Month: March 2005 (Page 1 of 2)

Ketidakpastian Heisenberg

18 Desember 1944. Dua puluhan orang mendengarkan presentasi fisikawan Jerman, Werner Heisenberg di Universitas Zurich. Pemenang Nobel Fisika itu memberikan paparan yang mengalir lancar, cepat, sambil mencoret-coret formula nyaris tanpa henti. Hanya dalam beberapa menit, papan tulis sudah penuh dengan formula. Salah satu pendengar, Morris Berg, menjadi gelisah. Dia sudah belajar bermalam-malam untuk mengikuti presentasi ini. Tetapi tetap ada sesuatu yang belum jelas baginya. Ketidakjelasan yang tidak mungkin ditanyakan. Hatinya diliputi ketidakpastian. Tangannya yang berkeringat meraba saku jaketnya, dan merasakan senjata otomatisnya di sana.

Berg adalah anggota OSS (dinas rahasia AS, pendahulu CIA). Tugasnya hari itu adalah menemukan apakah pihak Jerman sudah memiliki teknologi bom atom. Jika itu positif, maka satu-satunya cara menghentikannya adalah dengan menembak Heisenberg di situ juga, tepat di antara kedua mata cemerlangnya.

Misi jorok AS itu bukan semata keputusan para politisi. Ilmuwan sekelas Hans Bethe (yang begitu dikagumi Feynman) turut terlibat dalam upaya ini, dan bahkan mengajukan diri untuk melakukannya.

Lima tahun sebelumnya, tahun 1939, setelah banyak ilmuwan Eropa, termasuk Einstein, Fermi, Szilard, dll, bereksodus ke Inggris, dan kemudian ke AS; Heisenberg melakukan kuliah keliling di AS. Banyak rekan2nya yang mengajaknya pindah ke AS, tetapi Heisenberg menolak. Ia selalu merasa bahwa sebagai ilmuwan terkenal, ia bisa ikut andil meredam keganasan Nazi. Fermi sudah mengingatkan bahwa di Italia ia juga ilmuwan paling terkenal, tetapi fasisme tidak mungkin dilawan akal sehat. Heisenberg tetap kembali.

Kemudian Hahn dan Meitner tak sengaja menemukan teknologi membelah nuklir. Sementara pemerintah AS cuek dengan soal ini, pemerintah Jerman cepat tanggap. Ekspor Uranium dihentikan, impor Radium dilakukan besar2an, dan penyulingan air berat di Norwegia diintensifkan. Baru beberapa tahun kemudian pemerintah AS membentuk proyek Manhattan untuk membangun bom atom.

Heisenberg sempat mamaksa diri ke Kopenhagen untuk bertemu Bohr. Ini langkah yang sangat dicurigai pemerintahnya. Tapi juga dicurigai Bohr yang begitu dikagumi Heisenberg. Yang dilakukan Heisenberg adalah meminta Bohr menjadi mediator, untuk meyakinkan bahwa para ilmuwan sepakat tidak membantu pemerintah masing2 membangun bom atom. Bohr menolak, karena sangat tidak yakin akan niat Heisenberg. Apa jadinya kalau AS berhenti membuat bom atom, misalnya, tapi Jerman terus membuat? Misi pribadi Heisenberg justru dianggap sebagai misi mata-mata untuk menguji apakah pemerintah sekutu benar2 sedang membuat bom atom.

Dan pemerintah sekutu pun memiliki misi tersendiri yang akan dilakukan di Zurich sini. Di sini Berg ragu. Apakah ia sedang menghadapi duta perdamaian, atau antek fasis? Tapi akhirnya ia mengambil sikap di atas ketidakpastian. Ia tidak percaya Heisenberg siap membuat bom atom.

Kebetulan ia benar. Tapi, apakah Berg benar atau salah … hidup memang tidak harus ramah. Dan tentu, hidup memang identik dengan ketidakpastian. Terutama kalau Heisenberg dilibatkan.

Miskonsepsi atas Big Bang

Beberapa miskonsepsi atas Big Bang:

  1. Apa yange meledak dalam big bang?

    Salah: Materi dan energi, dari satu titik, tersebar mengisi seluruh semesta.

    Benar: Ruang (dan waktu); akibatnya, di dalam ruangan tidak ada pusat ledakan, dan densitasnya (mendekati) sama di mana-mana.

  2. Bisakah galaksi saling menjauh dengan kecepatan lebih dari cahaya?

    Salah: Tidak; dilarang oleh relativitas khusus

    Benar: Bisa; menjauhnya galaksi bukan karena gerakan dalam ruangan, tetapi oleh ekspansi ruangan.

  3. Dapatkah kita melihat galaksi yang menjauh dengan kecepatan lebih dari cahaya?

    Salah: Tidak mungkin; cahayanya tidak dapat mendekati kita.

    Benar: Bisa; laju ekspansi dapat berubah. Batas Hubble (yaitu batas di masa galaksi terpisah dengan kita pada kecepatan
    cahaya) bisa berkembang lebih cepat dan menjangkau foton yang seharusnya tidak dapat menjangkau kita.

  4. Kenapa ada “geseran merah?”

    Salah: Efek Doppler, karena sumber cahaya menjauh dari kita akibat ekspansi ruang.

    Benar: Selain efek Doppler, terutama juga karena ekspansi ruang memperpanjang gelombang cahaya.

  5. Berapa besar semesta yang dapat kita amati?

    Salah: Karena usianya kurang lebih 14 miliar tahun, berarti: 14 miliar tahun cahaya.

    Benar: Sekitar 46 miliar tahun cahaya. Yang kita amati sekarang sudah menjauh dengan kecepatan yang meningkat.

  6. Apakah benda-benda angkasa ikut berekspansi

    Salah: Ya. Semua di dalam semesta ikut berkembang.

    Benar: Tidak. Misalnya, antar galaksi terdapat gravitasi yang saling menarik, melawan ekspansi. Terjadi
    keseimbangan akhir dalam bentuk cluster yang jarak antar galaksinya relatif tetap.

Sumber: Scientific American, Maret 2005.

IEEE Stardards

Beberapa standar IEEE yang menghidupi komputer kita:

  1. IEEE 802.3 — Ethernet, yang bisa langsung menyambungkan komputer ke jaringan secara plug-n-play.
  2. IEEE 802.11 — WiFi, yang bisa menyambungkan komputer ke jaringan tanpa plug-n-play, haha.
  3. IEEE 1363 — kriptografi dengan kunci public, enkripsi data dengan kunci berpasangan.
  4. IEEE 1284 — koneksi port paralel, baik untuk printer dan data lain. Bayangkan waktu belum standar.
  5. IEEE 1394 — Firewire, untuk transfer data serial jarak pendek berkecepatan tinggi, termasuk video.
  6. IEEE 1076 — VHDL, digunakan dalam pemrograman dalam chip, dalam bentuk bahasa tingkat tinggi, yang akan diterjemahkan menjadi desain sirkit dan interkoneksi dalam chip.
  7. IEEE 1003.1 — OS. Aplikasi yang dibuat dengan standar ini akan jalan di platform mana saja yang mengikuti standar.
  8. IEEE 754 — aritmatika biner untuk bilangan pecahan. Bayangkan juga waktu belum standar.
  9. IEEE 1484 — online learning, mencakup cara presentasi hingga pelacakan tingkat pembelajaran peserta.

Sumber: The Institute, Maret 2005.

La Vie

Dan hidup tak lain dari tantangan-demi-tantangan;
yang tak lain dari hardikan keras atas sikap hidup yang aku ambil;
atas nilai-nilai yang aku definisikan;
Ke mana kaki ini aku bawa berlari;
kalau mataku sendiri yang menatap tajam pada hatiku
kalau jari-jariku sendiri yang merobek topengku;
kalau kata-kataku sendiri yang tajam menghujam nuraniku.
Reinventer?
Atas apa?

Shio Kucing

Aku dilahirkan dengan Shio Kucing.

Alkisah, pada waktu Sang Buddha memanggil hewan-hewan, berdatanganlah dua belas hewan satu per satu, dan dari urutan kedatangan hewan-hewan itu, dinamailah dua belas shio. Tapi tentu kucing nggak kebagian nama shio. Kucing sibuk bobo, dan terlalu sibuk bobo, mengabaikan panggilan bahkan dari Sang Buddha.

Jadi itulah aku sementara ini, mewakili kaum yang tidak responsif, yang tidak harus melayani stimulus, dan lebih suka menyuarakan apa yang terasakan dari dalam. Wagnerian barangkali, sila. Garfield? Sure!

My Favorite Things

Raindrops on roses and whiskers on kittens;
Bright copper kettles and warm woolen mittens;
Brown paper packages tied up with strings;
These are a few of my favorite things.
Cream-colored ponies and crisp apple strudels;
Doorbells and sleigh bells and schnitzel with noodles;
Wild geese that fly with the moon on their wings;
These are a few of my favorite things.
Girls in white dresses with blue satin sashes;
Snowflakes that stay on my nose and eyelashes;
Silver-white winters that melt into springs;
These are a few of my favorite things.
When the dog bites,
When the bee stings,
When I’m feeling sad,
I simply remember my favorite things,
And then I don’t feel so bad.

As Easy As My Phone

Bjarne Stroustrup, si pencipta C++ itu, pernah berujar, “I have always wished that my computer would be as easy to use as my telephone. My wish has come true. I no longer know how to use my telephone.”

Tapi, sebenernya, apa sih bedanya telepon dengan komputer? Dulu kalau kita bilang “OS” berarti kita lagi ngomongin komputer meja dan notebook. Setelah zaman konvergensi, PDA punya kemampuan telefonik, dan HP punya kemampuan komputasi aplikatif, sehingga kita terbiasa memperbincangkan OS sebuah telepon. Dan jam tangan juga sekarang punya OS. Kemudian TV dan lemari es. Dan lain kali juga buku dan CD.

Loh, CD kan data storage? Apalagi buku? Tuh kan, suka nulis sambil tanya2 sendiri. Suatu hari aku harus cari temen psikolog untuk memperbintjangkan kebiasaan boeroek jang seroepa dengan itoe. Meanwhile, data storage juga akhirnya punya kemampuan komputasi. Aku nggak lagi cerita tentang SAN atau NAS. Itu bukan porsi web ini. Web ini lebih suka memberi contoh flash drive yang berevolusi jadi MP3 payer, photo storage dengan display, dan jang sematjam itoe.

The Tristan Chord

When Wagner started to be a composer, there were three different models of contemporary opera. Wagner had tried to adopt those types with Die Feen (German, rich-orchestrated style), Das Liebesverbot (Italian, lyrical style), and Rienzi (French style, with its luxuries). He then decided that Italian and French models had been decadent: they had passed their peaks in developments; therefore Wagner went back to explore more in German style, manifested in Die Fliegende Holländer, Tannhäuser, and Lohengrin.

Being ideologically attached with Bakunin the anarchist, Wagner got involved with Dresden putsch. Bakunin got caught and jailed, and Wagner fled to Switzerland. He faced the prospect of seemingly endless exile, with debt, hopeless marriage, and bad health. On this condition, he started composing Der Ring. Also he started reading Schopenhauer.

His reading gave him the idea for a wholly new way of opera composing. In a letter to Liszt, he referred the philosopher as a man who has come like a gift from heaven. He then composed Tristan und Isolde, called it the simplest but most full-blooded music conception. He stopped Siegfried on Act 3, and devoted himself to Tristan. But after several months, it was only music as yet.

Schopenhauer maintained that we are, in the most literal sense, embodiment of the metaphysical will, so that willing, wanting, longing, craving, yearning, are not just things we do: they are what we are. Music is also a manifestation of the metaphysical will. It directly corresponds to what we are in our innermost thing.

For years, Tristan remained ‘only music.’ But even now, its chord remains the most famous single chord in the history of music. It contains not one but two dissonances, thus creating a double desire, agonizing in its intensity, for resolution. The chord then moves, resolving one but not the other, thus providing resolution-yet-not resolution. In every chord-shift, something is resolved but not everything. When a satisfaction is created, so is a new frustration. Until the end. The silence. In Wagner’s words: “Here I sank myself into the depths of the soul’s inner workings. Here life and deaths and the very existence and significance of the external world appear only as manifestations of the inner workings of the soul.”

On another fine day, Wagner performed a nice symphony for his wife’s birthday. Siegfried Idyll. It was performed at home, with a very small number of guests attending. One of them was young Nietzsche, starting his long and historical friendship with Wagner. Indeed, Wagner was the greatest influence on the young man, who would in turn became one of the greatest figures in the entire history of western philosophy. But it is another story.

« Older posts

© 2025 Kuncoro++

Theme by Anders NorenUp ↑