Page 115 of 210

82404112

Diculik dari JawaPos:

ISNET layak berbangga lagi. Salah seorang warganya, M. Syamsi Ali, menerima penghargaan sebagai Ambassador for Peace dari the InterReligious Federation for World Peace, Senin malam di AS. Wartawan Jawa Pos melaporkan dari Washington DC, penyampaian anugerah tersebut dilangsungkan di New York Center dan dihadiri sekitar 500-an pemimpin dari berbagai agama. Syamsi Ali, pemuda asal Kajang Bulukumba, Sulawesi Selatan ini, memang sudah lama bermukim di New York. Dia juga salah seorang pendiri Imams Council of New York.

Kepada Jawa Pos, Syamsi mengucapkan syukur kepada Allah swt, sebab dia menerima penghargaan itu di tengah gencarnya Islam dipersepsikan sebagai agama kekerasan dan terorisme, serta di tengah gencarnya Indonesia dituding sebagai lahan teroris. “Saya merasa bahwa ini merupakan pengakuan orang lain terhadap kenyataan ajaran Islam yang sesungguhnya,” kata Syamsi, lelaki kelahiran 5 Oktober 1967 ini.

Ini menjadi semacam hadiah ekstra bagi Syamsi yang dua hari sebelumnya sukses menggelar Parade Tahunan Masyarakat Muslim New York. Setelah 1999, ini kali kedua Syamsi Ali menjadi ketua panitia pelaksana event tahunan muslim internasional New York itu. Dalam parade itu juga hadir kalangan dari agama-agama lain. Bahkan, tokoh-tokoh Protestan, Katolik, dan Yahudi juga ikut dalam acara parade yang diketuai Syamsi Ali ini.

82339360

The Top 10 Things Engineering School Didn’t Teach

  • There are at least 10 types of capacitors.
  • Theory tells you how a circuit works, not why it does not work.
  • Not everything works according to the specs in the data book.
  • Anything practical you learn will be obsolete before you use it, except the complex math, which you will never use.
  • Always try to fix the hardware with software.
  • Engineering is like having an 8 a.m. class and a late afternoon lab every day for the rest of your life.
  • Overtime pay? What overtime pay?
  • Managers, not engineers, rule the world.
  • If you like junk food, caffeine and all-nighters, go into software.
  • Dilbert is a documentary.

82296643

Backdoor: paranoia atau realita?

Waktu network komputer belum jadi sesuatu yang serius, backdoor bukanlah
kejahatan. Ken Thompson, si pencipta Unix, bahkan mengakui di depan
pertemuan ACM tahun 1984 bahwa ia punya
sebuah magic password yang membuatnya bisa login di sistem Unix
yang mana pun. Kedengarannya mustahil, soalnya Unix masa itu nggak mirip
program komersial masa kini: banyak yang bisa melihat source code-nya.
Gini caranya: Thompson, dengan kreatif, menempatkan Trojan Horse
bukan di source code sistem operasinya, tetapi di kompilernya.
Yang lebih menarik, dengan cara itu ia juga bisa menerobos sistem-sistem Unix yang lebih baru.

Eric Allman menempatkan backdoor juga di sendmail waktu sistem itu baru
dipakai di beberapa komputer, dan belum dihapus waktu sendmail tersebar
luas. Bill Joy, yang kemudian jadi salah satu pendiri Sun Microsystem,
memasang beberapa backdoor di sendmail; dengan salah satunya, yang dinamai
wizard, bisa memberikan root shell kepada siapa pun yang memiliki
password tertentu.

Tapi kemudian Unix diseriusi jadi sistem komersial yang handal, dan
mainan backdoor semacam itu tidak lagi dianggap pantas. Microsoft sejauh
ini selalu ketahuan menyimpan backdoor untuk lucu-lucuan, yang dinamai
telur paskah. Daftar telur paskah bisa dilihat a.l. di
http://www.eeggs.com/tree/279.html.
Tapi di luar itu, kalangan Microsoft tentu tidak akan membuka rahasia
backdoor mereka, tidak seperti kalangan akademisi Unix.

Jadi kalau mau berulah macam-macam ke pemerintah AS, ciptakanlah dulu
sistem operasi sendiri. Pakai open source software sih boleh
saja, tapi selain periksa source code program-nya, periksa juga
source code kompilernya ;).

82232150

Bener juga yang ditulis orang dari O’Reilly tahun lalu: jangan menahan nafas sambil menunggu O’Reilly menerbitkan buku baru tentang C++. Buku C++ in a Nutshell baru dijadwalkan terbit awal 2003 (dan berdasar pengalaman dengan Ruby, ini artinya pertenganan 2003). Penulisnya Ray Lischner.

Lischner menempatkan manuscript bakal buku itu di http://www.tempest-sw.com/cpp/ untuk direview para pejuang dan eksponen C++.

82232092

Al-Ghazali dalam bukunya Munqidz min al-Dhalâl, menulis: Ada empat
macam pencari kebenaran: (i) para theolog yang mengaku sebagai perintis
pemikiran dan spekulasi intelektual (ii) kaum rohaniwan yang mengaku
memegang autorisasi melalui para imam maksum (iii) para filosof yang mengaku
menjunjung logika dan pembuktian, serta (iv) kaum sufi dan mistikus yang
mengaku satu-satunya yang menerima kehadiran Tuhan dan mempunyai penglihatan
intuitif.

Tentu, tidak seperti kaum ilmuwan masa kini yang melakukan kategorisasi
dan berhenti di sana, Al-Ghazali menyatakan bahwa keempatnya tidak mesti saling
eksklusif. Banyak manusia-manusia yang melakukan beberapa pendekatan sekaligus
(di samping banyak yang tidak melakukan pendekatan sama sekali).

Jadi kenapa harus heran dengan manusia yang menerima kehadiran Tuhannya dalam
hidup real sehari-hari, tapi suka berasyik-asyik dengan soal-soal filsafat,
logika, dan dan kesemestaan?

The Self

What is the self? Barangkali semuanya harus dimulai dari situ, dari waktu si West berumur 6 tahun, dan baru tahu hari ulang tahunnya, dan mulai terganggu oleh pikiran kenapa aku jadi istimewa.

Aku bukan megaloman, tentu, never. Aku cuma heran, kenapa aku bisa merasakan jadi West, tapi nggak merasakan jadi manusia lain. Maksudku, kan si West itu cuma satu dari jutaan manusia, miliaran malahan (tapi aku tahu miliaran ini sekian tahun kemudian). Kenapa aku harus bisa merasakan perasaan, pikiran, dan pandangan si West. Punya sorotan dari kepala si West. Kenapa si kesadaran ini harus ada dan harus di sini dan masuk ke sini?

Ini bener-bener mengganggu dan bahkan suka bikin aku melamun di sekolah. Mengganggu sekali. Barangkali mulai tak terlalu mengganggu waktu aku sudah tersesat di SMA.

Tapi banyak cerita yang sebenernya pemikiran awalnya berasal dari pertanyaan yang bahkan sampai sekarang masih terasa ajaib itu.

82166856

Membahas e-Government lagi dengan pemkot Sukabumi. Tapi beda dengan kota-kota lain yang lebih dulu mematangkan konsep, Sukabumi bakal mulai dari hal-hal teknis yang konkret dan tidak terlalu besar. Seperti biasa, tim kita menempatkan diri sebagai konsultan (free of charge, dengan misi bisnis untuk meningkatkan IT-awareness masyarakat).

OK, aku nggak akan sering-sering memakai “catatan lepas” ini sebagai “catatan harian”. Lagipula udara Sukabumi lagi cerah dan segar. Sayang kalau dipakai buat mikirin pekerjaan terus menerus.

Tujuan berikut adalah Cheribon.

82098527

Dingin malam ini. Melintas Bandung dan menyeberangi sawah luas di Cisaranten. Angin lembut tapi menggigit. Kelelahan terasa di semua otot dan sendi. Aku bener-bener nyaris nggak pernah olah raga lagi, kayaknya, selain memaksakan diri lari di tangga di sebelah lift, dan angkat-angkat komputer.

Bulan tiga per empat putih kemerahan dengan cercah-cercah garis ajaib menghiasi langit.

Terima kasih atas senyum-Mu, Ya Allâh.

« Older posts Newer posts »

© 2025 Kuncoro++

Theme by Anders NorenUp ↑