Author: Koen (Page 36 of 87)

Buku Awal November

Beberapa bulan kemarin, aku sempat mencuplik Feynman (Feynman dan Feminis). Ini diambil dari salah satu bab buku “What do you care what other people think.” Hm, judulnya gue banget ya? Haha. Tapi topiknya bukan itu. Mizan akhirnya menerbitkan terjemahan buku ini. Judulnya dikomersialkan jadi “Feynman, genius fisika paling cool sedunia.” Mirip yang terjadi pada buku pertama (Surely you’re joking, Mr Feynman), Mizan juga melakukan sensor atas beberapa adegan yang dianggap tidak indonesiawi :).

Buku lain yang bisa bakal jadi kontroversi adalah “Kartun Riwayat Peradaban.” Aku baca versi Inggrisnya abad lalu, pinjam dari Perpustakaan Teh Ranti (heh-heh-heh). Terjemahan Indonesia baru terbit Jilid II-nya, setelah yang Jilid I terbit bulan kemarin. Dasar kartun, hal2 yang biasanya disebut2 sejarawan secara samar dan santun itu malah dibikin konyol dan vulgar. Kita harus bersiap melihat tokoh Moses, David, Socrates, Alexander, Asterix (!), Gautama, Konfuzi, Yeshua, Saulus, dibelejeti. Dan entah kalau Buku Jilid III keluar. Barangkali FPI harus siap2 baris lagi di depan Penerbit KPG. Syukurlah, FPI suka lupa sama 24 nabi yang lain.

gonick-12.jpg

Sebenernya, udah agak lama aku memutuskan nggak beli kartun Gonick, yang rajin diterjemahkan KPG. Pertama, kalau kita doyan baca buku sains (dan juga sejarah), buku Gonick tidak menawarkan hal2 baru atau kelucuan baru. Kedua, aku nggak suka melihat paparan kecongkakan. Lucunya, aku malah beli dua jilid ini. Lupa alasannya. Tapi bahwa seluruh tokoh agama dan filsafat sekaligus ditelanjangi oleh satu serial buku aja, aku pikir itu menarik. Efektif, daripada setiap agama dan filsafat harus saling menyinyiri satu sama lain :). Jadi kalau Anda selama ini telanjur doyan menertawai agama orang lain, beli saja buku Gonick, dan puaskan ketawa sampai agama Anda juga ditertawai. Dan kalau geram pada “ilmuwan dan kartunis yang doyan menertawai nilai2 orang lain,” percayalah bahwa yang mereka lakukan tak lebih dari menertawai kemanusiaan dan menelanjangi diri mereka sendiri. Dan kalau nggak pingin bikin kartunis kaya dengan cara kayak gini, nggak usah beli bukunya :). Tapi kalau alasan untuk nggak beli hanya gara2 nggak suka teori evolusi, mendingan dicoba untuk suka dulu :). Allah menciptakan semesta ini indah :), tanpa harus disesuaikan dengan selera2 kita yang juga beda2 ini.

Ada buku apa lagi yach. Onno W Purbo menulis tentang ADSL dan Speedy. Mizan, selain menerjemahkan Feynman, juga menerjemahkan buku Gleick: Isaac Newton. Aku belum baca versi Inggrisnya, jadi belum tahu apakah ada semacam sensor dari Mizan. Elex menerbitkan beberapa buku dari Jubilee Enterprise tentang teknik2 fotografi. Jadwal membaca weekend ini padat lah :). Buat tambahan, di Amazon, ada buku Lee Smolin yang terbaru, membuka perang baru antara pendukung String/Superstring/M dengan Loop Quantum Gravity. Bookworms are never bored.

Installing Days

Mentang2 lebaran kali ye, disuruh bersuasana serba baru. So, beberapa menit setelah WordPress 2.0.5 diluncurkan, mumpung waktu lagi luang, aku langsung upgrade site ini ke WordPress 2.0.5. Link ini membahas perubahan dari WordPress 2.0.4: Mark Jaquith. Tapi sambil sekaligus download Firefox 2.0. Beresin WordPress (edit dikit), Firefox mulai diinstal (Hal-hal baru di versi ini dibahas di link ini: Mozilla). Tapi nggak lama, trus inget bahwa Microsoft juga konon mau meluncurkan Explorer 7.0 hari2 ini juga. Jadi, berkunjung ke Microsoft, dan ternyata memang udah siap diload (Apa yang baru? Lihat di link ini: Microsoft). OK, install juga yang satu itu. Plus beberapa add on, baik untuk Firefox 2 maupun Explorer 7. Apa lagi? Ah ya: Turbo C++. Abis download yang selalu tertunda, akhirnya dapat juga file instalasi Turbo Explorer (C++, C#, Delphi — info lengkap ada di sini: Turbo Explorer) dari majalah PC Media edisi November, dalam bentuk DVD. Install lagi! Baru C++ aja sih. Install Delphi juga udah nggak punya bayangan sintaksnya kayak apa. C#, ntar deh di komputer lain, buat iseng kali ye.

Anyway, hari ini mulai ke kantor lagi. Mudah2an ada yang baru juga :).

Loebis di Kamp NAZI

Buku ini berjudul Orang Indonesia di Kamp Konsentrasi NAZI. Autobiografi dari Parlindoengan Loebis. Dibeli sambil menunggu hasil X-Ray di Borromeuz, pada 26 Oktober 2006 (H+3).

Loebis berangkat ke Negeri Belanda untuk belajar Kedokteran, setelah lulus Kandidat I di Betawi (begitu dia menuliskannya). Semasa di Betawi, ia sempat aktif di Jong Islamieten Bond dan Jong Batak, yang kemudian bersama perhimpunan mahasiswa lain (selain Jong Java) bersatu membentuk PPPI dan Indonesia Moeda. Di Leiden, tak lama ia direkrut Perhimpoenan Indonesia. Sepeninggal Hatta cs, PI bersifat kekirian, dengan garis Stalinis yang jelas. Sempat Loebis menjadi ketua, selama 3 tahun, dan membawa PI ke arah yang tak begitu kiri. Kerjasama dengan Partai Komunis Belanda dihentikan, dan digantikan dengan kerjasama dengan Partai Sosialis (SDAP).

loebis.jpgTapi kemudian PD II pecah. Mei 1940, saat Jerman bergerak ke barat, Belanda menyerah nyaris tanpa perlawanan. Dan bahkan kemudian kehidupan masih tampak normal dalam pendudukan Jerman. Sebelum serangan Jerman pun, partai NSB pro Jerman pernah memperoleh suara cukup besar (separuh suara) dari rakyat Belanda. Selama pendudukan Jerman ini, Loebis sempat lulus di Leiden, menikah di Haarlem, menjajagi bekerja di Utrecht, dan akhirnya membuka praktek di Amsterdam. Tapi kemudian, 26 Juni 1941, dua orang reserse Belanda menjemputnya. Loebis dipenjarakan, dan kemudian dipindahkan ke Kamp Konsentrasi. (Baru pada tahun 1945, Loebis mengetahui alasan penahanannya: Jerman baru membuka front baru melawan Sovyet, dan para aktivis gerakan pro komunis ditakutkan menjadi partisan di belakang front).

Kamp Konsentrasi yang pertama dihuni adalah Kamp Schoorl. Di sini, tawanan belum disuruh bekerja, tetapi hanya disuruh apel dan berolah raga. Kemudian seluruh isi kamp ini digabungkan ke Kamp Amersfoort. Di sini, tawanan memperoleh perkerjaan konstruksi, termasuk memasang kawat berduri. Juga mulai sering disiksa secara kejam, baik oleh orang Jerman, maupun terutama oleh orang NSB.

Loebis kemudian dipindahkan ke Kamp Buchenwald di Jerman. Di sini Loebis mulai kehilangan harapan untuk dibebaskan, kecuali perang berakhir dengan kekalahan Jerman. Ia memutuskan untuk hidup secara efisien dan tanpa hati, untuk bertahan hidup selama mungkin. Di Buchenwald, mereka membuka hutan di pegunungan berkabut, memecah batu, membuat barak, saluran air, listrik, bengkel, dll, selama 7 hari seminggu, 14 jam sehari. Tawanan sering dipukuli, bahkan hingga mati. Tawanan yang mengobrol ditembak.

Namun kemudian Loebis dipindahkan lagi, pada Oktober 1942, ke Sachsenhausen, ke instalasi pabrik pesawat perang Heinkel. Di sini situasi lebih baik. Kamp lebih difokuskan pada pekerjaan teknis, biarpun kekejaman masih berlangsung, dan menyita nyawa manusia segala bangsa di sana. Kali ini, Loebis ditugaskan sebagai dokter kamp, sehingga tugasnya lebih ringan. Loebis jarang mengulas tentang Yahudi. Ia beralasan bahwa barangkali para Yahudi dipisahkan, dan ditempatkan di kamp tersendiri. Atau barangkali … entahlah.

Saat akhirnya pasukan sekutu berhasil masuk ke Jerman, Kamp kacau. Para tawanan dan penjaga membentuk barisan tak teratur yang terus bergerak ke barat. Tawanan yang keluar barisan langsung ditembak di belakang kepala. Tapi banyak juga penjaga yang juga lari memisahkan diri. Mereka akhirnya berhenti di kampung Grabouw. Sempat barisan dari kamp lain bergabung. Dan akhirnya tentara Russia masuk juga ke kampung itu. Mereka resmi lepas dari tawanan. Tapi perlu waktu untuk memulihkan diri, dan mencari cara untuk lepas dari kawasan Russia, menyeberangi sungai Elbe, masuk ke kawasan Sekutu Barat, dan akhirnya kembali ke Belanda dengan kereta ke Maastricht, lalu naik mobil ke keluarganya di Amsterdam.

Namun, nun di timur, kemerdekaan Indonesia diproklamasikan, dan pada akhir 1945, berita itu mulai terdengar masyarakat Indonesia di Belanda. Loebis dkk langsung menyatakan diri bagian dari Republik Indonesia yang merdeka, dan kekikukan kemudian terjadi lagi. Sempat ada Kongres Pemuda Demokrat Sedunia di Cekoslovakia, dan Loebis ingin menghadiri kongres ini, atas nama Indonesia. Tentu Belanda tak memberikan pass, tetapi atas bantuan Inggris, Loebis bisa berangkat. Sambutan untuk Indonesia amat meriah, membuat berang para pemuda Belanda. Loebis kembali ke Belanda menumpang tim Belgia. Pemerintah Belanda akhirnya memperbolehkan orang Indonesia kembali ke negerinya. Namun dengan status sebagai NICA. Banyak yang mengira bahwa ini adalah support yang baik, karena tidak menyadari bahwa NICA justru memusuhi Pemerintah Indonesia Merdeka. Loebis sempat menyadari, dan memberi peringatan kepada lainnya. Namun saat ia bertolak pulang, ia diberi juga pangkat Mayor NICA, yang tentu ia tolak. Ia mengambil status sebagai dokter kapal, dan dalam status itu sempat menyelundupkan Dr Setia Boedi (Douwes Dekker) kembali ke Indonesia.

Di Indonesia, Loebis meneruskan karir sebagai dokter, dan menolak berpolitik. Bekerja sebagai dokter di PT Timah, Belitung. Zaman kaum komunis Indonesia bangkit, Loebis difitnah dan dipensiunkan dini, karena dianggap tak mau mendukung kaum komunis. Tapi ia tetap tinggal di Belitung. Saat istrinya meninggal, baru ia pindah ke Jakarta. Loebis meninggal di ujung tahun 1994, nyaris tanpa perhatian dari bangsa kita.

Kembali Fitri

Bisakah?

Ah, waktu menderas tanpa ampun, dan bisik nurani mesti diabaikan. Kembali ke fitri? Cecita yang indah. Seperti saat di bening malam kita menatap jernih cecahaya bintang, sambil sadar bahwa kita tak mungkin menjangkaunya.

Tapi … tak mungkin? Kenapa mesti tak mungkin? Kenapa terus mengingkari bahwa kita juga satu dari makhluk2 bercahaya. Satu dari jiwa yang diciptakan cemerlang, mengisi ruang semesta ini, menciptakan satu dari semua cerita para bintik cahaya dengan keragaman yang arif. Dan dari segala kisah itu, kesenadaan tak lebih dari pengulangan yang membosankan. Gemerlap kita justru saat kita mengisi semesta dengan keajaiban2 dari keunikan. Dan untuk itu, nurani bukan lagi hal yang harus didengarkan dalam hening, tetapi sesuatu yang berpijar saat semangat hidup membakar jiwa kita.

Maka … selamat kembali mengenali kefitrian kita. Maaf, tanpa SMS :), karena aku dapat menangkap pijar hati kita semua dari mana aku berada. Dan mudah2an pijarku pun dapat tertangkap di hati Anda semua. Maaf juga, tanpa ucap “Maaf Lahir Batin,” karena bahasa kita adalah bahasa cahaya, bukan lagi bahasa kata-kata. Jiwa2 yang fitri, Insya Allah, Sang Maha Cahaya akan terus menggetari hati kita agar terus cemerlang bercahaya.

Huma di Atas Bukit

Seribu rambutmu yang hitam terurai
Seribu cemara, seolah menderai
Seribu duka nestapa di wajah nan ayu
Sejuta luka yang nyeri di dalam dadaku

Lagi melankolik? Bukan, wekk. Malah lagi riang: abis menemukan tiga CD God Bless dalam kunjungan singkat di DiscTarra Dago. Duh, kalau sengaja dicari, nggak pernah keliatan. Penerbitan sekaligus tiga CD ini mirip beberapa saat lalu, waktu tiga CD Karimata juga diterbitkan sekaligus. Dan menimbulkan perasaan yang sama: perasaan balik ke SMA :). Oh ya, Kantata Taqwa juga sempat terbit versi CD-nya, belum lama ini.

cd-godbless.jpg

Masih aku bertahan
Walau kupaksakan
Sampai batas waktu
Keadilan datang

Mau gagah tapi malah cengeng :). Tapi memang sense-nya agak2 gitu tahun2 itu. Dan dibanding kelompok musik cadas Indonesia masa kini, mmm, haha. Udah ah, ntar dibilang auld-lang-syne syndrome. Yang jelas sih, aku nggak punya minat beli CD para rocker Indonesia masa kini. Indie masih mending. Oh ya, CD yang baru terbit itu betul2 dari angkatan yang aku cari: akhir 1980-an, bukan yang 1970-an (masih mentah –hihi) maupun 1990-an (mulai decline –sorry). Mungkin BR bisa mulai berharap lagu2 klasik kesayangannya diterbitkan dalam CD juga. Mudah2an beliau seberuntung aku :).

Sepinya hidup dalam penjara
Tak juga hilangkan
Rasa sesal dan rasa bersalah

Timbal

Ada ceritanya kenapa administrasi Amerika suka menamai dirinya sebagai Leader of the World. Kita mulai dari seorang Thomas Midgley, seorang ahli mesin yang mendadak suka bereksperimen dengan kimia. Saat bekerja di General Motors tahun 1921, ia menemukan bahwa senyawa tetraethyl lead mampu mengurangi gejala ketukan pada mesin. Waktu itu lead (timbal) sudah diketahui sebagai unsur beracun. Neurotoxin. Sedikit berlebihan terpapar olehnya, dapat terjadi kerusakan otak dan jaringan syaraf pusat yang tak dapat diperbaiki. Gejala yang lebih ringan meliputi kebutaan, gagal ginjal, dan kanker. Menyadari bahaya timbal, pada tahun 1923, tiga perusahaan (General Motors, Du Pont, dan Standard Oil of New Jersey) membentuk perusahaan bernama Ethyl untuk memproduksi tetraethyl lead sebagai aditif bagi bahan bakar mobil. Nama Ethyl digunakan untuk menyembunyikan nama Lead, tentu. Pada hari2 pertama produksi, sejumlah karyawan mengalami keracunan. Beberapa meninggal. Namun Ethyl menyembunyikan fakta ini. Midgley bahkan menampakkan diri di depan wartawan sambil mencium senyawa TEL (begitu mereka mengkodekan nama senyawa ini, menyembunyikan nama lead). Tentu, kalau jauh dari wartawan, Midgley sangat2 menjauhkan diri dari TEL.

Kita beralih ke seorang geolog, Clair Patterson, yang sedang berproyek mengukur usia bumi. Dia menggunakan metode pengukuran isotop timbal, diambil dari batuan tua, di lab yang steril. Batuan tua sulit ditemukan di bumi (karena pergeseran lempeng benua). Patterson bergagasan untuk mengukur meteorit saja. Toh, meteorit itu terbentuk pada saat yang kurang lebih sama dengan planet2. Kesalnya, semua batuan, baik batuan tua dan meteorit, tercemar timbal. Maka Patterson membangun lab steril itu. Tahun 1953, analisis spektrum kristalnya akhirnya menghasilkan angka usia bumi: 4550 juta tahun (plus minus 70 juta tahun) — angka yang diakui para ilmuwan hingga 50 tahun kemudian.

Tapi lalu Patterson mengalihkan perhatian pada timbal, yang sempat mencemari eksperimennya. Kok bisa, katanya, orang tidak tahu bahwa udara kita sudah sedemikian tercemarnya oleh timbal. Ada beberapa studi kesehatan yang pernah dilakukan (tapi disponsori oleh industri tetraethyl lead, eh TEL). Misalnya bahwa kadar timbal dalam keluaran manusia amat minim. Penelitian ini tentu menyesatkan, karena sebenarnya timbal tidak dibuang: dia tersimpan permanen dalam darah dan tulang makhluk hidup, yang tidak diukur dalam penelitian itu.

Patterson melakukan pengukuran di lapisan es di Greenland. Lapisan es itu mirip lapisan pada kayu pohon: ada garis tahun yang dibentuk oleh perbedaan cuaca pada musim panas dan musim dingin. Penelitian Patterson menunjukkan: nyaris tidak ada timbal di atmosfir sebelum 1923, tetapi kemudian kadar timbal meningkat cepat memasuki konsetrasi yang membahayakan.

Penemuan Patterson segera mempengaruhi karirnya. Orang Ethyl ada di mana2, dari Mahkamah Agung hingga pimpinan National Geograpic Society. Dana risetnya dibatalkan oleh lembaga2, dari lembaga swasta hingga lembaga yang berafiliasi ke pemerintah. Caltech (tempat bekerja Patterson) ditekan untuk mengeluarkan Patterson. Terakhir, dia juga dikeluarkan dari komisi Dewan Riset Nasional, pada 1971. Tetapi khalayak terlanjur paham apa yang terjadi, dan membentuk tekanan2 tersendiri. Maka pada tahun 1986, tetraethyl lead dilarang digunakan dalam BBM. Kadar timbal dalam darah orang Amerika pun turun 80%. Tetapi karena timbal tak dibuang, kadar itu tetap 600 kali lebih tinggi daripada orang abad sebelumnya. Timbal kemudian juga dilarang masuk ke cat rumah. Dan tahun 1993, timbal dilarang masuk ke komponen kemasan makanan. Di Indonesia, kita turut menikmati pembebasan ini dengan hilangnya Bensin Super, dan kemudian masuknya Premix dan kemudian Pertamax. Ethyl tak lagi memproduksi BBM, tetapi di laporan tahunannya, dia masuk membukukan penjualan TEL.

Clair Patterson meninggal tahun 1995. Tanpa penghargaan resmi apa pun (termasuk untuk keberhasilan menentukan usia bumi). Dan bahkan namanya jarang dikenal. Jujur deh, Anda pernah mendengar nama ini sebelumnya? Thomas Midgley sendiri meninggal tahun 1944. Tetapi sebelum meninggal, ia sempat menciptakan satu lagi bencana permanen bagi bumi: CFC, si perusak ozon. Jika timbal abadi di manusia, CFC abadi nun di lapis atmosfir di atas sana, aktif melubangi ozon, dan membiarkan ultraviolet kosmis membunuhi makhluk bumi. Terima kasih atas riset2 orang Amerika yang disponsori kalangan industri. We sincerely call you the LEADers of the world.

ACCU Second Reminder

ACCU Renewal Time, judulnya. Second reminder. ACCU adalah komunitas Programmer C/C++ dan semacamnya (C# dan Java disebut2 juga). Beberapa tahun terakhir ini, nama Wastuwibowo K tercatat sebagai satu2nya warga Indonesia yang menjadi member. Tidak lagi. Diabaikannya Second Reminder ini, berarti menghilangnya nama ini dari daftar member. Dan berarti hilangnya nama Indonesia juga. Tentu, bangsa Indonesia tidak kehilangan apa pun :). Tapi, seandainya ada yang berminat tetap mempertahankan nama Indonesia di komunitas ini, bergabunglah. Kunjungi site ACCU di www.accu.org, yang sudah terdegradasi jadi mesin Xaraya dengan Ad-Sense (duh).

Aku sebenernya masih C Coder. Hanya tidak punya waktu untuk terus mempertahankan diri menjadi member.

Protagoras dan Gödel

Socrated memarahi Protagoras, gara2 filsuf yang terakhir ini memungut biaya pengajaran dari murid2nya, untuk hal mana Protagotas menanggapi “Kalau murid2ku tidak menerima ilmuku dengan baik, aku akan mengembalikan uang mereka.” Di sini kelucuan bisa dimulai.

Misalkan seorang murid, eh dua saja deh, mendatangi Protagoras. Yang pertama minta uangnya dikembalikan. Protagoras bertanya, “Bisa menjelaskan kenapa saya harus mengembalikan uangmu?” Lalu si murid berargumentasi menjelaskan, dan Protagoras menanggapi: “Kamu sudah bisa menggunakan dialektika dengan baik. Maka uangmu tak bisa dikembalikan.” Murid 1 keluar dan murid 2 masuk dengan permintaan yang sama. Kembali Protagoras bertanya, “Bisa menjelaskan kenapa saya harus mengembalikan uangmu?” Murid yang ini terdiam sesaat, lalu menggeleng. Protagoras pun mengembalikan uang murid yang ini.

Jadi aturannya: claim hanya dapat dipenuhi jika alasannya tak dapat dijelaskan.

protagoras.jpg

Tapi misalkan kita mendatangi lembaga DPR Republik BBM, di mana setengah anggotanya selalu jujur dan benar dan setengahnya lagi maniak pembohong yang ngaco. Dan katakanlah kita sebagai peneliti hanya bisa menyatakan hal yang valid dan benar. Tetap ada hal2 yang tidak bisa kita buktikan. Misalnya seorang anggota yang jujur menemui kita, dan berkata “Anda tidak bisa membuktikan bahwa saya jujur.” It’s OK, karena toh tak terlalu jelas bedanya orang jujur dan tidak. Tetapi masalahnya, jika kita tahu dia memang jujur, maka yang dia katakan adalah benar, dan berarti kita bisa membuktikan, dan artinya pernyataan dia salah (bahwa kita tidak bisa membuktikan). Maka, memang akhirnya statement itu jadi tak terbuktikan.

Trus dari sini kita bisa keterusan lari ke Teori Ketidaklengkapan Gödel. Tapi sementara ini, nggak keterusan dulu deh. Weekend gini mau ada rapat juga loh.

« Older posts Newer posts »

© 2025 Kuncoro++

Theme by Anders NorénUp ↑