Tentu kita mengimani Allah sebagai Maha Pencipta. Allah menyusun skenario global
(di jamaah kampus zaman dulu kita menyebutnya “global plan”), dan skenario itu
dijalankan sebagai proses. Begitulah semesta kemudian dijalankan: dengan proses.
Dan secara ghaib, proses itu dipercayakan kepada Malaikat Mikhail, yang menjalankan
apa yang kita sebut sebagai hukum-hukum alam.
Bagaimana caranya? Tugas kita sebagai ilmuwan (dalam bahasa Arab, ilmuwan disebut
ulama) untuk mengenalinya. Bagaimana semesta tercipta? Dengan big bang? Bisa ya, bisa
tidak, tetapi jelas melalui sebuah proses.
Bagaimana materi tercipta?
Bagaimana bintang dan galaksi tercipta?
Bagaimana bumi tercipta?
Bagaimana makhluk hidup tercipta?
Bagaimana makhluk hidup berkembang?
Bagaimana manusia dibentuk, dilahirkan, dan dikembangkan ke kedewasaan?
Semua bisa kita kenali dengan ilmu. Dengan demikian, kosmologi yang kita kenal selama
ini, juga teori evolusi, dan berbagai madzhab psikologi, tidak perlu disingkirkan.
Semuanya selaras belaka dengan Tauhid.