Trus di akhir cerita hari ini, ada yang tega juga nuduh aku jadi pendukung
Islam Liberal (Islib). Uh?

Memang yang oleh orang Islib itu disebut Islam konservatif itu,
aku pikir gaya berpikirnya dan gaya hidupnya perlu direvisi habis-habisan.
Tapi aku nggak cukup gila untuk memecahkan soal itu dengan memformalkan
kategorisasi dan perbedaan lagi. Nggak. Aku selalu berpikir bahwa orang-orang
Islib malah sedang mempertegas karakteristik yang berusaha dilawannya dengan
cara membuat batas. Transaksi yang kemudian terjadi bukanlah transaksi antar
hikmah, tetapi antar kategori dan label (lagi). Ini buat aku sama sekali nggak
menarik. Tapi tentu, orang boleh punya pendapat yang berbeda.

Minimal, buat orang-orang Islib sendiri, mereka berhasil membuat orang melihat
bahwa Islam itu tidak hanya memiliki satu diskursus. Ada yang lebih ramah pada
perbedaan dengan dunia di luar Islam, yaitu kelompok mereka (dan yang bukan
kelompok mereka tentulah kurang ramah pada dunia di luar Islam). Selamat deh
buat mereka. Sekarang tinggal memperbaiki yang seharusnya diperbaiki.