New Scientist melaporkan bahwa spintronik silikon sudah dimungkinkan. Wow! Di awal blog ini (membahas pertanyaan kenapa engineer menulis blog tentang sains), aku bercerita tentang spintronik: manipulasi logika yang memanfaatkan spin elektron (up atau down), alih2 muatan elektron (positif atau negatif, yang disebut elektronik itu). Spintronik akan memungkinkan komputasi yang lebih cepat, kecil, dan hemat energi.
Nah, kali ini, para periset untuk pertama kali telah mampu meginjeksi elektron yang telah terpolarisasi spin ke dalam silikon, kemudian melakukan manipulasi, dan mengukur hasilnya. Sebelumnya, injeksi semacam ini belum dimungkinkan, karena elektron yang diinjeksikan menjadi kehilangan keadaan (state) spin awalnya.
Yang kemudian dilakukan adalah mengenakan magnetasi. Elektron dengan spin yang berlawanan dengan arah magnet akan melambat dan tersebar, sementara elektron dengan spin yang searah dengan sumbu magnet akan terus melaju. Hasilnya adalah arus terpolarisasi yang terdiri atas elektron dengan arah spin yang lebih banyak pada satu arah. Ini kemudian diidentifikasi dengan melewatkan arus ini pada magnet lainnya.
Periset sebelumnya telah membuat spintronik dari logam, kemudian semikonduktor galium arsenida. Namun pada silikon selalu gagal, karena setiap diikat dengan ferromagnet, selalu terbentuk bahan silisida yang mengacaukan arus yang membawa nada spin. Yang kemudian dilakukan sekarang adalah melewatkan elektron berenergi tinggi ke film feromegnetik setipis 5 nm, yang terpasang di atas wafer silikon setebal 10 ?m. Paduan ini didinginkan hingga 85K. Cara ini mampu membawa elektron masuk ke silikon tanpa kehilangan keadaan spinnya. Spin elektron pada silikon itu kemudian dapat diubah dengan memaparkannya ke medan magnet.
Riset lebih lanjut ditujukan untuk mencoba eksperimen pada suhu yang lebih tinggi, serta menggunakan silikon yang tidak terlalu murni. Kemudian … bersiaplah kita memasuki era spintronik.



As simple as click click click, doohickeys berkabel itu mulai dipasang. Dan meluncurlah … wuzzzz … Internet dengan kecepatan yang belum pernah terasakan di … Griya Caraka (hush). Ya, selama ini paling cepat juga via CDMA Flexi atau Fren dengan maksimal 153 kb/s. Kini Speedy meluncur dengan rate sekitar 300 kb/s.



Tahun2 ini, IEEE kadang juga masih menggunakan jargon 4G. Tapi sering juga secara rendah hati disebut B3G (beyond 3G). Kalau kita menyebut sebuah perubahan generasi, kita harus secara jelas menyebutkan peralihan generasi teknologi; sedahsyat waktu analog (1G) pindah ke digital (2G), dan waktu connection-oriented (2G) pindah ke end-to-end packet-based connection (3G). Peralihan generasi bukan cuma soal kecepatan atau ukuran terminal.
Di Jawa, kopi mula2 ditanam di sekitaran Jayakarta, meluas ke Jawa Barat, dan kemudian lebih diperluas ke Jawa Timur, serta kemudian ke luar Jawa. Varietasnya arabika. Sebuah pameran yang digelar di AS (dengan dana yang cukup besar, ditanggung industri kopi Jawa) membuat publik Amerika mulai mengenal kopi dan menjuluki minuman ini sebagai Java. Nusantara, khususnya Jawa, menjadi pengekspor kopi terbesar dan terbaik di dunia. Malangnya, terjadi wabah di tahun 1880an, yang memusnahkan kopi arabika yang ditanam di bawah ketinggian 1km dpl, dari Shri Lanka hingga Timor. Brasil dan Colombia mengambil alih peran sebagai eksportir kopi arabika terbesar, sampai kini. Sementara itu, varietas kopi di sebagian besar Jawa diganti dengan liberika. Tapi tak lama, wabah yang serupa memusnahkan varietas ini juga, sehingga akhirnya 90% kopi di Jawa diganti dengan varietas robusta, kecuali di tempat yang betul2 tinggi.