Tapi kita punya misi yang kita definisikan sendiri. Beberapa. Dan tak perlu peduli sangat pada tikai dan rerumit yang manusiawi belaka itu. Dengan semangat macam itu, aku menjalani sebuah 4 Desember di Bandung. Judulnya, menilai blog bertema open-source software (OSS) sebagai bagian dari OSS Week yang diselenggarakan POSS ITB. Ada 39 peserta di babak penyisihan, dengan sebagian besar memasok hingga 7 entry blog. Pekerjaan lumayan lama untuk memberi nilai satu per satu. Juri lain, dan Pak Bernhard Sitohang (Ketua POSS) mengeluhkan kualitas blog yang masuk. Tapi kita tahu: sebagian besar memang baru belajar berkomunikasi. Buat aku, ini positif (tapi …). Nilai dari juri berlompatan, sesuai sisi yang ditugaskan untuk dinilai. Dan tanggal 4 ini, para dewan juri menghadapi 5 finalis, pengumpul skor terbanyak.
Tentu ini bukan pengalaman perdana jadi juri lomba blog. Tapi mungkin baru pertama kali aku harus mewawancarai pada finalis. Ya, juara lomba blog ini diharapkan bisa jadi Duta Blog OSS, jadi kita harus yakin. Pak Bernhard bahkan mewanti2: kalau perlu, tidak perlu ada gelar juara (dengan tetap memberikan hadiah ke ranking 1-3). Memag tak ada blog yang tak retak. Tapi para juri mencoba mencari celah2 yang hilang di blog. Blog serius, kenapa serius, mau serius ke mana? Blog becanda, mau apa candaannya, dan sesemangat apa candaan itu? Dan semua memperoleh perlakuan sama: beroleh tantangan, antitesis terhadap sikap yang diberikan di blognya. Ini untuk meneruskan “tapi” di atas. Bukan hanya untuk menguji kedalaman isi blog, tetapi untuk melihat sikap para blogger masa kini terhadap kritik. Ya, semua orang bisa salah. Manusia berhak salah. Tapi semanusiawi apa saat kita mendengar kesalahan kita dipaparkan. Berfikir? Mencoba memperbaiki? Mencoba mencari sintesis? Mencoba menggali kreativitas? Atau justru merasa dijatuhkan? Menyerang balik? Hal-hal ini yang secara kuat membuat aku menilai seorang blogger. Dan membuat aku berani bilang ke Ketua POSS: Dewan Juri berani mempertanggungjawabkan hasil penjuriannya. Yang kami nilai sebagai juara adalah benar2 para juara.
Para Juara:
- Anggriawan Sugianto, seorang mahasiswa informatika yang bisa mencari solusi lengkap berbasis open source, http://anggriawan.web.id
- Haryo Triwardhono, seorang pelajar SMA yang gemar software multi platform, http://www.pirradoze.web.id
- Dani Iswara, seorang dokter yang mencoba menggunakan dan mengeksplorasi Linux, http://daniiswara.net
Bukan kesengajaan bahwa ketiga juara ini menganggap perlu memiliki domain pribadi. Tapi fenomena sadar brand, dan berani membawa personal brand itu, memang menarik buat aku. Di luar lomba, ternyata tagline sebuah blog juga enak buat dibaca. Banyak yang sok filosofis dengan mencoba memaknai hidup. Ada yang “Life is a Gift from God”, ada yang “Hidup ini seperti telur rebus, bulat, berputar, putih, dan kuning”, tapi ada juga yang semi rekursif dengan “Vivre c’est reinventer la vie” :) *hush*
Foto di antara para finalis:
Foto di antara juri:
domain pribadi krn pingin nyoba aja kok pak..makasi apresiasi dan masukannya..sekali newbie tetap newbie :)
Hihi :). Bahasanya beda di sini. Kemarin pakai bahasa Indonesia yang baku namun nyaman dan renyah :)
berFikir? Berpikir dong :)
Tahun lalu koran Pikiran Rakyat berusaha mempromosikan kata telefon alih-alih telepon. Biarpun sudah terbiasa dengan telepon, aku berusaha ikut beradaptasi. Telefon kedengerannya lebih pas. Mudah2an PR mau tahun depan berani mengubah diri jadi Fikiran Rakyat :D.
Tapi, OK, you’re right. Next time aku pakai “berpikir” :).
selamat kang, mudah2an sukses
tapi ada juga yang semi rekursif dengan “Vivre c’est reinventer la vie” :)
.
Narsis Forever ! hahaha :D
.
Selamat bagi para juara. Semoga terus berbagi melalui blognya.
Thanks.
Para juara langsung dipaksa ikut promosi OSS secara gencar aja, Mas Harry :D
Bahkan saya masih belum bisa make linux di notebook saya…
*kok bisa jadi finalis* :lol:
Ya itulah putih dan kuningnya hidup, sobat muda :D
Senangnya liat nama Haryo diatas sana. Haryo ini baru jadi anggota Batagor pas bulan Ramadhan lalu. Dia gabung kita waktu bagi2 nasi bungkus di jalan. Itu kopdar pertama, dan belum pernah lagi dia dateng.
Coba diajak lagi kopdar, Mas Kun :)
Dia janji bahwa di kopdar Batagor berikutnya dia akan mengkampanyekan open source softwares. Ditunggu tanggal mainnya ya :)
duta blog oss?? hm.. blog saya tidak akan menjadi blog tentang open source, loh pak.. tetap akan menjadi “anggriawan’s life & technology blog”.. kalaupun nanti isinya banyak tentang open source, ya itu murni opini objektif saia.. :)
btw, kapan lagi ya ada kopdar batagor? dari dulu saia ingin bergabung, tapi slalu saja berhalangan hadir.. :|
saya panitia lomba blog yang kemarin ngirim email nagih hasil penjurian itu :)
saya baru tau kalo mas kuncoro nih ternyata alumni sman 3 malang jg…kakak kelas saya dong…hehehe…angkatan taun brp mas? salam kenal.
oiya, terima kasih sudah meluangkan wktunya untuk menjadi juri lomba blog
@ Anggriawan : bukankah menjadi juara juga sepaket dengan posisi sebagai duta blog oss? :)
pasti keterangan berlaku di pengumuman lomba belum dibaca. Hihihi
wah aku paling ga update nih, korban bandwith lemot…..
Ya, ya duta OSS sounds great yak….
Saya membayangkan kalau saya jadi salah satu juri, gimana beban yang harus saya tanggung untuk memutuskan A – B – C -> Z
@yessi:
eh, ada mbak eci di sini.. :)
ah, di pengumuman resmi lombanya ga pernah disinggung soal duta oss kok.. :)
jangan-jangan ada tanda * kecil banget, trus di bagian pojok bawah ada tulisan terms & condition applied?? :duh: :P
itu kumis….kapstok-nya= Riza Perdana kah?
Wow…………. Keren Buangetzzz…..
pemenangnya juga blognya gk maen2….
Mantep!