Interworking: 3G & WiMAX

Mengapa, misalnya, operator yang sudah memiliki lisensi 3G/UMTS masih juga punya minat pada WiMAX? Negative thinking, ini untuk menghambat kompetisi dari teknologi yang memang secara konvergensi akan jadi bersaing ini. Positive thinking, para operator memahami bahwa WiMAX merupakan komplemen layanan yang penting bagi 3G/UMTS; khususnya bagi sebagian besar customer yang melakukan akses informasi tidak sambil bergerak. Tetapi, jika 3G/UMTS dan WiMAX dipegang oleh sebuah entitas, atau sekelompok yang berafiliasi, bagaimana cara agar keduanya benar2 menjadi komplemen, seolah2 menjadi sebuah network lengkap, dengan sistem identitas user yang tunggal, dengan layanan yang kontinu bagi user yang harus berpindah network, dan tanpa terlalu banyak sistem yang redundant?

Mengandaikan bahwa standar 3GPP yang digunakan sudah mengadopsi Release 5 (dengan IMS), akan dapat dilakukan interworking pada service layer kedua macam network. Negosiasi akan tetap menggunakan SIP seperti yang digunakan dalam IMS. Pengelolaan user dengan AAA dilakukan pada infrastuktur UMTS. Skemanya dideskripsikan dalam gambar ini:


Garis oranye menunjukkan aliran data (media), dan garis biru persinyalan. HSS (home subscriber server) meyimpan informasi user, termasuk autorisasinya, dan profile. AAA, melakukan fungsi autentikasi, autorisasi, dan accounting (charging). Sekelompok CSCF (call session control function) pada struktur IMS berfungsi mengelola sesi informasi. Persinyalan antara IMS dan WiMAX dilakukan melalui I-CSCF (I=interrogator) ke CSN WiMAX. Pada WiMAX, CSN memainkan urusan QoS, dan ASN memainkan strategi akses.

Harus ada pemetaan antara QoS 3GPP dan WiMAX. UMTS mendefinisikan empat kelas QoS: conversational, streaming, interactive, dan background. WiMAX juga mendefinisikan empat kelas: UGS (unsolicited grant service), rt-PS (realtime polling service), nrt-PS (non-realtime polling service), dan BE (best effort). Tinggal dilakukan pemetaan sesuai sifat aplikasi yang ditargetkan di setiap kelas. Resource QoS dapat diberikan baik melalui prekonfigurasi, ataupun dengan reservasi sesuai trigger dari client.

Tentu masih banyak yang harus dipertimbangkan. AAA antar dua network misalnya, termasuk bagi user yang sedang melakukan roaming, harus dipertimbangkan baik dari sisi bisnis maupun dari security. Soal hand-off juga bisa menjadi bahan yang sangat menarik untuk diperincangkan secara terpisah.

9 Replies to “Interworking: 3G & WiMAX”

  1. Pak Kuncoro, nice diagram. Menarik. Dulu saya pernah terlibat sebentar dalam group 3GPP SA3 yang fokusnya pada security dalam integrasi WLAN dengan 3G (Rel. 5). Maksudnya agar WLAN masuk dalam arsitektur Rel.6. Kalau dalam hal WLAN, isu seperti “fast-handover” nggak ada karena WLAN sedikit jumlahnya dan daya siarnya dekat saja. Rasanya problema jauh lebih kompleks di 3G/WiMax. IMHO, saya rasa orang berbudaya telekom selalu saja ingin memaksa “behavior” yang sama (dengan network telekom) pada IP network. Susah dech, karena dunia IPv4 network hanya “best effort” delivery. SIP hanya negosiasi kapasitas dan kapabilitas. RSVP ingin reserve kapasitas sepanjang jalur koneksi, padahal router dan switch beda arsiteksturnya dari SS7 switch dan 3G switch. Repot. [TH]

  2. Di proyek M-Taiwan Broadband Wireless Environment terdapat Dual Networks Integration antara WLAN/WiMAX dan Cellular (GSM/GPRS/3G/PHS). Dan belum mendapatkan gambaran bagaimana bentuk integrasi tersebut. Dan nantinya kedua teknologi tersebut akan saling melengkapi.

  3. Pemerintah akan buka 3 class dalam tender WiMax : Telco, ISP & other. Jadi nggak mungkin big telco ambil semuanya dimana kalau sudah ikut class Telco nggak boleh ikutan kelas lainnya.
    Kemarin lihat KDDI & NEC, mereka memanfaatkan ketiga teknologi (WiMax, HSDPA & WiFi) dan bisa smooth handover-nya. Di Jepun, HSDPA banyak yang crowded, jadi untuk Internet nantinya akan di offload via WiMax.

  4. […] ini sering didiskusikan, bukan saja oleh Communications Society, tetapi juga oleh Computer Society. Interworking 3G dan WiMAX, NGMN, Daidalos project (biarpun tidak aku sebut namanya), context awareness, augmented reality. […]

Leave a Reply to bocah getas Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.