Trus, ada apa dengan Ambalat?
Ah, business as usual aja. Beda interpretasi. Lebih jauh soal ini, bisa lihat di ribuan weblog lain, baik milik bangsa Indonesia, maupun orang Malays™ (begitu sehari-hari orang Indonesia menyebut nama negeri tetangganya ini)
Tapi kenapa harus ikut pasang banner?
Orang Malays suka sekali pakai kekerasan. Mengejar pekerja Warga Negara Indonesia berupah minimal saja, tidak cukup pakai Polisi Dirajam Alaysia™, tapi harus pakai Relawan Meraja Lela. Menghalau kapal nelayan Indonesia di wilayah Indonesia saja, harus pakai tembakan. Menghentikan pembangunan suar di wilayah Indonesia yang sah saja, harus pakai penyiksaan para pekerja. Apa setiap masalah interpretasi harus menggunakan kekejaman? Sikap2 kayak gitu nggak bisa dibiarkan.
Terus kenapa nggak ikut demo di jalan?
Gué sibuk. Sumpah deh.
Tapi mendukung para demonstran?
Pemerintah kita kadang perlu terus-terusan diingatkan untuk bekerja keras, bekerja serius. Itu sebenernya fungsi para demonstran. Aku nggak yakin mereka bener2 berminat perang. UAN aja pada nyontek, kok mau perang.