Category: Life (Page 14 of 31)

Sakura

Wah, ternyata workshop-nya diseling acara peringatan ultah intranet Telkom. Kacau, aku dipaksa nyanyi lagi. Apa sih lagu yang pas buat ultah sebuah site? Aku nyanyi Sakura aja, peninggalan Fariz RM (udah ke mana tu orang sekarang ya). Enakan lagu yang riang dan pakai teriak-teriak, buat nutupin demam panggung, hehe :).

Kayaknya sekian puluh tahun di Telkom (hehe), aku cuman berhasil dipaksa nyanyi dua kali. Yang pertama dipaksa Mr Judy Iskandar tanggal 19 Juni sekian tahun lalu di Cirebon, waktu ketahuan aku berultah. Dari kamar (aku ngabur soalnya ada yang mulai bagi-nagi info ultah –red) aku dipanggil buat ngebahas network plan, katanya. Keluar, dikasih ucapan selamat ultah, dinyayiin Happy Birthday (dengan suara Mr Judy yang world-class itu), trus ujung-ujungnya disuruh nyanyi sendiri, dan ditinggalin. Aku lupa aku nyanyi apa waktu itu. Yang jelas bukan salah satu cuplikan opera Wagner.

81578545

Makhluk ajaib itu sempat menyesal, kenapa hidupnya banyak dipakai buat bermalas-malasan. Belajar, secara efektif, cuman 1 jam sehari. Selain itu exploring tak menentu aja. Olah raga pun nggak, bahkan boleh dibilang nggak suka. Otot-ototnya suka sakit dan sukar diatur untuk berkoordinasi dalam olah raga teratur.

Sakit pada otot itu kemudian diseriusi tim dokter. Hasilnya memang sangat serius, para dokter bilang. Dan manusia bukan makhluk yang tabah secara alami. Jadi si makhluk ajaib itu banyak merenung dan menarik diri. Dan mulai menyukai musik-musik Wagner. Dan entah dapat inspirasi dari Wagner (yang karya-karya terbaiknya diciptakan dalam keterjepitan) atau memang dari karakter asli dirinya yang selama ini terpendam dalam rutinitas hidup, dia mulai menseriusi hidup, dan panggilan hidupnya untuk menggali ada apa di balik formulasi semesta yang indah ini. Dan hidup mengalir panjang, biarpun otot-otot tubuh benar-benar dilumpuhkan, pada akhirnya.

Di Eropa, waktu mau menghadiri opera Die Walküre yang serba gelap dan serba cerlang itu, dia ambruk. Nyaris divonis mati dokter-dokter Swiss, tapi dilarikan di Inggris dan diselamatkan, biarpun kehilangan suara. Dan tetap tidak bisa bergerak. Di waktu-waktu itu dia mulai punya ide untuk menulis buku tentang riset-risetnya, dalam bahasa publik, untuk dikonsumsi orang banyak.

Cerita-cerita lain tentang Stephen Hawking akan menyusul, kalau ada waktu lagi.

Ridla

Verbum sapienti, gitu kata Enya di Cursum Perficio yang biasanya menyusul
Watermark. Cukup kata-kata pendek dan tepat untuk kaum yang bijak. Bukan
kaum yang bijak dalam arti yang berjubah putih, tentu (canda), tapi yang
bisa menempatkan setiap wacana dalam konteks.

Barangkali zaman dulu banyak ujar-ujar di luar konteks, jadi pendeta Hindu
purba tidak memperbolehkan setiap orang baca Veda. Sekarang juga kita
suka nyengir kalau ada yang menyitir Qur’an di luar konteks, kan ? :).

Dulu ada yang marah-marah dengar lagu “Padamu Negeri”, soalnya, katanya,
tujuan hidup kita hanya Allâh, bukan negeri. Ugh. Aku pingin tahu
konsep mencari ridla Allâh tanpa mengabdikan hidup untuk masyarakat
dan untuk negeri. Rajin shalat, berceramah di kampung, bagi zakat tepat
1/40 harta, dan sedekah sekedarnya, plus nabung buat haji. Kali.


“Mau ke mana?”
“Ke Rancaekek.”
“Jawaban kamu salah. Seharusnya: menuju ridla Allâh.”
“Oh iya. Jadi kamu mau ke mana?”
“Menuju ridla Allâh.”
“Oh iya. Kita satu tujuan donk. Ayo bareng naik mobil saya.”
“Eh iya, tapi saya mau ke arah barat, bukan ke timur.”
“Katanya mau menuju ridla Allâh. Kok sekarang ganti jadi menuju arah barat?”

Kalau keterusan bisa jadi Syech Siti Jenar.

“Siapa itu?”
“Aku Allâh.”
“Oh, itu Syech Siti Jenar?”
“Syech Siti Jenar tidak ada. Satu-satunya zat yang ada ialah Allâh.”

Padahal oknum yang sama dengan yang memarahi lagu Padamu Negeri itu
juga anti dengan kaum-kaum yang mirip Syech Siti Jenar.

Nabi Palsu

Daripada cerita SQL Server, mendingan cerita isi buku itu lagi. Sekarang tentang nabi palsu.

Seorang yang mengaku nabi ditangkap dan dihadapkan ke muka khalifah. Ia pun diinterogasi di depan sidang.

Khalifah bertanya, “Siapa engkau?”

Si nabi palsu menjawab, “Aku Musa ibn Imran, utusan tuhan.”

“Dan kau membawa tongkat yang bisa jadi ular?”

“Ya.”

“Coba buktikan.”

“Tongkat itu baru jadi ular di depan raja yang mengaku jadi tuhan. Apakah Anda mau mengaku jadi tuhan?”

“Tidak. Coba tunjukkan mukjizatmu yang lain.”

Si nabi palsu meminta air. Lalu ia mengambil batu dari kantongnya. Batu itu dimasukkan ke air, dan mulai larut.

Salah satu punggawa berteriak, “Itu tipuan. Coba pakai batu dari saya!”

Lalu si nabi palsu membalas, “Fir’aun yang jelas-jelas sesat saja tidak pernah berkata ke Musa: coba ulangi dengan tongkat saya.”

Khalifah mulai bosan dengan kelakuan nabi palsu. Ia bertanya lagi, “Kalau benar kamu nabi, kepada siapa kamu diutus?”

“Kepada kalian semua!”

“Kamu cuma orang gila,” kata khalifah.

“Setiap nabi diutus kepada kaum yang sesuai dengannya,” kata nabi palsu.

Sidang dibubarkan.

Agama Itu …

Cerita klasik yang terlupakan, trus disebut di buku ini lagi.

Seorang lelaki menghadap Rasulullâh di bulan Ramadhan. Ia mengaku kena musibah, yaitu menggauli istrinya di siang hari bulan Ramadhan.

Sesuai hukum, orang itu harus memerdekakan seorang budak. Maka Rasulullâh bersabda, “Kau harus membayar denda untuk memerdekakan seorang budak.”

Lelaki itu menjawab, “Saya tidak punya uang, ya Rasulullâh.”

“Kalau demikian, kau harus membayar dengan berpuasa dua bulan berturut-turut.”

“Saya tidak mungkin mampu, ya Rasulullâh. Satu bulan pun sudah batal puasa saya.”

“Kalau tidak mampu, maka kau harus memberi makan 60 orang miskin.”

“Saya betul-betul tidak punya uang, ya Rasulullâh.”

Kebetulan, di dekat Rasulullâh ada seikat kurma. Rasulullâh menyerahkannya kepada lelaki itu.

“Gunakan kurma ini. Berikan makan kepada 60 orang miskin.”

“Maksud Anda, yang lebih miskin dari saya?”

“Ya.”

“Saya miskin, dan belum menjumpai orang yang lebih miskin dari saya.”

Rasulullâh tersenyum. “Kalau demikian, gunakan kurma itu untuk memberi makan keluargamu.”

51 vpd

Thanks, chums :). Daily visits di site ini mencapai record baru untuk bulan Agustus: rata-rata 51 visits per hari.

Log juga menyebutkan bahwa setiap hari ada 105 halaman yang dibuka, menghasilkan hit sebesar 1341.

Aku jadi rada penasaran juga. Memang ada beberapa temen virtual yang mengaku sering ke site ini, sekitar 5 sampai 7 orang lah. Nah terus 40 sisanya, apa sih yang Anda-Anda cari di site ini?
Apa cuman tersesat?

Abu Bakar Dimaki

Di keramaian, tiba-tiba Sayiddina Abu Bakar dimaki-maki orang. Ia kaget,
tapi berusaha diam menahan diri. Tapi si kalap masih terus berkata-kata
kasar. Gelisah, Abu Bakar melihat berkeliling, dan tampak Rasulullâh
melihatnya, sambil tersenyum. Ia mencoba bersabar. Tapi si kalap tak
kunjung berhenti, padahal Abu Bakar ingin menemui Rasulullâh. Maka
Abu Bakar menghardik dengan kasar agar ia menghentikan bicaranya.
Lalu Abu Bakar menengok ke Rasulullâh, tapi kaget ia mendapati bahwa
Rasulullâh justru berlalu. Ia pun mengejar Rasulullâh.

“Apa yang terjadi, Yaa Rasulullâh?”

Rasulullâh bersabda, “Pada saat kau bersabar menerima cobaan,
malaikat menemanimu dan menguatkanmu. Tapi pada saat kesabaranmu habis,
dan kau membalas kejahatan dengan kejahatan, maka setanlah yang
menemanimu.”

Aku yang kalibernya jauh dari Abu Bakar, bisakah mempertahankan kebeningan
jiwa?

Alcatel Omniswitch


Alcatel has announced the next generation of switching platforms for the enterprise. The OmniSwitch 7000 series and the OmniSwitch 8800 are high-capacity switching platforms designed for core, wiring closet, and edge implementations.

These new platforms are built from the ground up for IP Communications and convergence, and feature carrier-class availability, smart continuous switching, distributed multi-layer security, intelligent switching/routing, embedded server load balancing, dynamic mobility, and simplified “OneTouch” manageability. Key features include unprecedented port density, advanced QoS capabilities with OneTouch QoS, distributed architecture, and carrier-class functionality – all at enterprise costs.

Oops

Kenapa trus Dilbert mirip dokumentasi, bukan candaan? Scott Adams punya teori. Kalau kita berada dalam situasi absurd, dan tidak mampu mengatasinya, kita lama-lama akan menerimanya sebagai hal yang wajar.

Paling sekedar bilang “Hari ini hidup agak kacau,” atau semacam itu.

Kemudian kita disentak dengan menunjukkan keajaiban ala Dilbert, lalu ada yang bangun lagi di pikiran kita, berceletuk: “Ups!”

A Dilbertian World

Yang ini (a) kisah nyata atau (b) kisah Dilbert:

  1. Seorang insinyur dibatalkan promosinya. Waktu ia menanyakan alasannya, bossnya menjawab, “Anda bukan team player.” Lalu si boss menunjuk ke foto perusahaan sambil berkata, “Dalam foto itu Anda tidak tersenyum.”
  2. Seorang boss dan bawahannya bepergian dengan pesawat. Di sebuah lapangan terbang, si bawahan pergi ke telepon umum untuk memeriksa voice mail. Dengan takjub, si boss bertanya, “Jadi voice mail itu bisa didengarkan dari jalan?”
  3. Seorang konsultan menghadapi pendengar dari kalangan manajer dan pekerja. Ia berkata, “Sebuah proses kerja yang baik akan dapat mengatasi ketidakmampuan individual di lingkungan kerja.” Lalu ia meneruskan, “Tapi mula-mula, mari bersenang-senang dulu.”

Jawaban: 1a2a3b. Memang kisah Dilbert terlalu sulit dipisahkan dari kisah nyata.

« Older posts Newer posts »

© 2025 Kuncoro++

Theme by Anders NorenUp ↑