Category: Web (Page 2 of 5)

Blog Readability

Aang: “Loh, Koen, kamu di mana?” (via telepon –red)
Koen: “Masih di kantor. Kenapa?”
Aang: “Di kantor kamu kok bisa ada kata ekstrapolasi?”
Koen: “Hush, nguping. Ada kata asimptotik malahan, barusan.”

Komunikasi memang tidak diharuskan bersifat general. Ia hanya perlu menimbang diskursus (yang dalam terminologi Foucault lebih mirip OS atau platform dalam sistem pikiran individu maupun kelompok) para komunikan. Komunikasi, dengan demikian, hanya memiliki arti yang spesifik bagi komunikan yang terlibat, dan tidak bagi pihak lain. Masalahnya, kalau kita menulis blog, kita suka lupa siapa yang jadi tujuan tulisan. Kadang, konyolnya, kita menulis seperti menulis buat diri sendiri. Bahasa yang kita tulis adalah bahasa yang kita pahami, bukan yang dipahami 68% rakyat Indonesia. Dosa ini lebih khusus menimpa profesional IT, yang memang duluan mengenal blog, tapi akhirnya tidak lebih baik mensikapi komunikasi melalui blog. Syukurlah pada generasi2 berikutnya, blogosphere (ranah blog) banyak juga diisi penulis2 beneran, dari berbagai bidang ilmu.

Oh, di Criticsrant ada semacam tool untuk menguji keterbacaan blog kita menurut tingkat pendidikan pembaca. Blog kun.co.ro ini misalnya, memperoleh score:

Postgrad

Ada yang salah. Pasti :). Ini kan blog berbahasa Indonesia. Tapi kita coba blog Network yang berbahasa Inggris. Ini hasilnya:

Genius

Apparently, ada kegagalan berkomunikasi; secara blog itu tidak ditujukan untuk para jenius, tetapi untuk rakyat biasa yang memperhatikan perkembangan network engineering. Atau kita coba koen.telkom.us (en anglais).

High School

OK, yang ini lebih mendekati segmen pembaca Indonesia :).

Trus ingat kritik Imam Prasodjo minggu lalu, bahwa orang Indonesia amat buruk kemampuan berbahasa Inggrisnya. Beda misalnya dengan di Thailand, yang sehari2 juga warganya jarang berbahasa Inggris, tetapi kemampuan bahasa Inggrisnya sangat baik. Faisal Motik menanggapi bahwa memang kemampuan bahasa Inggris orang Indonesia itu hanya untuk special purpose.  Fisikawan Indonesia bisa berpresentasi amat baik tentang fisika, dalam bahasa Inggris, plus berdiskusi secara mendalam; tapi bahasa Inggrisnya mendadak kacau kalau membahas politik atau sekedar berbelanja.

Ssst, tapi … blog Anda dileveli apa?

3G Week

3G Week, satu dari blogmedia yang dikelola Budi Putra, sedang dalam pembenahan untuk menemukan bentuk baru. Media semacam ini pernah aku cita2kan untuk aku kembangkan, di celah yang agak berbeda. Tetapi demi menjaga keseimbangan hidup di luar Internet (adakah?), aku harus realistis: banyak pernik Internet lain yang harus aku jaga :). Nah, Mas Budi punya pendekatan lain. Terpantau di Amigos, technoblogger profesional ini sempat mencari kontributor untuk memperkuat media ini. Wow, serius. Keseriusan juga tampak dari tampilan 3G Week, yang kini less personal dan more professional. Serius: ini keren. Visi untuk mengejar infoservice semacam Engadget dan Gizmodo, Insya Allâh, bisa terkejar. Orang Indonesia memang keren :).

3gweek.png

Hanya satu kritik: buzzworld datang dan pergi. Nama 3G sama rentannya dengan Web 2.0. Tak lama, dengan alasan komersial, nama seperti ini akan ditinggalkan dan terasa usang. Untuk iseng, barangkali Mas Budi sudah harus memesan domain 5Gweek. Sampai tulisan ini published, masih available. Atau perlu semacam lomba atau rapat untuk menamakan layanan keren ini, sebelum telanjur lebih ngetop lagi :).

Sebuah Taman Virtual

Tepat pada Hari (Bakti Pos dan) Telekomunikasi, kita meluncurkan Telkom.TV. Hah, Telkom negara renik Tuvalu? Bukan, TV yang ini kita culik untuk kerangka yang lebih imut lagi: Taman Virtual. Tapi kenapa taman? Kerangka yang ini dimaksudkan untuk berada di luar kantor, untuk menjauh dari sekat-sekat korporasi, untuk menikmati kehangatan dan keakraban di sebuah taman. Ini adalah tempat bermain bagi komunitas maya. Memang sih, sementara baru terbatas di Jawa Barat & Banten dulu.

Kegiatan awal di Telkom.TV ini adalah — kejutan — Kompetisi Blogging! Ya, kita memang blogger bangedts, merasa harus mengawali dengan blogging, dan mengerangkai lainnya dari blogging :). “Tiada realita di luar blogging.” Kompetisi ini difokuskan untuk kalangan muda, yaitu pelajar, mahasiswa, santri, dengan usia di bawah 25 tahun. Tentu blognya tidak harus dipasang di Telkom.TV. Hey, ini taman, bukan bakery :). Blog boleh di WordPress, di Blogger, di domain sendiri, di mana lah. Waktu kompetisi 3 bulan, dihitung dari hari ini. Penilaian lebih pada content, bukan pada visual (biarpun, tentu saja, harmoni antara visualisasi dengan content harus diperhatikan). Hadiah yang diarisankan adalah sebuah notebook, dan beberapa handphone Flexi dari yang middle-up sampai middle-low. Lebih lanjut, boleh lihat langsung ke Telkom.TV.

Kegiatan yang lain adalah Lomba Desain Webcard. Yang ini untuk memperingati sederetan hari raya di penghujung 2007, dari Idul Fitri sampai Tahun Baru. Syarat dan ketentuan juga ada di Telkom.TV. Hadiahnya juga beberapa handphone Flexi, tapi tanpa notebook. Tenang aja. Namanya juga masih baru.

Tapi, tanpa skrinsyut adalah basbang. Jadi beberapa hari terakhir ini kami mempersiapkan acara launching sederhana. Tempatnya nggak perlu formal: di food court BEC yang diatmosferi Telkom Hotspot, biar aroma Internetnya kental. Peserta dari beberapa SMA di Bandung yang dicurigai banyak bloggernya; dan diwarnai oleh beberapa selebriti blog Bandung (hehe): Budi Rahardjo, Ikhlasul Amal, Rendy Maulana. Sambil bersiap berbuka, Afianto menekan tombol (virtual) merah menyala itu untuk membuka web Telkom.TV. Lalu empat siswa dan mahasiswa jadi pendaftar perdana. Kok cuman empat? Keburu adzan Maghrib sih :). Dan setelah berbuka agak bergegas, aku bertugas memanggungkan Kaisar Blog/Pakar IT Beneran/Rocker Kawakan/Akademisi Badung Budi Rahardjo untuk bertalkshow di atas panggung. Eh, ternyata ini jadi moment paling ramai. Banyak pertanyaan dan tanggapan. Pun sampai Mas Budi turun panggung. Jangan2 sampai rumah pun masih diuber2. Acara puncak, seperti yang ditulis di awal paragraf, adalah: bikin skrinsyut. Jadi seluruh peserta mejeng di depan panggung, kamerawan Denny beraksi menembaki kami, dan jadilah skrinsyut.

Selanjutnya … acara di taman pun dimulai. Sila. Sambil … hehe … masih dipugar.

Kisah lain kegiatan ini bisa dilirik di blog Rendy dan blog BR. Untuk internal Telkom, Nining berjanji menuliskan laporannya. Foto-foto lain a.l. ada di flickr Ikhlas dan flickrku. Sayang sekali Priyadi, Jay, Andika, dan MacNoto nggak sempat hadir. Sekarang, aku mau menikmati Kopi Siborong-Borong hitam pekat dulu.

Geek 95%

geek-95.jpgApa artinya Geek 95%? Artinya bukan bahwa kita misalnya lebih memilih ultimate number ala Douglas Adam daripada ? (pi) atau ? (phi), tetapi bahwa kita memanfaatkan waktu break kita masih juga untuk main-main kuis di Internet, sementara di luar jendela banyak hal2 yang lebih menarik *canda*.

Memang banyak yang masih mengartikan bahwa kaum geek, nerd, hacker, adalah orang yang harus lekat pada komputer dan buku2, serta menghindari manusia dan lingkungan. Padahal, obviously, istilah2 itu hanyalah kata sifat untuk kelakuan yang menyukai pola pikir engineering (termasuk reverse-engineering), serta level keasyikan yang mendalam terhadapnya. Aku nggak mau masuk ke kancah pendetailan nuansa kata2 sifat itu, karena sebagai orang yang dulu sempat tercemar poststrukturalism, istilah2 itu jadi tampak tak lebih sebagai alat bantu yang sifatnya transien saja.

Tapi jadi geek atau tidak jadi geek, yang barangkali lebih menarik adalah menikmati banyaknya alternatif frame dalam berintuisi, berlogika, dan dalam menjalani hidup.


Jadi … berapa skor Anda ?

Hmmm, sementara itu …

coffee-add.jpg

Indonesia IEEE Comsoc Chapter

Walaupun tampak masih jauh dari selesai, website Indonesia IEEE Comsoc Chapter sudah mulai menampakkan bentuknya. Beralamat di ewh.ieee.org/r10/indonesia/com (alamat official pemberian IEEE pusat), site ini memanfaatkan mesin Joomla: CMS open-source yang dikenal handal, meski kadang suka joompaleetan.

id-comsoc.png

Sekedar review, IEEE merupakan institusi internasional yang menghimpun para insinyur elektroteknika dari berbagai bidang studi, termasuk kecatudayaan, telekomunikasi, informatika, komputer, persinyalan, hingga elektronika konsumsi. Terdapat 40 society yang bernaung di dalam IEEE, ditambah lembaga standar dan beberapa lembaga lainnya. Posix, WiFi, WiMAX, Ethernet, dll merupakan ulah lembaga standar IEEE. Communications Society (Comsoc) adalah salah satu society IEEE, yang berfokus pada telekomunikasi dan network, dengan misi menciptakan communications bebas cemrosoc. Indonesia IEEE Comsoc Chapter bernaung baik di bawah IEEE Communications Society maupun di bawah IEEE Indonesia Section yang berada di bawah Region 10 dari IEEE. En passant, angka 10 dalam Region 10 itu desimal, bukan biner.

Biarpun IEEE dan seluruh lembaga di bawahnya terbuka terhadap keanggotaan baru (dengan persyaratan akademis dan teknis yang memadai), tetapi website baru ini tidak siap untuk didaftari anggota baru :). Untuk menjadi anggota IEEE, kita dapat melakukan permintaan secara online melalui website IEEE di www.ieee.org.

Rak Buku

Dulu rak buku baru bisa dipetakan di LibraryThing. Selama beberapa waktu, site ini memiliki interaktivitas yang tak terlalu kaya; sehingga agak jarang aku kunjungi, kecuali sesekali saat ada buku yang baru dibeli, dan ingat untuk update. Baru kemudian akhir2 ini ada feature2 baru.

librarything.jpg

Biasanya adanya feature baru menunjukkan mulai adanya kompetisi. Memang, layanan sejenis sudah mulai dirilis. Beberapa hari yang lalu, aku berkenalan dengan Shelfari. Shelfari cukup berbaik hati, memperbolehkan kita mengimpor CSV dari LibraryThing, sehingga kita tak harus menambahkan buku satu per satu dari awal.

shelfari.jpg

Eh, malam ini, blog Nita memperkenalkan satu lagi rak buku maya: GoodReads. Boleh impor CSV dari LibraryThing juga. Langsung eksekusi.

goodreads.jpg

Yuk, cari 10 perbedaan :). Hush. Yang perlu dilakukan adalah mencari feature yang menarik dari site2 ini, terutama yang berkait dengan review, dan ide2 baru tentang buku yang menarik untuk dibaca. So, aku menjelajah dulu ya :).

SciVee

SciVee, konon dicitacitakan untuk menjadi YouTube untuk kalangan saintis. Diluncurkan baru bulan lalu, ia masih dalam versi alfa. Penciptanya, Phil Bourne, adalah farmakologis dai University of California, San Diego. Alamatnya di scitube.tv.

scitube.jpg

Bandingkan juga dengan JoVE (Journal of Visualized Experiments), di jove.com, yang diluncurkan pada tahun lalu. Yang ini berisikan rekaman para saintis yang sedang melakukan eksperimen mereka.

jove.jpg

7 Years of Highly Defective Blogging

Lalu apa yang terjadi selama 7 tahun blogging? Kedangkalan, yang juga sekaligus mencerminkan hidup kita. Kita — penulis blog ini dan orang2 yang sempat membacanya. Dan pendangkalan itu bukan prestasi besar yang diraih dalam semalam saja.

Blog pernah menjadi sarana berkomunitas yang menarik. Dulu satu blog digunakan bersama untuk saling berkomentar, sebelum ada sistem commenting resmi, plus trackback, plus agregasi, plus blog network. Blog juga bisa jadi sarana membuka diri buat orang yang dalam kehidupan sesungguhnya tak pernah mampu mengungkapkan dirinya (bukan, ini bukan sebuah kekurangan, kalau kita ingat bahwa perspektif kita justru lebih tajam saat kita melatih menangkap yang non-verbal). Blog, tentu, bisa jadi penyimpan kenangan. Saat CFS meretakkan banyak sendi ingatan dan merencah konsentrasi (terutama 4 bulan terakhir ini), beberapa cuplikan kisah di blog serasa mengaitkan kembali pada hal2 berharga yang sering tanpa sengaja terpendam (I miss u, Dad). Hal2 yang begitu dangkal, begitu personal, begitu tertutup, begitu chaotic, begitu miskin. Tak salah kalau seorang pelawak menuding blog hanya sebagai trend sesaat: bukan sebagai bagian dari narasi2 besar (yang justru selalu kita tertawai di sini, di blog2 ini), bukan bagian dari revolusi informasi (yang lebih tampak sebagai narasi yang dibesar2kan), bukan bagian dari pembangun mentalitas bangsa (yang lebih sering digunakan untuk lawakan yang lain lagi).

Blog hanyalah kekitaan. Kekinian. Kefanaan. Gue banget. Dan 7 tahun berlalu. Sungguh buang2 waktu. Yuk, kita rayakan, seperti juga kita merayakan hari2 yang berlalu dalam hidup fana kita. Hidup tanpa narasi besar, tapi selalu kita resapi proses mengalirnya yang indah. Dan kita syukuri dengan senyum kepada-Nya.

Satu Bulan AsiaBlogging

AsiaBlogging diluncurkan satu bulan lalu. Pada Hari-H, tidak ada acara resmi selain di blog. Ini acara blogging, anyway :). Hari itu aku memirsa AsiaBlogging sendirian di Dakken, via komunikator. Pertemuan non-virtual pertama baru terjadi minggu lalu, di Starbucks Ciwalk juga. Sebenarnya cuaca lagi nggak pas untuk kopi. Tapi Budi Putra pingin bernostalgia, dan Thomas belum pernah ikut mencobai Starbucks yang itu. So, jadilah kami sekali lagi bertemu di Ciwalk. Mudah2an berikutnya kita bisa lebih kreatif memilih tempat :).

Tepat pada Ulang Bulan ini, Blogfam Magazine memaparkan ulasan atas AsiaBlogging. Yang jadi victim untuk interview adalah Harry Sufehmi dan aku. Tapi kelihatannya kami berdua sama2 lagi overloaded, jadi Elsa sebagai penulis harus mempertaruhkan kesabarannya :). Maaf ya Elsa. Dan terima kasih.

bizet.jpg

Artikel 1: Blogging: Kita Semua Menjadi Aktivis
Artikel 2: Asia Blogging Network: Kerja sama dan Jaringan

Scitopia

Scitopia, mesin pencari yang dikhususkan untuk dokumen riset sains dan teknologi, yang diterbitkan lembaga2 tertentu. Beralamat pada domain scitopia.org, benda ini diharapkan dapat mempermudah pencarian hasil riset (artikel di jurnal yang bersifat peer-reviewed, paper di konferensi teknis, paten, dll) tanpa terganggu derau Internet. Haha, derau :). Google punya prakarsa sejenis, sebenarnya. Tetapi Scitopia yang baru dimulai ini diharapkan memiliki keketatan pemilihan materi yang lebih tinggi. Ada plus dan minusnya dibanding prakarsa2 lain yang sejenis.

Aku sendiri lebih suka memanfaatkan mesin ini sebagai gerbang IEEE. Desain Scitopia nan simpel dan elegan memudahkan mencari artikel2 IEEE secara lebih mudah daripada kalau kita mencari di IEEE Explore atau mesin IEEE lainnya. Juga ada nilai tambah yang luar biasa bahwa dia menampilkan juga artikel non IEEE yang berkaitan.

Scitopia dirancang oleh Deep Web Technologies. Mereka memberi judul mesin ini mesin cari federasi. Jadi mesin ini membaca data dari database setiap organisasi yang berfederasi, bukan meroboti setiap artikel satu demi satu. Kadang dengan cara ini Scitopia justru bisa menampilkan artikel yang formatnya tidak dikenal oleh robot, atau yang terletak di gudang yang tak dapat dimasuki robot. Scitopia tetap menjanjikan bahwa artikel segera dapat dicari dalam waktu yang tak lama setelah diterbitkan.

Selain IEEE, terdapat 14 organisasi lain yang berfederasi mendukung Scitopia. Jumlah dokumen baru mencapai 3 juta, termasuk yang sudah berusia 150 tahun.

« Older posts Newer posts »

© 2024 Kuncoro++

Theme by Anders NorénUp ↑