Abis itu dibahas soal ayat qawliyyah (kauliah aja deh, lebih Indonesia). Apa ayat itu rumusan dari Allâh atau rumusan manusia? Al-Quran merupakan diskursus ilahiyah yang dipetakan ke diskursus manusia. Mekanisme pemetaan itu sendiri, bisa melalui skenario yang sepenuhnya merupakan wewenang ilahiyah. Bisa aja Quran diturunkan langsung dalam bentuk kata-kata yang dipahami manusia, atau dalam bentuk ide pasti yang langsung dibahasamanusiakan oleh Rasulullâh. Keduanya tidak mengurangi validitas Quran.

Seperti juga bisa jadi bumi langsung tercipta seperti ini (sambil nyengir ke Bertrand Russel), bisa juga melalui proses evolusi semesta. Bisa jadi Adam diturunkan langsung dalam bentuk manusia dewasa yang sempurna, bisa juga lewat evolusi makhluk hidup. Segalanya berjalan sesuai skenario ilahiyah, yang barangkali menempuh jalan yang bisa berbeda-beda. Nggak ajaib-ajaib amat sebenernya :).

Barangkali aku termasuk yang merasa bahwa Al-Quran langsung diturunkan dalam kata-kata seperti ini, tapi juga aku termasuk yang merasa bahwa semesta dan manusia diciptakan dengan proses evolusi. Boleh donk nggak konsisten. Semesta tidak harus disusun dengan logika sederhana. Yang jelas salah adalah kalau aku berpendapat bahwa semua pendapat aku benar dan logis ;).