Pada binatang berdarah dingin, metabolisme tubuh harus diatur sesuai dengan suhu lingkungan di sekitarnya. Cengkerik misalnya, mengeluarkan suara kerikan dengan frekuensi sebanding dengan suhu udara di sekitarnya. Ini frekuensi kerikan, bukan frekuensi suara yang dihitung dalam Hertz itu. Kita namai saja kekerapan deh.

Di Amerika Utara, suhu udara bisa diperkirakan dengan mendengarkan kekerapan bunyi cengkerik. Kita ukur berapa kali cengkerik mengkerik dalam 15 detik. Hasilnya kita tambahkan 40, dan kita peroleh perkiraan suhu udara dalam derajat Fahrenheit. Tapi tentu ini suhu udara menurut laporan cengkerik, yang artinya suhu udara pada semak-semak di sekitar rumah kita, bukan suhu di dalam rumah.

Di negara-negara yang lebih beradab, cengkerik menyesuaikan diri dengan satuan metrik. Maka suhu diukur dengan menghitung jumlah kerikan dalam 8 detik, lalu ditambahkan lima, dan hasilnya adalah suhu dalam derajat Celcius. Tambahkan 273, kalau mau mengukur hasil dalam Kelvin.

Cerita ini, dan ratusan hal-hal menarik lainnya, bisa dibaca pada buku terjemahan di samping ini: Einstein Aja Gak Tau. Terjemahannya memang banyak yang lucu, termasuk judulnya yang ngasal bener. Tapi dengan mengabaikan hal-hal kecil macam gini, isi buku ini adalah ratusan mutiara. Dianjurkan buat orang yang suka memikirkan sebab akibat dari hal-hal sehari-hari, dan untuk yang punya anak yang tak henti-henti bertanya tentang hal-hal semacam ini. (Jadi inget Yani).