Bank Permata

Dilbert bilang, beginilah cara memilih nama project:

  1. Team dibentuk dan melakukan brainstorm memilih nama-nama
  2. Dilakukan multi-vote untuk memilih beberapa nama terbaik
  3. Nama-nama terbaik diserahkan ke manajemen senior
  4. Vice president menolak semua pilihan, dan menamai project itu sesuai nama tokoh Muppet kesukaannya

Kayak biasa, dunia Dilbert tidak bisa dibedakan dari dunia nyata. Aku baca di Tempo: begitulah mereka memilih nama Bank Permata, yang merupakan hasil merger dari Bank Universal dan lain-lain. Bedanya mula-mula mereka menunjuk konsultan untuk memilih nama terbaik. Dengan dana lumayan besar, mereka mengajukan nama-nama seperti Bank Ixi, Bank Qiqa, dan semacamnya.

Manager tim merger menolak nama itu, dan memilih nama lain. Kemudian nama itu dilaporkan ke presiden. Tahu nggak sih nama presiden kita sekarang? Semacam “Dyah Permata Megawati”, begitulah, lebih panjang dari itu. Jadi presiden menolak nama yang diajukan manager, dan memilih nama Bank Permata.

Syukurlah, setidaknya bukan nama Muppet.

Hari-hari ini Bank Permata rajin bener kirim surat. Padahal saldo di bank itu cuman beberapa rupiah aja. Aku juga sudah lupa, mengapatah gerangan dulu pernah iseng bikin rekening dan credit card di Bank Universal. Aku inget pernah mau matiin, tapi managernya mempersuasi dengan baik untuk tidak mematikan rekening, a.l. dengan meng-gratis-kan annual fee untuk credit cardnya.

Sekarang udah waktunya dimatiin lagi kayaknya.