Cerita dikit tentang IEEE dan Citibank. Dalam hal ini IEEE dilihat sebentar sebagai entitas bisnis, soalnya kontaknya melalui customer-service, bukan member-service.

Awal tahun 2000, aku beli buku Engineering Tomorrow dari IEEE. Transaksi dengan Citibank Visa. Tapi ada yang salah dengan IEEE. Dia menagih sekali, dikembalikan, ditagih kembali, dikembalikan lagi, ditagih lagi, dikembalikan lagi, deeste enam kali. Totalnya, aku ditagih satu kali, memang. Tapi kita tahu bahwa Citibank memberlakukan selisih kurs yang cukup besar untuk transaksi penjualan dan pembelian. Total aku kehilangan di atas 100 ribu rupiah. Menyebalkan, kehilangan sesuatu tanpa terjadi apa-apa.

Maka Aku telefon Citibank, minta agar mereka melakukan penjumlahan dalam bentuk dolar saja, dan baru hasil akhirnya dikonversi ke rupiah. Customer service-nya tidak setuju. Aku jelaskan bahwa ini wajar sekali bahwa Citibank mengambil keuntungan satu kali dari sebuah transaksi, bukan sekian kali. Tapi dia berkeras, dan mulai defensif. Trus aku bilang, barangkali dia bisa kontak IEEE untuk reimburse kerugian ini. Citibank menolak lagi. Akhirnya aku bilang, aku aja yang kontak IEEE. Mr Citibank mempersilakan, sambil bilang bahwa upaya itu nggak akan berhasil.

Aku kontak IEEE. IEEE minta tanda bukti tagihan Citibank. Aku kirim via fax. Aku dapat penggantian lebih dari yang aku hitung. Barangkali dia menghitung juga ongkos fax ke US :), atau dia pakai tabel kurs yang beda lagi. Gede lah.

Memang ada organisasi yang bereputasi baik, dan ada yang cuma mengira punya reputasi baik. Citibank cuman masuk ke golongan kedua.