Page 49 of 209

Kisah Galileo

Galileo yang ini adalah wahana angkasa milik NASA. Diluncurkan tahun 1989 (tertunda 7 tahun, a.l. akibat tragedi Challenger) untuk mengamati Yupiter dan dunia di sekitarnya. Tapi ia diluncurkan ke arah Venus. Trayektorinya: gravitasi Venus akan meluncurkannya kembali ke bumi pada sudut yang tepat untuk meluncurkannya ke arah Yupiter. Judulnya VEEGA: Venus Earth Earth Gravity Assist. Tahun 1991 dia melewati bumi, saat Perang Teluk I, dan NASA harus menginformasikan ke DOD bahwa obyek asing nun di atas sana itu wahana milik NASA, bukan rudal punya Irak atau sekutunya (jika ada).

Melintasi asteroid, Galileo harus membuka antena high-gainnya, yang memungkinkan transfer data dengan kecepatan 134 kb/s. Gagal. Dua buah tim segera dibentuk. Satu untuk mencoba membuka antena high-gain itu. Satu lagi untuk meneruskan misi tanpa antena high-gain. Semua harus dikerjakan dari bumi.

Tanpa antena high-gain, pada saat mencapai Yupiter, antena low-gain hanya akan mentransfer data pada rate 10 b/s, atau 1 gambar per bulan. Mereka lalu memeriksa sistem komputer yang dibawa Galileo. Komputer kuno, tentu :). Prosesornya kuno, sampai designernya sudah seluruhnya pensiun, dan harus dipanggil dari rumah untuk jadi konsultan proyek penyelamatan ini. Namun dekat hari peluncuran, pernah ada penambahan memori dua kali lipat, akibat ada kekhawatiran bahwa memori bisa rusak. Tapi memori tidak rusak, jadi bisa dimanfaatkan untuk hal lain. Yang mereka lakukan: update software. Dilakukan dengan rate data rendah, pada perangkat yang tak terjangkau secara fisik. Satu kesalahan bisa melumpuhkan wahana ini. Syukurlah, tim bekerja baik dalam membuat software yang sama sekali bebas kesalahan (untuk ukuran AS, ini jarang loh). Pertama, dipasang sistem kompresi data yang lebih baik. Kedua, dimanfaatkan tape data yang tadinya akan digunakan untuk keperluan lain. Foto2 bulan Yupiter disimpan pada tape ini, dan dikirimkan perlahan, bahkan saat Galileo tidak berada di dekat bulan yang mana pun. Dengan kompresi berefisiensi tinggi dan media simpan tambahan ini, Galileo jadi dapat mengirimkan hingga 200 gambar per bulan. Tidak seoptimal tujuan awal. Tapi bisa mencapai 70%-nya. Upaya yang hebat. Sementara itu, tim yang bertugas melepas kemacetan antena high-gain menyerah.

Apa yang ditemukan Galileo? Observasi pada Yupiter dan bulan2 di sekitarnya. Pada tahun 1994, ia memotret dari jarak agak dekat, efek tabrakan komet Shoemaker-Levy 9 ke Yupiter. Tahun 2002, ia menemukan sembilan bulan kecil tambahan di sekitar Yupiter. Pada tahun 2000, ia membuat heboh karena tidak melihat kluster bintang Delta Velorium, yang mudah tampak dari belahan bumi bagian selatan. Pengamatan lebih lanjut kemudian menunjukkan bahwa kluster ini mengandung bintang ganda yang bisa saling menggerhanai. Tapi yang paling sering diamati Galileo adalah bulan yang bernama Europa

Sejak 1996, Galileo mendekati Europa delapan kali, dan mengirimkan gambar-gambar yang mendebarkan: adanya lautan cair di bawah permukaan yang membeku. Gunung2 es bergerak ke posisi2 baru sebelum membeku kembali. Dari observasi ini dan observasi tambahan lainnya, para ilmuwan memperkirakan bahwa lautan di Europa bisa saja sedalam hingga 50km. Jumlah airnya bisa lebih dari bumi. Kalau ini belum tampak luar biasa, kita ingatkan bahwa bagi bangsa2 Kaukasia, lautan terakhir yang ditemukan sebelum di Europa ini adalah lautan Pasifik, 500 tahun yang lalu. Kehidupan mungkin saja bisa ditumbuhkan di sana. Mungkin bukan sekarang, tapi ada peluang untuk itu.

Dan akibatnya, Galileo harus dihancurkan. Galileo, suatu saat akan kehilangan kendali, dan ia bisa jatuh ke mana saja, termasuk ke Europa. Padahal, bisa jadi ia masih mengandung kehidupan renik yang terbawa dari bumi. Europa bisa tercemar sebelum disiapkan dengan baik. Pada 21 September 2003, perjalanan Galileo dianggap selesai. Ia dikemudikan ke arah pusat gravitasi Yupiter, masuk ke kabut bertopan di planet raksasa itu.

Bill O’Neil, project director dan salah satu arsitek kunci dalam penyelamatan misi Galileo, terang2an menyampaikan ironinya, “Galileo Galilei hanya dikenai tahanan rumah oleh Gereja atas penemuan yang diharapkan tidak benar; sementara Galileo punya kita ini dijatuhi hukuman mati oleh NASA karena penemuannya yang terbesar: prospek kehidupan di Europa.”

Library Thing

Katalog di Library Thing barangkali memang belum sempurna. Tapi jelas sederhana dan mudah digunakan. Thanks to Harry, again :). Tapi bener nih: Kapan buku2 Indonesia bisa dimasukkan :).

Buat beberapa yang pernah nanya daftar buku via form pesan di site ini, sila kunjungi: http://www.librarything.com/catalog/koen.

Dan buat yang baru ke site ini, dan masih punya pertanyaan kenapa di zaman komputasi canggih macam gini orang masih doyan buku, aku tulis lagi bahwa bukan komputer akan menggantikan buku, tapi komputer akan masuk ke buku, seperti komputer sudah masuk ke telepon kita, ke dompet kita, ke jam tangan kita :).

Français

Udah cukup lama, site kuncoro.online.fr dikosongin. Bulan Juli kemaren, waktu lagi bosen untuk lagi-lagi menjadikan bulan Juli sebagai bulan Bastille (haha) di site ini, aku mulai membayangkan: lucu kali yach, untuk bikin site en français. Kayak biasa, ide harus tertunda, sampai Agustus. Dieksekusi pada sebuah tanggal yang diinspirasi dari nomor kartu Fren cadanganku: 0-8888-05-08-25. Sebagai pemalas sejati, aku pakai Blogger lagi ;). Tapi pemalas sejati yang ini masih malas nulis, jadi copy-n-paste aja dari salah satu tulisan di site ini. Aku belum terbiasa nulis langsung dalam bahasa yang bahkan bukan bahasa kedua atau ketigaku. Sampai sekarang juga yang aku pasang hanya yang pernah ditulis dalam bahasa Indonesia di sini.

So: ini cuman woro2, bukan ajakan atau semacamnya.

Love

Bulan Juni 2005, aku pernah nulis tentang oxytocin. “Pada mamalia non-manusia, hormon ini dikaitkan dengan kelekatan sosial, termasuk fungsi fisiologis yang berkait dengan reproduksi. Lebih jelas, hormon ini membantu hewan mengatasi kecenderungan untuk berjauhan, dan memungkinkan hewan lain melakukan pendekatan.”

Walau urusannya ada kaitannya dengan reproduksi, oxytocin beda dengan urusan syahwat. Yang ini adalah tugas hormon semacam dopamine, neurohormon yang dihasilkan hipotalamus yang pada gilirannya akan memicu pelepasan testosteron, yang Anda hafal sebagai hormon dorongan seksual. Oxytocin adalah hormon yang mendorong kedekatan, kelekatan antar individual. Para antropologis dengan berani menyebutkan: ini adalah hormon cinta (love).

Oxytocin disusun juga di hipotalamis dan dimasukkan ke darah oleh pituitary (kelenjar di bawah otak). Pada cewek, oxytocin menstimulasi kontraksi kelahiran, penyusuan, dan kelekatan keibuan dengan anak yang dilahirkan. Pada baik cowok dan cewek, hormon ini meningkat selama kegiatan seksual dan melejit saat orgasme, dan juga memainkan peran dalam kelekatan pasangan — yang dipercaya sebagai adaptasi evolusioner untuk melindungi anak yang diproduksi sampai mampu berkembang.

Kalau cinta ternyata cuman permainan kimia dan biologi evolusioner, lalu apakah nilai kemanusiaan dan keindahannya berkurang? Tergantung apakah kita termasuk orang yang cenderung berbuat dosa karena terlalu takut berdosa :) :). OK, aku nggak akan bahas soal ini lebih jauh. Buat aku sih, setiap rincian bagaimana semesta digerakkan selalu membuat aku semakin merasa dekat dengan Tuhanku. Ia menyukai proses. Ia menyukai kita belajar. Ia mengajari kita dengan contoh. Dan Ia menunjukkan secara transparan (tapi memerlukan proses riset dan belajar yang panjang), bagaimana proses-Nya menjalankan semesta ini.

Aku tahu nggak semua orang suka yang aku tulis di weblog ini. Tanpa membedakan orang yang bisa melihat Tuhan atau yang tetap jadi atheis ignoramus, cinta selalu terasa indah. Dan setiap orang, sedikit banyak, membenci reduksi cinta jadi peristiwa kimia biasa. Tapi aku sekali dua bercerita tentang Tristan dan Isolde. Dalam kisah yang dijiwai tradisi panjang Celtic, dikisahkan bahwa mereka mengalami jatuh cinta yang akut karena ramuan ajaib (yup, ini Celtic yang sama dengan dukun Panoramix, cuman yang ini belum dikomikkan). Mereka pun sadar bahwa mereka saling sayang akibat ramuan kimia. Tapi toh mereka meneruskan untuk saling sayang. Sayang yang tulus, cinta tanpa kepalsuan, kasih yang mendalam, adalah anugerah dalam hidup; dan memeliharanya merupakan kebahagiaan tak terperi, tanpa peduli dari mana ia berasal.

Soal moral? Hmmm, ntar deh, kalau ada waktu, kita bahas soal game theory yach :).

Soal soulmate? One day :) :).

Serasa Lebaran

Ramadhan tahun kemaren, aku menghabiskan seminggu di ruang tunggu ICU RS Juelek di Bandung. Ramadhan tahun sebelumnya, aku menghabiskan beberapa jam di UGD dan seminggu di rumah abis sebuah traffic accident. Syukurlah tahun ini Ramadhan tidak berbau UGD dan ICU, jadi secara fisik nggak ada yang terlukai. Masa?

Belum juga suara tamu2 Idul Fitri berubah jadi kesenyapan, Retno bertelepon. “Danang kecelakaan. Koma katanya. Di RSPP.” Langsung meluncur ke RSPP, sambil membayangkan Danang, sepupuku yang udah gede dan mulai dewasa tapi mukanya nggak pernah berubah dari wajah anak kecil itu. Ortu dan keluarganya masih pada di Cimahi dan Tasik.

Ah itu kemaren. Hari ini Danang udah mulai sadar. Belum bisa bikin kalimat lebih dari sepatah dua patah kata. Lupa sama kejadian kemaren. Tapi udah keluar dari ICU dan ditempatkan di kamar perawatan. Dan saudara2nya bergantian hadir satu2. Jarang loh lihat sebanyak itu keluargaku. Serasa Lebaran aja :). Semua ketegangan udah berubah jadi kelegaan dan keceriaan.

Bapak si Danang, yang kemaren mukanya setengah tegang setengah nangis, hari ini jadi saingan si Aming Extravaganza. Aku jadi berpikir, bahwa yang bersifat genetik di keluargaku bukan cuma uban yang datang terlalu dini, tapi kecentilan yang nggak abis-abis tanpa pandang situasi, jenis kelamin, dan umur.

Ada si Fiko, teman (teman apa teman?) si Danang yang nganter Danang ke RS, dan setiap hari nungguin sampai malam, tak urung dari sasaran candaan si babe yang nggak abis-abis. Ah, bener, selalu ada ada blessing in disguise.

Udah lama aku nggak bersyukur bahwa aku masih punya keluarga. Lucu2 pula, biarpun kadang suka pada gaanaas :).

Bye

Akhirnya, sapaan selamat berpisah yang sedih lagi dengan Ramadhan. Ramadhan selalu menyentuh, dan selalu unik. Berbeda bukan saja dengan bulan yang lain, tapi juga dengan Ramadhan sebelumnya. Akankah sua lagi dengan Ramadhan tahun depan? Siapa yang tahu :). Hidup itu kokoh dan menarik justru karena ada akhirnya, dan tak tertebak kapan berakhirnya. Tapi andai pun tak lagi sua Ramadhan tahun depan, tak ada yang perlu disesali. Setiap Ramadhan yang lewat adalah kumpulan Rahmat dan Kasih yang terus mencahayai sukma. Dan terus akan terbawa cahaya itu sampai ke kehidupan yang berikutnya.

Mengikuti tradisi Ramadhan yang sangat baik, aku mohon maaf buat semuanya. Kehadiranku sedikit banyak pasti membawa hal-hal negatif, sambil mudah2an ada positifnya sedikit. Mohon maaf, dari hati yang paling dalam.

Semoga Kasih Yang Agung terus memberi ridla bagi hidup kita, di beberapa waktu yang tersisa ini.

Konstanta Struktur Halus

Para fisikawan pernah dikesalkan oleh kumpulan konstanta fisika yang kesannya acak bener. Kenapa misalnya tidak ada hubungan yang indah antara kecepatan cahaya c, muatan elektron e, dan konstanta Plank h. Arnold Sommerfeld pernah menyusun konstanta gabungan α = 2πe²/hc, dan nilainya adalah 1/137,036; atau 1/137 saja. Angka 137 pun jadi semacam angka keramat di kalangan fisikawan.

α dinamai sebagai fine-structure constant, menggambarkan spektrum halus atau selisih lintasan halus antara elektron dalam satu lintasan, namun juga menentukan struktur materi yang kita kenal saat ini. Kalau nilai α  lebih kecil, kerapatan atom akan berkurang, keterikatan molekul akan pecah pada suhu lebih rendah, dan jumlah elemen yang stabil pada sistem periodik akan bertambah. Kalau α bertambah, inti atom yang kecil tak dapat terbentuk, karena daya pisah antar proton akan melebihi daya ikat nuklir kuat yang mengikatnya.

Nilai α tapi memang kemungkinan terdeteksi sebagai tidak konstan. (Duh jadi inget ini: constants aren’t, variables won’t).

Sempat memang para ilmuwan lega bahwa nilai α  ini konstan. Sebuah sisa reaktor alam sangat purba di Afrika Barat menunjukkan tingkat peluruhan yang sesuai dengan nilai α masa kini. Tapi saat para astrofisikawan ikut melongok ke pelbagai kuasar di luar galaksi, mereka mendapati nilai α yang mulai berubah. Dan setiap pengamatan memberikan level perubahan yang berbeda. Jadi belum diketahui tingkat pasti ketidakkonstanan si konstanta ini.

Diperkirakan saat semesta baru terbentuk, dan masih mayoritas diisi oleh radiasi, ekspansi semesta sangat cepat, dan nilai α  lebih tinggi. Kemudian saat semesta lebih stabil, mayoritas berisi materi, nilai α  agak menurun. Tapi kemudian, semesta mayoritas diisi oleh dark energy, dan ekspansi mulai lebih cepat lagi, sehingga nilai α  mulai berubah kembali.

Lucunya, kalau memang nilai α dipengaruhi ekspansi semesta, maka nilai α jadi berbeda di dalam galaksi di mana efek ekspansi tak begitu terasa akibat keseimbangan dengan gravitasi, dan di luar galaksi di mana efek ekspansi terasa lebih dari gravitasi.

Meanwhile, seperti banyak cerita lain, cerita yang ini juga belum selesai.

Hrvatska

Entah mencari jiwaku ke mana, mimpiku membawa aku ke … Zagreb :). Dimulai dengan melihat peta, disusuri dari Italia ke timur, menjauh dari Laut Adriatik, tapi tak terlalu jauh, menyeberang satu negara, dan sampai ke kota itu. Peta yang cukup rinci dan tepat, waktu aku bandingkan pagi ini dengan peta beneran di luar alam mimpi.

Cuman dalam mimpi, aku lupa aku ke negara mana. Bukan Croatia, kayak yang seharusnya. Namanya aneh, mirip Hongaria (bukan Magyar) tapi dengan modifikasi huruf. Abis aku ke Wikipedia, aku baru sadar bahwa memang orang Croatia menamai negaranya Hrvatska. Tapi coba, siapa yang buka peta dan Wikipedia abis bermimpi? :)

Peta diturunkan, dan suasana sore di depanku membuat gedung-gedung, taman-taman, dan jalan-jalan beraroma sepia. Bernuansa cokelat kelabu semata. Seluruh ujung-ujung jalan dan gang berbalur puisi. Puisi tanpa kata, kau pasti tahu maksudku.

Barangkali dalam kehidupanku yang lain, aku pernah mengalami hidup yang cokelat kelabu di sana :). Atau ada aku yang lain sedang di sana. Atau aku sedang mencari tempat buat melabuhkan hati bersama jiwaku, entah harus ke mana.

Dan tanpa kata-kata.

Minix 3

Andrew Tanenbaum mengumumkan diluncurkannya Minix 3. Huh, Minix masih ada? Seriously, di luar dunia pendidikan, apa yang terjadi pada Minix?

Aku sendiri cuman pernah pakai Minix untuk iseng2 mainan OS yang mirip Unix sambil hanya punya akses ke PC. Dan nggak lama, terdengar ada OS yang konon semacam Minix juga, namanya Linux. Aku nggak berminat. Namanya juga bukan pakar komputer :), mikirnya: cuman buat main2 aja, Minix cukup deh. Dan waktu akhirnya Linux mencapai skala marketing global, Minix kayaknya masih di level main2 aja :).

Linus sendiri konon terinspirasi Tanenbaum. Dan tentu terinspirasi dalam dunia computer science bukanlah menjadi acolyte. Justru yang selalu terjadi adalah sebaliknya. Maka terjadi debat panjang tentang strategi penyusunan kernel antara Tanenbaum dan Linus (microkernel vs monolithic kernel). Tanenbaum sendiri menyebut bahwa untung saja Linus bukan muridnya — kalau iya dia nggak akan dapat nilai bagus.

Kembali ke Minix. OS ini masih bisa dibuat kecil. Kurang dari 4000 baris kode untuk kernelnya (bandingkan dengan Linux yang sudah mencapai 2,5 juta baris). Kalau versi 1 dan 2 dipakai untuk pengajaran, Minix 3 dicitacitakan sebagai OS serius untuk komputer dengan sumberdaya terbatas namun tetap dengan keandalan tinggi. Sitenya memberikan contoh target: aplikasi yang memerlukan keandalan tinggi; laptop seharga kurang dari $100 untuk anak2 di dunia ketiga; embedded system (kamera, HP), dll. Fitur yang ada di Minix 3: POSIX compliant, networking dengan TCP/IP, dua kompiler ANSI C (ACK and gcc), 300an program Unix, kemampuan multiuser dan multiprogramming, dukungan memori hingga 4GB, kemampuan menjalankan device drivers sebagai user process, dll.

Maskot Minix 3 adalah seekor raccoon; dipilih karena sifatnya yang kecil, lincah, keren, cerdik, dan … eat bugs.

« Older posts Newer posts »

© 2025 Kuncoro++

Theme by Anders NorénUp ↑