Ternyata aku lupa cerita bahwa Olympus-ku menghilang dalam tugas. Ngasih training di Gegerkalong, rehat batin di masjid, dan lenyap gitu aja si Olympus. Lupa nama masjidnya, tapi aku nggak bercita2 menamainya Masjid Olympus. Itu beberapa hari y.l. Tapi ternyata aku juga lupa nggak pernah cerita punya teman bernama Jeffrey. Nah, Jeffrey malam ini bertelepon. Rumahnya baru kebobolan. Notebook hilang. Plus satu set kamera Panasonic. Dan brankas. Ini namanya bukan berlomba dalam kebaikan, Jeff.
Tapi yang hilang biarlah tidak lagi disebut2. Ini cuman hal duniawi, bukan urusan hati. Jadi aku mulai lirik2 lagi nih. Hmmm, Optio S6, cukup elegan nggak, untuk pemakaian sehari2?
Amazon menceritakan dengan ringkas: “Dans la lignée des appareils bijoux, ll Pentax Optio S6 tient ses promesses. Doté d’un capteur 6,0 Mégapixels, d’un zoom optique 3x rétractable, d’un écran 2,5″ opérationnel même en plein soleil, il répondra à tous vos besoins photographiques. Ajoutez à cela une vidéo illimitée au format DivX, une interface USB 2.0 High Speed, il sera votre compagnon idéal pour des photos de qualité.” Heh, barangkali seharusnya aku ke Amazon negara lain :). Tapi fitur intinya udah ditulis di situ.
Well, abis pernah punya Fuji, Canon, dan Olympus (plus pernah minjem Nikon dalam waktu cukup lama), kayaknya layak deh mencobai Pentax. Wish me luck :).
Selamat mencoba Pentax-nya Mas. :-)
Bisa dibaca di Linux ndak tapi? Hehehe.. itu pertanyaan yang pertama saya tanyakan kalo mau beli gadget.
Turut berduka cita atas hilangnya camera digital olympus, semoga mendapat tempat yang layak diisisi pemilik barunya, dan diberikan ketabahan bagi yang ditinggalkannya
@1: Makasih, makasih.
@2: Yang penting buat saya sih kualitas kamera :). Soal dukungan komputasi, nomor dua. SD card bisa dibaca kan di Linux? DivX nih yang belum pernah nyoba, di Windows sekalipun.
@3: Udah sembuh, lo? Yang berlalu mah, biarkan berlalu :).