El Tambo

Sbux lagi tersemangati Latinos. Kalau tahun lalu banyak suasana Afrika, dengan landmark BAE — black apron exclusive — Zambia Terranova dan Ethiopia Gemadro; maka setelah terjembatani BAE Sumatra Siborong-Borong, Sbux menggencar suasana Amerika Latin, dengan BAE Costa Rica Lomas Al Rio dan kini Colombia Narino El Tambo. Di antara dua BAE terakhir itu, sempat terbit juga edisi spesial Guatemala Casi Cielo (arti harfiah: menjangkau angkasa, arti pelesetan: gua teh malah kasih ‘ci elo).

Lomas Al Rio dan Casi Cielo punya kekhasan yang mirip: menyenangkan, menceriakan hari; sebagai kontras dari Sumatra Siborong-Borong yang serius dan berselera tinggi. Kalau Siborong-Borong dipadankan Wagner, Lomas Al Rio bisa disetarakan Vivaldi atau bahkan Puccini. Hmm, lucu memang kalau kopi bisa punya nada. Casi Cielo mengiring pagi beberapa minggu, diseling Sumatra dan Sulawesi, dan kopi2 lain oleh2 dari rekan2 yang beruntung bisa travelling ke mana2 (ssst, Sumatra dan Sulawesi juga), dan tau2: eh kok udah lama nggak nge-Java ya. Cari di Bandung, teu aya. Coba morotin Herr BR yang doyan ke Sbux Jakarta: sami mawon. Iseng beli di Coffee Bean, eh nggak dijual. Coba pesan saja di Sbux lokal sini, eh malah ditawarin El Tambo. Jadilah pesan Java Estate dan El Tambo sekaligus. Ini El Tambo Colombia ya. Bukan Padang. El, tambo!

picture-4.png

El Tambo, apakah seceria Casi Cielo? Agak ragu, kalau lihat covernya yang menampilkan wajah petani kopi berekspresi gagal panen gitu. Inget cerita “Surat Buat Tuhan” nggak sih? Aku bayangin sang petani wajahnya, ekspresinya, dan topinya mirip gitu :). Jangan2 bercita rasa serius lagi. Gue banget :). Tapi kalau si gue banget ketemu yang gue banget, nggak bervariasi juga sih. Mudah2an kali ini berwarna Stravinsky misalnya. Sedap yang rada2 amburadul gitu. Kalau amburadulnya nggak sedap, kan mug bisa dibanting. Mirip salah satu performansi Stravinsky juga. OK, kalau gitu jangan amburadul kayak Stravinsky. Gimana kalau Orff aja. Carmina Burana dengan keramaian yang tak nyaman tapi menyemangati. Hoohoo.

Tentu di site Sbux ada deskripsinya. Cuman aku berkeberatan membaca sebelum mencicipi dan membuat interpretasi pribadi yang nggak tergantung saran produsen/produser. Dan karena itu, nggak ada yang bisa diceritain lagi. Kita beralih saja ke Orff … :)

Update: Sebelum El Tambo tampak, aku malah ditelepon dan ditawari kopi Peru dan Costarica Buena Vista. Ah, memang maniak latinos.

9 Replies to “El Tambo”

  1. Apakah para Ksatria Dunia Underground pelanggan Starbucks sejati? Kok sering banget topik Sbux di sini, seakan telah menjadi outlet promo. Apakah tidak khawatir telah membantu walaupun secara tidak langsung keberlangsungan ketidakadilan di Palestina? Secara Sbux telah terang-terangan dengan donasinya pada negara zionis.
    Maaf bila tidak berkenan.

  2. @Dhani: Ya, orang bilang Orff menarix. Tapi belum nyambung bener sama aku :). TV? Nggak ngaruh. Kan kita hampir nggak pernah pasang TV.

    @Dina: OK, Boss.

    @Dian: Mestinya comment di sini, biar aja Dian, Dina, D(h)ani.

  3. el, tambo……
    pas banget…….coba dia baca blog ini :)
    kun2x mungkin akan ketawa ngakak……………………..

  4. @Dhani: Hahaha :). Oh, itu …

    @Nasrul El Fatah: Ah, itu terlalu kreatif. Dan biarkanlah Kun2x hidup tenang di alamnya yang tenang dan sejuk.

  5. Itu ada apa di gambar pipinya petani kopi? aneh.

    Sorry for the last time. I come with peace :)
    NO hard feeling. Okay?
    NO offense.

Leave a Reply to dhani Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.