Author: koen (Page 19 of 123)

90178184

Beberapa mail masuk ke mailbox di komunikasi.org, tanya-tanya soal Softswitch. Kebeneran di sini juga kita lagi asyik memperbincangkan implementasi softswitch. Mestinya aku bikin tulisan soal ini di komunikasi.org, tapi belum nemu waktu. Site itu perlu perombakan total juga sih. Nggak sreg cuman nambah beberapa artikel ke sana. Here we are:

Asumsikan kita punya jaringan multimedia. Atau setidaknya jaringan data dan telepon yang terpadu dalam sebuah network paket. Network paket bisa menerima data (termasuk data VoIP) dari router-router yang terhubung dengannya. Tapi dia juga harus bisa membawa trafik telepon, dalam bentuk yang sudah terpaketisasi, jadi semacam VoIP. Ada konversi dan pengolahan yang terpisah untuk membawa informasi persinyalan dan data-data milik customer yang sedang dikirim. Data diproses melalui media gateway (MG), yang barangkali mengkonversi data PCM jadi RTP. Sementara sinyal diproses melalui signalling gateway (SG), yang barangkali mengkonversi bentuk CCS#7 jadi H.323 atau SIP.

Softswitch bisa dipandang sebagai pusat kecerdasan sistem ini (bisa juga nggak — soalnya kita tahu network bentuk kayak gini lebih bersifat terdesentralisasi). Softswitch mengatur switching dan routing dari satu MG ke MG lainnya, yang artinya melakukan traffic engineering terhadap data customer. Softswitch mengetahui karakteristik data (asal, tujuan, isi, sifat) data itu dengan menerima masukan dari SG-SG. Mekanisme pengontrolan terhadap MG-MG menggunakan standar yang ditetapkan bersama oleh ITU-T dan IETF. ITU-T menamainya H.248, sementara IETF menamainya MEGACO.

Nah, cerita asalnya kayak gitu. Untuk mendalaminya, sila baca RFC-RFC tentang RTP, SIP, dan MEGACO. Aku lagi bikin white paper soal ini. Tapi kayaknya nggak akan selesai hari-hari ini. Dan barangkali nggak akan dipublikasikan ke luar kantor.

MPLS di mana? MPLS jadi pelaksana lapangan dalam urusan traffic engineering di jaringan IP, untuk mewujudkan QoS di network.

90054213

Happy new year !

Kayaknya tahun ke depan ini bakal beda dengan tahun kemaren, kayak tahun kemaren beda bener dengan tahun sebelumnya. Nggak sedrastis itu kali. Tapi ada batas yang jelas juga, sebenernya. Proyek-proyek yang diasyiki tahun kemaren harus direstrukturisasi — dan sebagian besar dirombak total. Proyek-proyek baru jauh lebih banyak daripada sisa pekerjaan yang tersisa. Hidup yang menarik, sebenernya, terutama buat orang yang nggak suka kejumudan.

Kalau blog ini isinya jadi mengesalkan, itu juga akibat restrukturisasi kerja dan waktu. Nggak banyak waktu yang tersisa untuk main-main di depan komputer. Pekerjaan yang sebagian besar di tahap awal bener-bener rakus sama sumber daya waktu. Dan waktu luang sisanya lebih enak dipakai jauh jauh dari komputer.

Tapi bagaimanapun, aku masih menganggap tempat ini sebagai tempat belajar komunikasi. Aku banyak belajar dari tulisan-tulisanku sendiri, dan juga banyak tertohok oleh sindiran-sindiran yang akhirnya suka menembak diri sendiri itu. Aku bakal masih nulis, biarpun barangkali lebih pendek lagi dan lebih garing lagi. Biar deh.

Katak Hijau di Tembok

Katak bisa lompat ke tembok? Itu sih cerita biasa. Banyak gambarnya di buku-buku dan di Internet.

Tapi aku baru tahu kalo katak kayak gini bisa ada di Bandung. Di Griya Caraka. Di dalam rumahku!

Bentuknya memang rada lucu. Ramping. Warnanya juga bersih bener. Waktu aku deketin, eh dia lompat ke pintu. Nempel pula. Ketawa aja aku. Aku kejar lagi, lompat dia ke tembok. Kaget aku sekarang: kok bisa nempel di tembok. Trus lompat jauh lagi dia dan menghilang.

Hari ini dia keliatan, masuk kamar mandi. Lompat ke tembok, sampai akhirnya lompat ke atap. Kebayang nggak sih, mandi sambil ada katak lucu di atas kita. Kebayang aja kalau dia tau-tau jatuh ke punggung. Atau dia iseng ber-ekskresi memperkaya shampoo. Haha :).

Itu katak jenis apa sih, yang bisa ada di Indonesia bagian Bandung?

Apel Newton

Newton kejatuhan apel sebelum menuliskan hukum gravitasi? Cerita palsu!

Newton menemukan deretan hukum yang luar biasa. Tapi idenya jelas melampaui zamannya. Jadi ia memutuskan untuk menuliskan hukumnya di dalam point-point. Hukum pertama, hukum kedua, hukum ketiga, hukum keempat. Ia tersenyum riang membayangkan menulis karya besar yang mencakup hingga relativitas umum hingga gravitasi kuantum. Tapi ia memutuskan beristirahat sebentar. Cari udara segar di luar. Di luar ia kejatuhan apel tepat di kepala.

Trus kena amnesia.

Belajar Melupakan

Memoriku kacau. Padahal pekerjaan lagi pada titik-titik kritis. Memang akhirnya nggak ikut kacau sih, pekerjaan. Tapi aku yang jadi kacau: berpacu melawan waktu dengan efisiensi yang turun drastik. Ujungnya: weekend terpaksa diluangkan sepenuhnya untuk istirahat. Total.

Barangkali kekacauan memori bukan terjadi hanya karena memori tidak menyimpan apa yang seharusnya tersimpan; tapi justru karena ia menyimpan hal-hal yang seharusnya terbuang dan terlupakan. Jadi ada ruang yang kembali dapat digunakan untuk informasi-informasi lainnya.

Kayaknya aku mau coba yang satu ini: belajar melupakan.

« Older posts Newer posts »

© 2025 Kuncoro++

Theme by Anders NorĂ©nUp ↑