Pada awalnya, relativitas disebut-sebut telah mematikan fisika Newton.
Pada awalnya, mekanika kuantum juga disebut-sebut telah mematikan determinisme
Laplace. Kali nggak bener. Tapi soalnya: kenapa abis nama Newton, nama Laplace harus dibawa juga :).
Konon Newton pernah khawatir, bahwa perturbasi dalam orbit planet mengakibatkan
ketidakstabilan tatasurya, setidaknya kalau kalkulasi hanya memakai rumus
Newton. Tapi buktinya, tatasurya relatif stabil. Jadi Newton menuliskan
bahwa telah terjadi campur tangan tuhan, melawan hukum fisika, dalam
menstabilkan semesta.
Dari negeri tetangga, Laplace melengkapi kalkulus Newton dengan bentuk
Laplacian yang sampai sekarang selalu menghantui mimpi para mahasiswa
(bersama Fourrier, kalau di elektro), plus probabilita, dan hasilnya
adalah sistem kosmolosi yang lebih baik. Tidak diperlukan lagi campur
tangan tuhan (yang melawan hukum fisika itu) untuk menstabilkan semesta.
Waktu Napoleon (politisi, huh) mengeluhkan bahwa formula Laplace telah
membuang tuhan keluar sistem (fisika), Laplace cuma menjawab, “Saya tidak
perlu hipotesis macam itu.”
Lalu dinyatakan klaim Laplacian yang terkenal itu, bahwa jika seluruh hukum
fisika telah dipahami, dan seluruh keadaan dari setiap unsur semesta telah
diketahui, maka setiap bagian dari masa depan akan dapat diramalkan.
Klaim ini yang kemudian ditumbangkan oleh mekanika kuantum.
Tapi penumbangan itu semacam eforia aja ;). Sejauh apa pun, memang tuhan selalu
ada di luar sistem ;), dan barangkali determinisme Laplacian masih bisa benar,
kalau benar-benar “seluruh hukum fisika telah dipahami”. Sampai sekarang kata
“seluruh” itu belum terpenuhi. Memang sih, para fisikawan bilangnya “sebagian
besar hukum fisika telah dipahami”, tapi itu juga pernah dikatakan fisikawan
zaman Maxwell, zaman Newton, bahkan zaman Aristoteles. Semesta masih menyimpan
kejutan, yang lebih menarik bahkan dari khayalan dan mimpi kita.