Page 126 of 210

79017691

ISP Palnet di Ramallah (Palestina) didatangi sekelompok tentara rezim rasialis zionis. Server dimatikan. Para pegawai ditangkap. Gedung disegel. Dan ribuan orang Palestina tidak lagi memiliki akses Internet.

Lebak

Dua belas jam dilewatkan di jalan panjang pulang pergi ke Lebak.
Dimulai waktu gerimis Bandung membelai muka yang menggigil jam 2 pagi.
Melesat menembus kabut tebal Sindanglaya menjelang fajar.
Menjumpai cerah matahari di atas kerasnya tol Jagorawi.
Menembus jalan dikelilingi padang rumput ke arah Serang.
Menatap penduduk Banten yang mulai mengisi hari di Pandeglang.
Dan kembali menemui keramahan orang-orang Rangkasbitung.
Selebihnya adalah kerja lagi.
Dan menyusuri jalan yang sama lagi balik ke Bandung.
Deras hujan jadi gerbang kota Bandung.
Masih juga gelap dan dingin, seperti tak tersentuh cahaya selamanya.
Aku belum tidur.

78932509

Tapi apa berarti Revolusi Perancis jadi salah? Seperti juga Faust yang terjepit,
dan mengikut Mephisto, revolusi juga jadi keniscayaan: sebuah jalan setan yang
harus diambil sebagai satu-satunya kemungkinan lepas dari kejumudan, sang iblis
besar. Dan seperti Mephisto yang mengambil korban satu demi satu, revolusi juga
memakan satu per satu anak-anaknya, rakyat yang innocent, para pahlawan. Segalanya
terbakar membakar dalam api menghitam; dan sekian generasi kemudian baru
menciptakan masyarakat yang jernih, dinamik, ramah, dan … selalu sinis.

78932493

Bastille diserbu. Kenapa bukan Versaille dulu? Atau Louvre? Yang penting
mulanya bukanlah menghancurkan apa yang mereka punya, tapi mengambil kembali
kearifan yang terkurung dan terhinakan. Tapi apa kearifan bisa dibangun kembali
dari simbol?

Kearifan tidak pernah bisa dikurung, dan tidak ada hubungannya dengan label
dan simbol. Maka orang yang lebih kecewa mencari nilai baru dengan membersihkan
yang lama. Istana dijarah. Bangsawan dipancung. Sampai ukuran imperial pun diganti
jadi sistem metrik. (Juga satu minggu diubah jadi 10 hari, tapi urung).

Kearifan tidak bisa disusun dengan pengrusakan. Maka yang terjadi adalah kekacauan.
Teror berkuasa. Dan untuk mengembalikan bentuk masyarakat, diktator baru harus
diangkat. Napoleon memasang mahkota di kepalanya sendiri.

Wellington’s Victory

Wellington’s Victory — rentetan panjang dentum-dentum canon nyaris tanpa henti mengiringi orkestra Beethoven. Setelah mengganti judul simfoni ketiga dengan Eroica, menolak Napoleon yang memahkotai diri sendiri, Beethoven melangkah dengan gagah menjatuhkan pasukan Napoleon. Pasukan yang separuh ragu dan separuh penuh semangat kekanakan, dijatuhkan di depan pasukan yang sekedar menjalankan tugas dari kanjeng sultan di seberang lautan. Trus God Save The King yang lembut dialunkan beriringan dengan fugue yang dinamik.

78854637

Tulisan dari majalah Computer ini udah lama pingin aku tulis di sini, tapi lupa-lupa terus. Sekarang aja deh. Temanya tentang Hukum Murphy. Hukum itu secara umum menyatakan bahwa ?segala yang bisa salah, akan salah.? Dan selanjutnya, ?kesalahan akan datang pada tempat yang paling tidak diharapkan pada waktu yang paling tidak diharapkan.? Maksud Murphy adalah agar quality control di bidang engineering benar-benar diperhatikan.

Tapi interpretasi yang salah atas hukum Murphy justru meningkatkan jumlah kegagalan teknis. Pada kasus Challenger misalnya. Pekerjaan yang sangat besar itu melibatkan banyak pihak, dan tentu akibatnya adalah tingginya probabilitas ketidaksinkronan. Tapi tes-tes selalu menampilkan hasil yang baik. Padahal, pikir para penguji itu, kalau hukum Murphy benar, tentu telah terjadi kesalahan pada tes-tes yang panjang dan rumit itu. Tapi tidak, semua tes menampilkan hasil yang baik.

Maka meluncurlah Challenger ke luar angkasa. Dan pada kali yang kesekian, barulah ramalan Murphy yang asli terbukti. Kesalahan terjadi pada waktu yang paling tidak diharapkan, yaitu waktu implementasi asli, bukan waktu tes.

Pleumeur-Bodou

Pleumeur-Bodou katanya terpilih dalam proyek Telstar akibat letaknya yang dekat pantai Atlantik dan lingkungannya yang tenang, mendukung kejernihan transmisi yang waktu itu sangat peka gangguan.

Sberapa tahun lalu aku sama beberapa cs berkelana di sekitar pantai Armorik sekitaran kampungnya Asterix, buat mencapai Pleumeur-Bodou. Sopirnya gantian, dan kayak biasa aku jadi navigator. Jalanan dikelilingi tebing berwarna coklat cantik. Dan bahkan sampai titik terdekat, kosmopolis bulat raksasa itu nggak pernah kelihatan. Baru di atas jam 1700 kubah raksasa itu tampak. Kayak bulan purnama yang terbit terlalu dekat. Planetariumnya tutup di musim itu. Tapi museumnya bisa dilihat.

Meneruskan pengelanaan jalan kaki, ternyata kampungnya Asterix juga hanya beberapa puluh meter dari situ, ditata sesuai aslinya, dengan atap jerami. Nggak ada patung Asterix, soalnya ini bukan taman ria. Sayangnya nggak ada menhir Obelix juga. Konon dibawa ke Roma semua buat menghancurkan mata uang Romawi dan bikin Caesar jadi senewen.

Pleumeur-Bodou

Today, 40 years ago, at the Radome in Pleumeur-Bodou, France received the first transatlantic transmission of a TV signal via the Telstar satellite. It illustrated the potential of a future world-wide satellite system to provide communications between continents.

The first Radome was only temporary, and was installed in order to house the construction site for the antenna. Both this temporary shelter and the final Radome measured 64 meters in diameter. The final Radome, installed in France in the summer of 1962, is now a museum. It is made of Hypalon coated Dacron and weighs over 30 tons.

« Older posts Newer posts »

© 2025 Kuncoro++

Theme by Anders NorénUp ↑