Seorang sahabat mengirim mail curhat. Dia abis mengomentari sebuah hadis
qudsi tentang keadaan neraka, dengan tulisan tentang blackhole dari
sudut pandang Steven Hawking. Tapi kemudian banyak yang kirim komentar
balik, termasuk beberapa protes. Jadi dia nanya: salahkah membandingkan
pendapat dari wacana agama dengan pendapat orang kafir ?
Berpendapat itu nggak pernah salah sih. Yang salah adalah kalau semua orang
menyetujui pendapat kita. Pasti ada mekanisme pembentukan diskursus
yang nggak jalan :).
Orang kayak Hawking atau siapa pun juga nggak boleh semena-mena dibilang kafir.
Atheist, memang, dia akui. Tapi seperti kita juga Islamnya belum
pernah bisa kaffah 100%, mereka juga kafirnya belum bisa kaffah 100%. Jelas
ada batas antara Islam dan non-Islam, tetapi batasan itu selalu untuk memperbaiki
diri sendiri, buat untuk menuding orang lain.
Jadi mencerap pendapat dan hikmah dari mereka bukan saja boleh, tapi
dianjurkan. Kalau nggak, Rasulullâh s.a.w. nggak akan bersabda “tuntutlah ilmu
walaupun ke negeri Syin”, dan Ali r.a. nggak akan bersabda “hikmah adalah
milik umat Islam, maka ambillah ia dari mana saja ia berada”.
Hikmah dari seluruh semesta bukan saja melengkapi ilmu yang kita peroleh
dari Quran, tetapi juga membentuk pengertian yang utuh akan isi dari
Quran sendiri. Bagaimanapun diskursus manusia itu dinamis dan dibentuk dari
lingkungan juga. Tidak mungkin ayat-ayat kauliyah dimengerti tanpa
pegangan ayat-ayat kauniyah terlebih dahulu. Memang nggak banyak yang
setuju dengan pendapat ini sih, seperti juga nggak banyak ikan yang sadar
bahwa mereka hidup di air.