Page 123 of 210

A Dilbertian World

Yang ini (a) kisah nyata atau (b) kisah Dilbert:

  1. Seorang insinyur dibatalkan promosinya. Waktu ia menanyakan alasannya, bossnya menjawab, “Anda bukan team player.” Lalu si boss menunjuk ke foto perusahaan sambil berkata, “Dalam foto itu Anda tidak tersenyum.”
  2. Seorang boss dan bawahannya bepergian dengan pesawat. Di sebuah lapangan terbang, si bawahan pergi ke telepon umum untuk memeriksa voice mail. Dengan takjub, si boss bertanya, “Jadi voice mail itu bisa didengarkan dari jalan?”
  3. Seorang konsultan menghadapi pendengar dari kalangan manajer dan pekerja. Ia berkata, “Sebuah proses kerja yang baik akan dapat mengatasi ketidakmampuan individual di lingkungan kerja.” Lalu ia meneruskan, “Tapi mula-mula, mari bersenang-senang dulu.”

Jawaban: 1a2a3b. Memang kisah Dilbert terlalu sulit dipisahkan dari kisah nyata.

Negeri Tukang Contek

Satu lagi wajah Indonesia di mata dunia: negeri tukang contek. Dengan recehan sekedarnya saja, seorang idiot lulusan SMA (yang barangkali di SMA juga hobby nyontek) bisa masuk ke universitas eks institut keguruan di Jakarta, dan kalau lulus bakal jadi ahli hukum. Memang konyol, tapi sayangnya wajah bangsa aneh ini memang semacam itu.

Emang aku nggak pernah nyontek di kampus yah ? He-he :). Kalau mau jujur sih, aku pernah nyontek hanya untuk satu mata kuliah dan hanya satu kali. Tapi akhirnya, nilai mata kuliah itu aku gugurkan, dibuang dari transkrip. Nggak tipikal Indonesia sih, dan memang bener-bener anti sosial untuk ukuran Indonesia.

Katanya hidup memang tidak fair. Tapi orang selalu lupa mendefinisikan arti hidup ;).

80107162

Daun teh mengandung kafein sekitar dua kali biji kopi :). Tetapi satu ons kopi menghasilkan lebih banyak minuman daripada satu ons teh. Maka segelas teh hanya mengandung kafein sekitar sepertiga dari segelas kopi, kecuali kalau kopinya keras bener. Tapi ada juga teh yang keras, misalnya Twining’s (rasanya bleh, ampun), yang kadar kofeinnya bisa lebih tinggi daripada segelas kopi.

80107139

Menghabiskan waktu buat merenungi Gandhi, yang melakukan perlawanan dengan damai, yang menentang dengan menderitakan diri sendiri, dan selalu memilih apa yang paling sederhana buat dirinya.
Gandhi melakukan semuanya bukan karena ia memiliki sikap semacam sufi. Sebelum memulai perjuangan, ia adalah parlente dandy yang suka makan enak dan memilih hal yang paling nyaman dan bagus. Tapi perjuangan memerlukan pengorbanan, dan itu ia jadikan keharusan, dengan membuat pengorbanan itu terjadi atas pilihannya, bukan sebagai akibat adanya hal-hal yang tak dapat dikendalikan.

80064997

Philosophia Islamicus, tidak saja membahas dunia filsafat (sebagaimana yang didefinisikan oleh pemakai kata filsafat) dengan dunia Islam, tetapi juga mengkaji masalah-masalah falsafati dari berbagai sudut pandang Islami.

Kenapa sih filsuf muslim jarang disebut dalam wacana falsafati muslim masa kini? Aku juga jarang mengambil kajian dari para filsuf muslim. Soalnya sederhana: kalau kita menyebut nama ini itu, nggak lama ada yang menanggapi: si itu sesat, si ini murtad, si itu syiah, si ini fundamentalis gila, si itu berpaham liberal, si anu bukan muslim karena mengambil ilmu kafir, dst,dst, dan sebagai akibatnya seluruh hikmah dari mereka harus dinistakan. Beda kalau kita bawa nama filsuf non muslim, yang jelas-jelas bukan muslim. Dalam hal ini, yang akan dicela adalah paparan yang dibawakan, dan itu bisa didiskusikan lebih lanjut.

79978401

Biar badai trus menghantam, ku tak pernah kenal menyerah, itulah tekad pelajar yang mulia. Hari ini SMANTI berusia lima puluh tahun. Seharusnya aku ikut menguatkan ikrar bersama alumni lain di Malang. Tapi sohib-sohib yang aku kontak nggak pada bisa dateng. Jadi ya udah deh, kebersamaannya nggak usah diseremonialkan.

Apalah artinya angka, jika dipetakan pada waktu.

79978377

Penyederhanaan dengan label sering membuat kita merasa telah menyelesaikan masalah, padahal yang kita lakukan adalah membuat miniatur situasi.

Misalnya kita menciptakan kebersamaan dengan acara-acara bersama, lalu selesai. Pada saat acara selesai, kebersamaan bukan tumbuh, tapi selesai juga. Rasa kebersamaan kemanusiaan diorganisasikan dalam kegiatan sosial dan bahkan organisasi sosial, tapi di luar itu kita masih acuh pada manusia lain.

Waktu kita bicara soal agama, kita lebih sering berpikir tentang rumah ibadah dan organisasi, bukan sikap rendah hati memandang semesta, introspeksi diri terus-menerus, dan saling mengapresiasi kedekatan masing-masing dengan Allah.

Seni juga sering dipasung dengan dipisahkan dari hidup sehari-hari. Tapi itu cerita lain lagi.

79885045

Puisi Chairil Anwar mestinya diubah jadi gini:

Tuhan,

Dalam riuh,

Kau masih saja menatapku,

Hanya Kau yang tak mungkin berpaling.

« Older posts Newer posts »

© 2025 Kuncoro++

Theme by Anders NorenUp ↑