Author: Koen (Page 36 of 86)

Timbal

Ada ceritanya kenapa administrasi Amerika suka menamai dirinya sebagai Leader of the World. Kita mulai dari seorang Thomas Midgley, seorang ahli mesin yang mendadak suka bereksperimen dengan kimia. Saat bekerja di General Motors tahun 1921, ia menemukan bahwa senyawa tetraethyl lead mampu mengurangi gejala ketukan pada mesin. Waktu itu lead (timbal) sudah diketahui sebagai unsur beracun. Neurotoxin. Sedikit berlebihan terpapar olehnya, dapat terjadi kerusakan otak dan jaringan syaraf pusat yang tak dapat diperbaiki. Gejala yang lebih ringan meliputi kebutaan, gagal ginjal, dan kanker. Menyadari bahaya timbal, pada tahun 1923, tiga perusahaan (General Motors, Du Pont, dan Standard Oil of New Jersey) membentuk perusahaan bernama Ethyl untuk memproduksi tetraethyl lead sebagai aditif bagi bahan bakar mobil. Nama Ethyl digunakan untuk menyembunyikan nama Lead, tentu. Pada hari2 pertama produksi, sejumlah karyawan mengalami keracunan. Beberapa meninggal. Namun Ethyl menyembunyikan fakta ini. Midgley bahkan menampakkan diri di depan wartawan sambil mencium senyawa TEL (begitu mereka mengkodekan nama senyawa ini, menyembunyikan nama lead). Tentu, kalau jauh dari wartawan, Midgley sangat2 menjauhkan diri dari TEL.

Kita beralih ke seorang geolog, Clair Patterson, yang sedang berproyek mengukur usia bumi. Dia menggunakan metode pengukuran isotop timbal, diambil dari batuan tua, di lab yang steril. Batuan tua sulit ditemukan di bumi (karena pergeseran lempeng benua). Patterson bergagasan untuk mengukur meteorit saja. Toh, meteorit itu terbentuk pada saat yang kurang lebih sama dengan planet2. Kesalnya, semua batuan, baik batuan tua dan meteorit, tercemar timbal. Maka Patterson membangun lab steril itu. Tahun 1953, analisis spektrum kristalnya akhirnya menghasilkan angka usia bumi: 4550 juta tahun (plus minus 70 juta tahun) — angka yang diakui para ilmuwan hingga 50 tahun kemudian.

Tapi lalu Patterson mengalihkan perhatian pada timbal, yang sempat mencemari eksperimennya. Kok bisa, katanya, orang tidak tahu bahwa udara kita sudah sedemikian tercemarnya oleh timbal. Ada beberapa studi kesehatan yang pernah dilakukan (tapi disponsori oleh industri tetraethyl lead, eh TEL). Misalnya bahwa kadar timbal dalam keluaran manusia amat minim. Penelitian ini tentu menyesatkan, karena sebenarnya timbal tidak dibuang: dia tersimpan permanen dalam darah dan tulang makhluk hidup, yang tidak diukur dalam penelitian itu.

Patterson melakukan pengukuran di lapisan es di Greenland. Lapisan es itu mirip lapisan pada kayu pohon: ada garis tahun yang dibentuk oleh perbedaan cuaca pada musim panas dan musim dingin. Penelitian Patterson menunjukkan: nyaris tidak ada timbal di atmosfir sebelum 1923, tetapi kemudian kadar timbal meningkat cepat memasuki konsetrasi yang membahayakan.

Penemuan Patterson segera mempengaruhi karirnya. Orang Ethyl ada di mana2, dari Mahkamah Agung hingga pimpinan National Geograpic Society. Dana risetnya dibatalkan oleh lembaga2, dari lembaga swasta hingga lembaga yang berafiliasi ke pemerintah. Caltech (tempat bekerja Patterson) ditekan untuk mengeluarkan Patterson. Terakhir, dia juga dikeluarkan dari komisi Dewan Riset Nasional, pada 1971. Tetapi khalayak terlanjur paham apa yang terjadi, dan membentuk tekanan2 tersendiri. Maka pada tahun 1986, tetraethyl lead dilarang digunakan dalam BBM. Kadar timbal dalam darah orang Amerika pun turun 80%. Tetapi karena timbal tak dibuang, kadar itu tetap 600 kali lebih tinggi daripada orang abad sebelumnya. Timbal kemudian juga dilarang masuk ke cat rumah. Dan tahun 1993, timbal dilarang masuk ke komponen kemasan makanan. Di Indonesia, kita turut menikmati pembebasan ini dengan hilangnya Bensin Super, dan kemudian masuknya Premix dan kemudian Pertamax. Ethyl tak lagi memproduksi BBM, tetapi di laporan tahunannya, dia masuk membukukan penjualan TEL.

Clair Patterson meninggal tahun 1995. Tanpa penghargaan resmi apa pun (termasuk untuk keberhasilan menentukan usia bumi). Dan bahkan namanya jarang dikenal. Jujur deh, Anda pernah mendengar nama ini sebelumnya? Thomas Midgley sendiri meninggal tahun 1944. Tetapi sebelum meninggal, ia sempat menciptakan satu lagi bencana permanen bagi bumi: CFC, si perusak ozon. Jika timbal abadi di manusia, CFC abadi nun di lapis atmosfir di atas sana, aktif melubangi ozon, dan membiarkan ultraviolet kosmis membunuhi makhluk bumi. Terima kasih atas riset2 orang Amerika yang disponsori kalangan industri. We sincerely call you the LEADers of the world.

ACCU Second Reminder

ACCU Renewal Time, judulnya. Second reminder. ACCU adalah komunitas Programmer C/C++ dan semacamnya (C# dan Java disebut2 juga). Beberapa tahun terakhir ini, nama Wastuwibowo K tercatat sebagai satu2nya warga Indonesia yang menjadi member. Tidak lagi. Diabaikannya Second Reminder ini, berarti menghilangnya nama ini dari daftar member. Dan berarti hilangnya nama Indonesia juga. Tentu, bangsa Indonesia tidak kehilangan apa pun :). Tapi, seandainya ada yang berminat tetap mempertahankan nama Indonesia di komunitas ini, bergabunglah. Kunjungi site ACCU di www.accu.org, yang sudah terdegradasi jadi mesin Xaraya dengan Ad-Sense (duh).

Aku sebenernya masih C Coder. Hanya tidak punya waktu untuk terus mempertahankan diri menjadi member.

Protagoras dan Gödel

Socrated memarahi Protagoras, gara2 filsuf yang terakhir ini memungut biaya pengajaran dari murid2nya, untuk hal mana Protagotas menanggapi “Kalau murid2ku tidak menerima ilmuku dengan baik, aku akan mengembalikan uang mereka.” Di sini kelucuan bisa dimulai.

Misalkan seorang murid, eh dua saja deh, mendatangi Protagoras. Yang pertama minta uangnya dikembalikan. Protagoras bertanya, “Bisa menjelaskan kenapa saya harus mengembalikan uangmu?” Lalu si murid berargumentasi menjelaskan, dan Protagoras menanggapi: “Kamu sudah bisa menggunakan dialektika dengan baik. Maka uangmu tak bisa dikembalikan.” Murid 1 keluar dan murid 2 masuk dengan permintaan yang sama. Kembali Protagoras bertanya, “Bisa menjelaskan kenapa saya harus mengembalikan uangmu?” Murid yang ini terdiam sesaat, lalu menggeleng. Protagoras pun mengembalikan uang murid yang ini.

Jadi aturannya: claim hanya dapat dipenuhi jika alasannya tak dapat dijelaskan.

protagoras.jpg

Tapi misalkan kita mendatangi lembaga DPR Republik BBM, di mana setengah anggotanya selalu jujur dan benar dan setengahnya lagi maniak pembohong yang ngaco. Dan katakanlah kita sebagai peneliti hanya bisa menyatakan hal yang valid dan benar. Tetap ada hal2 yang tidak bisa kita buktikan. Misalnya seorang anggota yang jujur menemui kita, dan berkata “Anda tidak bisa membuktikan bahwa saya jujur.” It’s OK, karena toh tak terlalu jelas bedanya orang jujur dan tidak. Tetapi masalahnya, jika kita tahu dia memang jujur, maka yang dia katakan adalah benar, dan berarti kita bisa membuktikan, dan artinya pernyataan dia salah (bahwa kita tidak bisa membuktikan). Maka, memang akhirnya statement itu jadi tak terbuktikan.

Trus dari sini kita bisa keterusan lari ke Teori Ketidaklengkapan Gödel. Tapi sementara ini, nggak keterusan dulu deh. Weekend gini mau ada rapat juga loh.

Taqwa

Berpuasa mentransformasikan iman menjadi taqwa. Mengunjungi salah satu weblog BR, aku ingat pernah mengkompilasi tulisan tentang taqwa, dan dipasang di sebagai Materi Tarbiyah di website KTPDI. Di bawah ini adalah cuplikannya, diambil tanpa izin pengurus Isnet masa kini. Artikel lengkapnya ada pada link ini: Taqwa (Materi Tarbiyah).

Taqwa adalah salah satu istilah kunci dalam Al-Qur`an. Namun tidak terlalu mudah untuk memaparkan arti taqwa. Umumnya taqwa didefinisikan sebagai takut pada Allah (atau God-fearing) yang ditandai dengan menjauhi segala larangan-Nya dan menjalankan semua perintah-Nya. Namun dalam Al-Qur`an, kata takut telah memiliki padanan, yaitu khasyiya dan khawf. “Dan hendaklah orang-orang takut (khasyyah) seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertaqwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.” (QS. 4:9)

Nampak bahwa ada nuansa perbedaan antara takut dan taqwa. Taqwa lebih cenderung kepada suatu sikap etika. Orang-orang yang beriman dan mengikuti petunjuk Allah justru akan dijauhkan dari ketakutan atau suasana ketakutan. “… Sesungguhnya akan datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, akan lenyap segala ketakutan (khawf), dan ada pula kesusahan.” (QS. 2:38)

“Sesunguhnya orang-orang yang mengatakan: Rabb kami ialah Allah, kemudian mereka tetap istiqamah maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita.” (QS. 46:13)

Kurang tepat jika taqwa diterjemahkan dengan sesuatu yang mengandung kata fearing. Hamka justru menyatakan bahwa kata taqwa justru mengandung kesan berani dan melawan takut. Maka akan lebih tepat untuk menafsirkan taqwa sebagai lurus. Mutaqqin, orang yang bertaqwa, orang yang lurus (righteous) pada jalan Allah. Orang yang tidak menyimpang dari jalan Allah.

Di dalamnya, kita akan mendapati sikap menghindari kerusakan, menangkal kejahatan, dan kehati-hatian. Orang yang bertaqwa adalah orang yang memiliki mekanisme atau daya tangkal terhadap penyimpangan yang merusak diri sendiri dan orang lain. Sikap taqwa dibentuk dengan mensucikan diri dan pikiran, seperti yang ditegaskan dalam QS. 91 (As-Syams) berikut :

  1. Demi matahari dan kilaunya,
  2. dan bulan apabila mengiringinya,
  3. dan siang apabila menampakkannya,
  4. dan malam apabila menutupinya,
  5. dan langit serta pembinaannya,
  6. dan bumi serta penghamparannya,
  7. dan jiwa serta Ia (Allah) yang menyempurnakannya,
  8. dan mengilhamkan padanya kefasikan dan ketaqwaan,
  9. sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu,
  10. dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.

Cimahi

GajahmadaC4.jpg

Ada Jalan Gajahmada di Cimahi. Dulu. Mudah2an sekarang belum diubah namanya. Ada lapangan luas di sana. Dulu. Sekarang sebuah masjid anggun bertahta di atasnya. Ada bocah bandel yang suka berlarian di atas lapangan. Menangkap ulat dan cacing. Menunggui kakaknya pulang sekolah. Atau bahkan berkeliling naik becak tanpa izin ortu. Dulu. Sekarang ia sedang mencari dirinya di atas genangan kenangan.

Cimahi.

Aku sedang mencari lagi diriku. Dimulai dari sebuah kenangan yang menguat jadi kekangenan. Dan ziarah. Makam itu sudah bercungkup. Nama yang begitu aku kagumi terukir di atasnya. Kusentuh halus nama itu, dan kubiarkan tangan berdebu itu kemudian mengusap kepalaku. Dan hatiku.

Maafkan aku. Ternyata masih cengeng. Berhasil menahan tangis. Tapi sambil tersendat juga doa. Doa melaju antara hentak hati, dan kerinduan yang masih juga dalam. Besok Ramadhan. Dua Ramadhan yang lalu …

Besok Ramadhan. Aku harus melangkah lagi. Adakah langkahku menuju ridlaNya? Atau sekali lagi hanya bermain dalam teka teki indahNya? Apa pun. Yang aku tahu: aku harus melangkah. Dan esok ada langkah baru.

Saroyan Lagi

Dan kuda putih lagi. Yang ditunggangi pagi itu oleh sepasang kakak beradik di negeri Armenia itu. Tercekat si adik melihat seorang tetangganya memergoki mereka bersama kuda putih itu. Tapi si kakak menenangkan.

Tapi tentu, si tetangga lebih tercekat lagi. Dihampirinya kuda itu. Benar-benar mirip kudanya yang hilang bulan sebelumnya. “Kalau aku tak mengenal kalian, tentu aku berani bersumpah bahwa ini kudaku yang hilang bulan lalu. Duhai, betapa miripnya.” Ia membuka mulut si kuda, dan mengamati giginya. “Bahkan gigi-giginya pun serupa benar. Aku hampir berani bersumpah.

Tapi aku mengenal keluarga kalian. Aku lebih mempercayai hatiku daripada mataku. Barangkali saja kuda itu memiliki saudara kembar juga. Selamat jalan, sahabat-sahabat mudaku.” Lalu ia berlalu. Kuda yang dicuri itu akhirnya kembali di suatu pagi yang lain. Lebih sehat dan lebih jinak.

Cerita yang aku baca dari zaman SMA ini (zaman ketika seorang guru mengatakan bahwa pandangan mataku selalu tajam) terlalu lama membekas. Tentu aku tak bisa mengharapkan punya sahabat yang lebih mempercayai hatinya daripada matanya. Sahabatku manusia, bukan malaikat :). Tapi setidaknya, untuk sahabat-sahabatku, aku masih akan lebih mempercayai hatiku daripada mataku. Setajam apa pun mataku kata pak guru itu. Ke mana ya beliau?

Feynman dan Feminis

Astronom itu, Arthur Eddington, menikmati sebuah malam dengan pasangannya. Menatap bintang, si wanita menyatakan kekagumannya akan cercah cahaya bintang gemintang itu. Dan Eddington menanggapi, “Sayangnya, saat ini, akulah satu2nya manusia yang tahu bagaimana bintang itu bisa bercahaya.” Apa kesan kita baca kisah semacam ini? Empati akan kesepian seorang ilmuwan yang belum berhasil berbagi ilmu ke masyarakat? Tak semua orang punya kesan yang sama. Sekelompok kaum feminis menuding kisah ini sebagai penghinaan, seolah2 kaum wanita tidak bisa memahami fisika nuklir.

Kisah di atas, dan satu kisah lain dipasang Richard Feynman di sebuah buku kuliahnya. Kisah satunya adalah tentang seorang wanita pengemudi yang dihentikan seorang polisi karena melanggar batas kecepatan. Si pengemudi berkelit dengan menanyakan definisi kecepatan (velocity), yang tentu tidak bisa absolut. Kisah ini sebetulnya menggambarkan bahwa wanita pengemudi ini memahami fisika. Tapi kaum feminis menuding kisah ini sebagai penghinaan bahwa wanita tak dapat mengemudi dengan baik.

Surat kritik atas tema2 itu dibalas Feynman dengan surat pendek: “Don’t bug me, man.”

Bulan berikutnya, Feynman menerima penghargaan dari Persatuan Guru Fisika. Feynman datang ke acara itu diantar adiknya, Joan, serta disambut unjuk rasa kaum feminis yang memasang poster “Feynman sexist pig” disertai surat kritik dan surat balasan Feynman itu. Joan turun dan meminta salah satu poster dan surat untuk dibaca. Ke tempat acara, penyelenggara (seorang fisikawan wanita) melihat Feynman didampingi seorang wanita yang membawa poster protes, dan langsung memberi pertanyaan: “Apa Anda tahu bahwa Pak Feynman punya adik perempuan yang didorongnya menjadi PhD dan ilmuwan di bidang fisika juga?” yang langsung dijawab Joan dengan “Ya donk. Sayalah si adik itu.”

Feynman berpidato dikelilingi para pemrotes (yang ternyata dipimpin seorang pria). Ia menyaluti para pemrotes, dan mengatakan bahwa memang sesungguhnya masih ada diskriminasi gender dalam bidang fisika yang harus diatasi bersama. Lalu ia memulai pidato dengan suatu tema yang diyakininya menarik minat para hadirin wanita, yaitu tentang struktur proton. Para pemrotes langsung terdiam. Pidato (tentang struktur proton) berlangsung tertib.

Selesai pidato, seorang pemrotes masih mendekati Feynman.
“Anda masih harus dipersalahkan. Kenapa pengemudinya harus wanita?”
“Kenapa bukan simpati pada si polisi, yang dipecundangi si pengemudi?”
“Siapa peduli? Di mana-mana polisi memang seenaknya saja.”
“Anda seharusnya peduli. Polisinya juga wanita.”

Kopi Indonesia

sbux2006.jpgSalah satu yang bikin negeri Indonesia kesohor adalah … kopi :). Duh, kirain kejutan. Setelah edisi khusus Kopi Kampung yang 100% asli Sulawesi, Starbucks kembali meluncurkan edisi khusus. Edisi Ulang Tahun. Di covernya tertulis bahwa edisi ini merupakan paduan antara kopi2 Asia Pasifik dan kopi2 Indonesia yang langka. Rada menarik, biarpun pasti nggak semenarik Kopi Kampung.

Tapi, di rumah, kopi2 udah aku tata rapi: Kopi Aceh, Kopi Toraja, Kopi Malang Sidomulyo, Kopi Flores, Kopi Bali. Kayaknya belum perlu cari Edisi Ulang Tahun ini :).

Yang aku perlu dari Starbucks paling Kopi Decaf. Buat nemenin kerja malam, biar tetap segar, tapi abdominal pain tak perlu terjadi. Starbucks biasanya menawarkan dua macam: Sumatra Decaf yang extra bold atau House-Blend Decaf yang medium. Sumatra Decaf lebih menarik dan berkarakter. Pun seandainya aku bukan chauvinist (dan memang aku bukan chauvinist).

Dan, menjelang Ramadhan, kira2 kopi apa yang paling pas buat sahur dan buat buka puasa?

NGN Conference

NGN-conf.jpg

Atau NGNGN — Next Generation NGN. Kita memperbincangkan soal ini akhir abad lalu di Bid Network Divre III, dalam bentuk protocol bernama Megaco. Dan kemudian nama yang agak fancy di awal abad ini: Softswitch. Akhirnya mereka menemukan bentuk bernama NGN, dan diulas secara teknis di jurnal-jurnal IEEE, dan sempat aku bikin whitepapernya. Whitepaper ini kemudian dibuat versi non-Telkom dan dipasang di IlmuKomputer.com. Namun setelah itu NGN berevolusi. Ia kemudian distandarkan oleh ITU-T. Konferensi TPE (Telkom Pre-Eminence) tahun 2003 khusus membahas NGN. Waktu itu titik beratnya lebih pada hal2 teknis, seperti standardisasi, interoperabilitas. Kemudian forum yang lebih kecil, yang aku lupa namanya. Dan tahun ini, Telkom menyelenggarakan Konferensi NGN.

Atau NGNGN itu. Karena pengkajiannya sudah selangkah ke arah implementasi nyata.

Yang dibahas bukan lagi soal standardisasi, tetapi bagaimana Telkom bersama bangsa ini akan memulai langkah2 awal menyusun service dan network masa depan, yang diharapkan benar2 akan merevolusi service infokom yang ada saat ini. Service diharapkan akan lebih efisien dan fleksibel, yang artinya adalah aneka ragam layanan efektif dengan harga yang jauh lebih rendah daripada jaringan saat ini. Jangkauan layanan akan meliputi juga layanan mobile dan wireless. Everything Telkom 3G lah.

NGN-mug.jpgKerjasama disusun dengan berbagai vendor, konsultan, dan operator lain yang lebih dahulu melangkah. Mudah2an sih, industri dan kalangan akademi bangsa ini mau mulai bangun. Agak susah bikin segalanya murah kalau kita masih segalanya impor. Nggak perlu kelas dunia dalam arti gemerlap. ZTE yang acak2an itu saja sudah berani, dan diterima dengan baik, dengan improvement yang sambil jalan. Masa kita yang lebih beradab ini nggak berani? Cumab perlu kemauan untuk mulai terjun, aku kira, daripada sibuk bikin forum sana sini.

Di luar konferensi, ada pameran. Menarik juga. NGN dan non NGN. Telkom sendiri, selain memiliki booth Telkom bernuansa NGN, juga punya booth Flexi dan Speedy yang bernuansa network masa kini. Masa kini gitu loh. Padahal di Network Divre III, kita udah mendiskusikan ADSL ini jauh di pelosok tahun 1996. 10 years bo! Makasih buat temen di Siemens/Juniper, Softrecom, untuk diskusinya yang hangat. Dan makasih sekali untuk Alcatel untuk perbincangan yang tak kalah panasnya dengan hidangan kopi panas dan donatnya mantap!

« Older posts Newer posts »

© 2024 Kuncoro++

Theme by Anders NorénUp ↑