and only you will have stars that can laugh.

Pero todas esas estrellas no hablan. Tú tendrás estrellas como nadie las ha tenido. Cuando mires al cielo, por la noche, como yo habitaré en una de ellas, como yo reiré en una de ellas, será para ti como si rieran todas las estrellas. ¡Tú tendrás estrellas que saben réir!

Exupéry: Pangeran Ketjil

The Stars Would All Go Out

If a picture paints a thousand words, Then why can’t I paint you?
The words will never show, The you I’ve come to know.
If a face could launch a thousand ships, Then where am I to go?
There’s no one home but you, You’re all that’s left me to.
And when my love for life is running dry,
You’ll come and pour yourself on me.
If a man could be two places at one time I’d be with you,
Tomorrow and today, Beside you all the way.
If the world should stop revolving, Spinning slowly down to die,
I’d spend the end with you, And when the world was through,
Then one by one, The stars would all go out,
Then you and I, Would simply fly away

Bahagia Pangkal Sehat

Beberapa link dari Google News menyampaikan paparan Dr Andrew Steptoe, seorang periset dari University College di London, yang menyimpulkan bahwa rasa bahagia membuat orang lebih sehat. Paparan itu menyampaikan bukti berupa hubungan hayati yang positif antara “positive sense of well-being” dengan peningkatan tingkat kesehatan wanita dan pria setengah baya. Paparan aslinya dimuat dalam “Proceedings of the National Academy of Sciences.”

“There’s a direct link between how we’re feeling and the biological processes which relate to illness and illness risk,” kata Dr. Steptoe. “Biology is going to be on the side of those people who are going to be in a more positive state of mind, and it may well stand these people in good stead for their future health.”

Tes telah dilakukan pada ratusan orang di Inggris selama beberapa waktu. Tiap peserta tes diberi beberapa percobaan, dan hidup dengan dimonitor, serta mengisi catatan harian. Hormon semacam kortisol juga diukur setiap dua jam oleh para peserta tes sendiri. Umumnya peserta tes mengakui bahwa kebahagiaan mereka tidak terpengaruh oleh jenis kelamin, status perkawinan, dan pendapatan.

Ini tentu sebenernya bukan berita besar. Sudah lama diketahui adanya link antara stress, kortisol, kekebalan, dan sebagainya. Tapi berita kayak gini memang perlu dimuat di semua koran dan weblog di seluruh dunia, kan? OK, kita teruskan.

“I can’t really prescribe how people should make themselves happier, because philosophers have failed at that for centuries,” kata Dr Steptoe. “But most of our sense of happiness seems to relate to having good relationships with family and friends, and that’s not something that can be maintained without some investment of effort, and keeping an appropriate balance. That balance, of course, is going to be different for different people.”

Dr. Albert Ray, koordinator peningkatan kesehatan di Kaiser Permanente Southern California di San Diego, menyampaikan: “I try to give people concrete things to do to help de-stress. Get a dog, get a cat, go out, play sports, go to their religious institution, do yoga, get married, have a relationship, go on a vacation, do things that can relax a person.”

Dia melanjutkan: “There’s no question that people with a positive attitude have lower blood pressure, suffer less illness, usually have lower cholesterol and better resistance to most infections. And when they do get sick, usually a positive attitude can result in shorter illness. And I think every doctor tries to tell their patient to get out and smell the flowers, go for a walk, read a book, and try and look on the bright side rather than have a negative outlook. It just seems sensible to reason. Even without being a doctor.”

Jadi? Berbahagialah. Jadi bahagia atau tidak itu keputusan Anda, bukan hasil karya lingkungan Anda. Dan kalau sudah bahagia, bersyukurlah; karena itu meningkatkan kebahagiaan Anda. Yeehaa!

Jenaka, Taqwa, Baik Hati

«Jadilah West yang jenaka, taqwa, dan baik hati.»

Gitu ditulis Papap sekian tahun lalu, waktu aku lagi dalam tahap pembentukan personality (sekarang tahap apa yach?). Papap suka nulis kalimat2 ajaib di dalam surat2nya, dan beberapa di antaranya sampai terbayang literatim verbatim di luar kepala. Mirip titah, yang memang nggak pernah dituntut, tapi menarik untuk dikejar. Dan cukup menarik, bahwa waktu orang tua lain pingin anaknya jadi pintar (biar dapat nilai tinggi, gampang cari kerja, dan cepat kaya), Papap pingin punya anak yang jenaka, taqwa, dan baik hati. Masih penasaran aku dengan urutan yang nggak lazim ini. Nggak kayak orang yang demen kategori dan kaku dalam birokras kan?

Beberapa tahun kemudian, waktu tekanan demi tekanan menempa diri, aku suka berbisik: «Pap, jenakanya udah. Taqwa sama baik hati mudah2n bisa menyusul.»

Papap sebenernya doyan berfilsafat, dan pernah jadi musuh yang menarik dalam diskusi filsafat (mind you, waktu2 itu aku nggak kenal nama Derrida atau semacamnya — Nietzsche udah yang paling modern). Kalau difilsafatin, sifat jenaka sebenernya mengacu ke kesukaan meletakkan pikiran dan perilaku secara out of frame. Dan yang menarik adalah bahwa diskursus kita, baik secara personal maupun kolektif, memang patut dipelesetkan. Dan dari situ kita melakukan penilaian kembali atas nilai-nilai. Barulah kita boleh berani memilih nilai yang jadi nilai kita dan kemudian tegak mengayuh hidup di atasnya. Dan pada sesi ini, baru kita jadi umat yang bertaqwa (bukan sekedar mengikut).

Dan baik hati? Ntar ah. Taqwa juga belum :).

« Older posts Newer posts »

© 2025 Kuncoro++

Theme by Anders NorenUp ↑