Science et Vie bulan ini (baru dateng nih) menampilkan kover “lambang” tiga agama terbesar di dunia (bagian Perancis maksudnya), i.e. sebuah bulan sabit, sebuah bintang persegi enam, dan sebuah palang salib, dicoret rapi di atas papan tulis. Temanya tentang pengajaran agama di sekolah. Bukan pengajaran agama seperti soal perilaku hidup maupun tata masyarakat. Bukan itu. Tapi soal sejarah, yang banyak mencampuradukkan mitos seolah2 sebagai fakta sejarah.
Di sebelah ketiga lambang, ada tiga gambar wajah manusia, dengan nama2 Musa (Moïse), Isa (Jesus), dan Muhammad (Mahomet). Duh, middle-age sekali sih orang Perancis nih. Jangan2 mereka masih menamai orang dari Afrika sebagai “negro”. Tapi biar deh. Kali mereka juga tersinggung nama negaranya kita ubah jadi “Perancis” pake cheese di belakang itu ;).
Yah … karena alasan moral yang bersifat fundamental, aku ambil pena hitam, dan menghitamkan wajah tokoh yang katanya bernama Mahomet itu. Sorry, ini soal moral yang bersifat fundamental. Rasulullah s.a.w. mewanti-wanti sekali agar penampilan fisiknya tidak dilukiskan, dan hanya perilaku beliau saja yang boleh disebarluaskan. Penggambaran fisik hanya akan menimbulkan hal-hal yang terjadi pada agama-agama pagan, yaitu penyembahan pada manusia, baik dalam pemribadian sebagai tuhan, maupun penghambaan bentuk lain yang tidak perlu.
Bukan wajah Rasulullah (s.a.w), bukan profil badannya, bukan janggutnya yang harus ditiru umat. Umat harus meniru akhlaknya, kearifannya, dan senyumnya yang selalu hangat namun meneduhkan.
Salam bagimu yaa Rasul. Aku harapkan syafaatmu bagi para penerusmu di hari yang dijanjikan nanti.