Sukabumi. Adzan subuh pun belum terdengar. Si Pak Haji sudah kerajinan, bagun pagi dan gerak badan. Jadi ikutan bangun, di tengah beku udara Salabintana. Sukabumi beku? Yup, kalau jendela kamar dibuka semalaman kayak aku. Abis subuh, Pak Hajinya bobo, dan aku bingung mau ngapain. Mandi. Bikin review. Matahari enggan terbit. Barangkali karena gunung di sini begitu tinggi. Nggak bawa kopi, dan memang sedang percaya bahwa konsumsi kafein tidak selalu positif.

Tapi akhirnya matahari terbit, dan langsung menyalakan puncak-puncak cemara. Arloji 007 menunjuk pukul 7. Udah boleh ke dining room buat sarapan. Sarapan dengan orang Telkom biasanya disertai perbincangan nggak jauh dari urusan bisnis. Tapi kenapa tidak, banyak hal baru yang harus aku dengarkan dan pahami juga. Kucing-kucing yang bersih terawat mengintai dari bawah meja. Dan chutttt, sekelebat bayangan melesat di balik pohon kapuk. Aku amati dengan mataku yang setajam stupendous man: tupai!

Melesat juga aku ke bawah pohon kapuk. Dua tupai kelabu tengah berlarian secara vertikal ke puntak pohon. Satu melompat ke pohon di sebelahnya. Di sana masih ada dua tupai lagi. Hey, banyak juga. Aku arahkan optical receptorku (d/h mata) ke sekeliling lapangan. Tampak segerombolan tupai dengan lincahnya berlompatan dan berlarian di antara cabang-cabang cemara.

Kamera mengarah. Tapi urung. Olympus ini optical zoomnya cuma 2x. Mau ambil Lumix yang optical zoomnya 12x. Tapi ada rasa sayang meninggalkan dunia tupai biar sekejap. Akhirnya aku nikmati pertunjukan sirkus mereka tanpa ambil gambar.

Tupai di sini nggak jinak. Barangkali karena manusia lebih suka mengganggu tupai daripada membiarkan mereka hidup tenang dan damai.

Konon tupai sebenernya tidak hidup berkelompok. Mereka hidup sendiri-sendiri. Aktif dan lincah, terutama di pagi hari dan sebelum senja. Pasti ada foto tupai di site ini. Tapi itu tupai York, atau barangkali tupai Warwick. Di Inggris, dulu yang banyak adalah tupai merah. Tapi ada pendatang membawa tupai kelabu. Mereka lebih kuat bersaing berebut lingkungan hidup. Tak lama, tupai merah jadi langka. Duh, makhluk imut dan lucu gitu ternyata persaingan hidupnya ketat juga yach.

Udah ah soal tupai. Sekarang …