Hal-hal yang buruk selalu bisa diperburuk :). Kategorisasi sendiri bisa
diperburuk, yaitu dengan melakukan relasi antara labelisasi dengan konsumsi.
Mr X jadi pakar IT gara-gara punya beberapa website yang punya domain sendiri.
Miss Y masuk kelompok terpelajar gara-gara menghabiskan dana untuk belajar
sampai bergelar PhD di luar negeri. Mrs Z jadi ibu bijak gara-gara beli
detergen tertentu, pakai minyak goreng tertentu, pasang Mozart untuk bayinya.
Mr K mengaku artistik, budayawan, dan kosmopolitan, gara-gara suka buang uang
buat nonton orkestra. Sederhana bener logikanya sebenernya. Karakteristik
akhirnya dibentuk dengan belanja. Itu barangkali hanya karena karakteristik
manusia diisi dengan kategori-kategori.