Category: Web (Page 3 of 5)

AsiaBlogging

Tanggal 6 Juni ini, AsiaBlogging resmi dibuka untuk diakses publik. Ini adalah jaringan blog (sekitar 70 blog, menurut siaran pers mereka) yang dipasang pada belasan domain, tetapi tetap di bawah satu payung. Tahap awal jaringan ini dimaksudkan sebagai network blog dari Indonesia untuk Asia. Sejumlah blogger telah memulai menulis sejak April atau Mei tahun ini. Sebagian besar dalam bahasa Inggris, dan sisanya dalam Bahasa Indonesia. Topik tersebar dari sains, teknologi, olahraga, hingga gaya hidup, kesehatan, dan musik.

Budi Putra, sebagai CEO dan capo de capi dari AsiaBlogging telah mengajak juga penulis seperti Wimar Witoelar, Jenny S. Bev, Ong Hok Chuan, dan Andreas Harsono sebagai blogger tamu.

Tentu, para blogger itu akan dibayar. Tetapi, kata Budi Putra, poinnya bukan hanya soal uang. «Kami memberikan kesempatan kepada siapa saja untuk ngeblog sesuai minat sehingga mereka ngeblog dengan antusias dan penuh cinta. Jadi, mereka tidak perlu pusing soal domain atau hosting blog, mereka cukup menulis atau bikin posting saja.» Ia yakin, blog akan menjadi bacaan alternatif bagi masyarakat. «AsiaBlogging mencoba mewadahi kebutuhan masyarakat terhadap bacaan alternatif dengan cara menghadirkan topik-topik yang niche (spesifik) untuk setiap blog dalam jaringan ini.»

AsiaBlogging didukung sejumlah anggota mafia, semisal tokoh berinisial KW, HS, IA, FF, RM, dan TAS.

Link2:

Nominet

Waktu aku launching tumblelog kuncoro.co.uk, Ikhlas sempat protes: memang domain kuncoro semua negara udah diambil ya? Yah, beda atuh. Yang di US aja belum aku ambil, soalnya kuncoro.us lebih mirip nama dinosaurus, atau sebaliknya bisa dibaca kuncorokurus. Yang di Iran, barangkali, biar kayak Insinyur; atau di di Libya, biar kuncoroly bisa diakui sebagai adverb — secara kuncoro.

Tapi tentu UK punya sesuatu yang beda dibanding negara lain. Souvenir, kata orang Perancis, akan keramahan sebuah bangsa yang sering dicap eksklusif, tapi justru terasa sedemikian hangatnya menerima orang asing yang bahkan di kantornya sendiripun di kota kelahirannya, kerap merasa asing :). Kita tidak bisa memesan domain berTLD FR tanpa memiliki residential di sana, kan? Juga banyak yang harus kita pelajari dari cara kerja orang2 UK. Aku cukup banyak mendongeng soal2 ini, termasuk soal kekuatan sebuah tongkat. Dan bahwa OFCOM di sana sungguh bersih dan berwibawa, dibandingkan … udah ah.

Jadi, apa yang dipelajari dari pemesanan domain di suatu negara beradab? Keterpaduan antara kemudahan, kevalidan, dan keamanan. Pertama, ada registrar swasta yang jumlahnya cukup banyak, membuat harga jadi kompetitif. Murah. Kemudian, ada proses validasi semi manual. Kita ditelepon, diinterogasi tentang status dan mengapa kita memerlukan domain dari UK (“For a personal project,” cukup itu jawabanku). Trus disuruh meneruskan proses transaksi. Selesai. Domain bisa kita pakai.

Namun, setelah domain sudah kita pakai itu, registrar masih terus mendaftarkan kepemilikian domain ke Nominet, yaitu lembaga nirlaba pemegang kendali TLD UK. Tak lama (agak lama dink), Nominet akan menghubungi kita sebagai registrant melalui surat (bukan email). Surat ini berisi sebuah kode yang tersembunyi dalam tab stiker. Kode ini harus kita masukkan ke website Nominet. Berikutnya, kita diberi kesempatan membetulkan nama, alamat, dan status kita di web Nominet. Setelah seluruh informasi kita konfirmasikan, Nominet akan memberikan sebuah sertifikat kepemilikan domain kepada kita.

nominet-certificate.png

Menarik kan? Jadi jangan lupa: kalau memesan domain UK, selalu gunakan nomor telepon asli, nama asli, dan alamat asli. Selanjutnya, kalau kita mau terus menggunakan kepribadian palsu, itu sih urusan masing2. Aku masih menikmati suara Freddie Mercury pada lagu The Great Pretender. Dia memang seniman gemilang.

Blogger Profesional Pertama

1 Maret seharusnya jadi hari bersejarah buat blogger Indonesia. Mas Budi Putra, akhirnya betul2 menyatakan diri keluar dari struktur Majalah Tempo, dan berprofesi sebagai blogger. Dengan demikian, afaik, Mas Budi menjadi blogger profesional pertama di Indonesia.

Blogger profesional? Ya, sementara kami2 yang lain menjadikan kegiatan weblog sebagai hobi, pengisi waktu luang, penyalur kegilaan menulis, atau maksimal jadi sumber penghasilan tambahan; Mas Budi benar2 menjadikan blogging sebagai profesi utama. Bisakah? Kebetulan kami bakal cukup beruntung untuk bisa “mewawancarai” jurnalis ini pada hari2 pertama beliau keluar dari Tempo, karena beliau mengisi hari2 pertama sebagai blogger profesional justru di Bandung. Bandung gitu loh. Jadi soal ini pasti akan kami perbincangkan juga.

Tapi, gilakah meninggalkan Tempo? Maksudku, Tempo gitu lho. “Secara gue aja” dulu pernah bercita2 suatu hari bisa bekerja di Tempo (sebelum akhirnya Temponya dipingsankan Adminitrasi Indonesia tahun 1994). Mas Budi sendiri, memberikan pernyataan di sela-sela acara mereservasi hotel (duh, bahasaku Detikcom banget deh): belum sepenuhnya meninggalkan Tempo. Di Tempo, beliau akan tetap meluangkan waktu untuk membina … Blog Tempo Interaktif, yang memang beliau dirikan. Duh, blog lagi blog lagi.

So, kalau ada yang berminat bergabung dalam acara siang ini; kami di Cihampelas Walk, dari jam 11.00 sampai beberapa jam kemudian. Sila bergabung.

SMS kemarin:
Budi: Reservasinya atas nama siapa? Budi Putra?
Koen: Tentu donk.
Budi: Oh, mana tahu atas nama Toekang IT atau The Gadget Net.
Koen: Atas nama Budiputra sih. Tapi waktu ditanya nama lengkapnya, saya bilang Budiputra dot com.

Tumblelog

Mengikuti titah Enda di id-Blog, aku coba tumblelog. Apa itu? Menurut Kottke, seperti yang dipost di Wikipedia, “A tumblelog is a quick and dirty stream of consciousness, a bit like a remaindered links style linklog but with more than just links. They remind me of an older style of blogging, back when people did sites by hand, before Movable Type made post titles all but mandatory, blog entries turned into short magazine articles, and posts belonged to a conversation distributed throughout the entire blogosphere. Robot Wisdom and Bifurcated Rivets are two older style weblogs that feel very much like these tumblelogs with minimal commentary, little cross-blog chatter, the barest whiff of a finished published work, almost pure editing…really just a way to quickly publish the ‘stuff’ that you run across every day on the web“.

Untuk percobaan, aku set di KUnCOro.CO.UK. Tapi isinya baru tulisan dan gambar buat testing.

BFD Hari-2

Aku nggak datang tepat waktu di Blog Fun Day hari kedua. Ada kewajiban menggerakkan badan untuk menurunkan angka kolesterol. Huh, nggak heran aku nggak pernah suka sama angka.

Peserta hari kedua tak sebanyak hari pertama. Tapi akibatnya, perbincangan dan tanya jawab malah terasa lebih intensif. Biarpun isu2nya aku termasuk narasumber, tapi sebenernya dalam workshop ini aku lebih banyak bertanya. Dan tentu lebih banyak memotret. Sama lebih banyak … jail :).

Trus ada pekerjaan tambahan lain. Ada beberapa pengunjung yang datang untuk bertanya2 tentang Speedy. Memang kita mewarnai acara ini juga dengan suasana Speedy; karena jaringan yang lancar bin ngebut yang kita pakai di acara ini adalah jaringan Speedy (Makasih, rekan2 di Data&VAS Kandatel Bandung). Plus komputernya hasil ngembat dari Telkom juga (Makasih, rekan2 ISC RO Divre III). Tapi kita nggak sempat bikin, misalnya, pojok Speedy, atau tempat pendaftaran Speedy. Akhirnya, aku merangkap juga sebagai tenaga Sales Speedy. Cuman, begitu para penanya mau bener2 daftar, aku persilakan datang ke Pameran Speedy di BEC, Landmark, atau BSM. Mumpung di sana lagi diskon aktivasi 100%. Maaf ya, Telkom — sementara baru bisa segitu :). Oh ya, makasih juga buat rekan2 Marsal Divre III, yang merelakan proyektor dan WiFi-nya dipinjam dua hari ini. Mudah2an lagi nggak pada rapat kayak weekend2 lainnya.

Aa Budi Putra dan Aa Ikhlasul Amal kelihatannya berminat melanjutkan acara dengan merancang sebuah blogjam session. Yummie! Kita trus mulai merancang tempat, content, dan tentu … sponsor. Pasti asik kalau Telkom ditarik lagi. Plus beberapa perusahaan IT. Nokia? Hmmm :). Salah satu alternatif tempat adalah Cihampelas Walk. Halaman luas melingkar berpanggung itu kelihatannya pas sekali. Bayangkan kalau di depan ada musik menarik, dan di samping berderet para blogger yang asik mengisi blog, saling berkomentar, dan saling berinteraksi. Sehari penuh. Atau sehari semalam?

Jadi, trus kita mengakhiri hari dengan meninjau Ciwalk :). Dan menikmati sinar matahari meredup di lembah Cikapundung. Dan membayangkan ratusan atau ribuan blogger berblogjam di halaman di bawah kami. Aku pasti ada di … bawah patung kenari dengan tupai-tupai itu.

Blog Fun Day

Jam 00.30, di tengah deras hujan mendadak, rumah mungil kehijauan itu akhirnya tampak juga. Waktu untuk istirahat :).

Beberapa jam sebelumnya, kami menghabiskan waktu di Dakken, sebuah café bergaya konservatif yang nyaman, memperbincangkan berbagai aspek jurnalisme amatir berbasis web, a.k.a. blogging. Tempat itu dipilih Mas Budi Rahardjo, yang kemudian karena kelelahan tidak dapat bergabung. Pembincang utama adalah Mas Budi Putra, ditemani Ikhlasul Amal, aku, Rendy Maulana, dll. Topik utama malam ini adalah menjajagi roadmap penularan blogging. Dan aku pikir, buat pengunjung site kayak gini, alasanya sudah tak perlu dipaparkan lagi. Blogging mengisi Internet dengan budaya yang lebih sehat dan cerdas. Blogging mendidik orang untuk terbiasa menuangkan dan menyimpan ide dengan lebih baik. Blogging mendorong berkembangnya pergaulan atas dasar ide, bukan hal2 yang lebih remeh. Blogging membuat dunia gagasan dan wacana masyarakat bergerak tanpa campur tangan terlalu banyak dari kapitalis media. Perbincangan semacam ini membuat 4 jam berlalu nyaris tanpa terasa :).

Padahal perbincangan dari jam 20.00 itu dilatarbelakangi oleh sebuah workshop sehari penuh, hanya mengenai blogging. Judulnya Blog Fun Day. Blog Fun Day sendiri bukan kegiatan yang terlalu besar. Memang tampak besar, karena kegiatan ini memakan waktu weekend yang seharusnya dipakai istirahat (dalam praktek, agak lama juga kita tidak menemui weekend yang bisa dipakai istirahat, haha). Judulnya workshop, tetapi formatnya lesehan, dan isinya dari belajar weblog, tanya jawab, hingga seminar mini tentang dunia blogging. Kontributor dari yang serius kayak Ikhlasul Amal dan Budi Putra, yang rada serius kayak Yulian Firdaus (akhirnya ketemu, Jay!) dan Rendy Maulana, sampai yang nggak bisa serius kayak aku.

Nggak bisa serius? Ah ini cuma web. Nggak ada yang serius di dunia web :).

Koskosan

Tepatnya eks-koskosan :).

Memainkan Google Earth di atas Bandung dan Jakarta, sebuah ide melintas: cari Westwood Heath Road :). Beruntung, Coventry dan sekitarnya termasuk yang tercapture dengan resolusi cukup tinggi, sementara daerah Leamington yang hanya beberapa kilometer di sebelah selatan hanya mendapat resolusi rendah. Jadi, inilah dia:

koskosan.jpg

Di selatan adalah Westwood Heath Road, dan bangunan beratap warna laut itu adalah Divlat serta R&D dari Cable&Wireless. Berjajar di belakang adalah asrama atau apartemen atau flat atau barak, atau apa lah kita menamainya. Faraday ada di ujung kiri atas. Ruanganku dulu di Faraday-125.

Situs Cable&Wireless yang ini dulu ada di pantai Cornwall, di tempat terminasi kabel lintas samudra ke benua Amerika. Setelah dunia berubah, dirasa lebih tepat memindahkan situs ini. Dasar orang telekomunikasi, pikirannya suka rada ganjil. Mereka mencari tempat tepat di tengah2 Inggris (dalam hal ini: England). Jadi di Midlands. Jadi di Coventry. Beberapa kilometer dari sini, di tempat bernama Meriden, ada tugu yang merupakan tanda titik tengah Inggris itu. Dan karena Inggris itu pulau (surprise!), maka salah satu keistimewaan Coventry adalah bahwa ini kota di Inggris yang paling jauh dari pantai. Tapi orang telekomunikasi pikirannya suka rada ganjil. Eh, tadi udah disebut. Jadi udah dikepung daratan gini, mereka malah kangen lautan. Maka arsitektur gedung dibikin bersuasana lautan. Atap dibentuk kayak ombak. Dan tentulah warnanya juga jadi biru laut.

Baru sekarang aku bisa lihat dari atas. Sama kerennya dengan tampak depan :). Kalau kita zoom lebih jauh, tampak di depannya ladang2 yang luas, dan di belakangnya hutan kecil. Asli kecil. Dari Faraday-125, kesannya kita sedang terdampar nun di ujung bumi yang mana, dikelilingi ladang luas dan hutan, dan ditemani ombak. Duh.

Dasar orang telekomunikasi memang …

Ceska

Ada apa dengan satu lagi negara Eropa Tengah? Baik2 aja :). Apa sih yang terbayang dari nama Ceska? Milan Kundera yang di mata pemerintah Cekoslovakia dulu namanya mirip Malin Kundang? Atau Sungai Moldau yang mengalir seirama musik Bedrich Smetana? Atau Vaclav Havel sang politikus humanis.

Jam 23.00 lebih. Wajar kalau aku ngelantur panjang. Lima obat dari dokter (plus sekian obat tambahan) ini memberikan efek samping yang menarik: tekanan ajaib dari dalam dada. Dan hasilnya adalah keputusan untuk menempatkan feed weblog2 ini di sebuah server di Ceska, dengan domain Ceska juga. So, comrades, here you are: KOEN.cz –> feed tematik untuk weblog kita.

Gunanya apa? Hmmm. Bisa sih dijawab dengan “pertanyaan nggak penting.” Atau mengikuti kata Wally: “we prefer to ask why not.” Tapi lebih pas barangkali jawabannya: Masih berhubungan dengan rantai panjang yang sudah meliputi Friendster, dan lain2. OK, kalau diperpanjang juga, tulisan ini nggak akan lebih jernih lagi. Obat2 ini udah menguasaiku 4 hari penuh.

Blogroll Menipis

Hmmm, blogrollku menipis ;). Weblog orang Indonesia yang berbahasa non-Indonesia aku unlink dari site kun.co.ro, dan dilink kembali dari kuncoro.com. Sila kirim2 alamat weblog non-Indonesia yang kita tahu, biar link-nya tambah banyak.

Ada nggak ya, yang pakai bahasa Jerman, Russia, Jepang, Cina, dll :).

« Older posts Newer posts »

© 2024 Kuncoro++

Theme by Anders NorénUp ↑