Sepanjang abad 19, para kimiawan menunjukkan bahwa senyawa-senyawa memiliki komposisi unsur yang sama. Namun tidak ada yang berpikir serius soal adanya atom, atau partikel elementer dalam materi. Di akhir abad 19, baru konsep partikel elementer dikenal. Tidak lama, konsep energi elementer juga dikenal. Masuklah kita ke abad kuantum materi-energi. Tapi fisika bukan cuma terdiri atas materi-energi. Fisika juga mengenal dimensi ruang-waktu, yang terbentuk bersamaan dengan (dan sebagai konsekuensi dari ?) materi-energi. Dalam kosmologi qurani, ini dikenal dengan pembentukan samawat (dimensi ruang-waktu) dan ardh (materi-energi).
Baru di pertengahan akhir abad 20, mulai ada pemikiran bahwa fisika kita tidak berimbang. Kita lupa mengkuantisasi dimensi ruang-waktu. Dan akibatnya banyak yang tak terjelaskan dalam gap antara relativitas dan mekanika kuantum.
Teori string antara lain membahas kuantisasi dimensi juga. Tapi ada banyak mekanisme-mekanisme yang diusulkan dalam berbagai varian string. Juga ada teori-teori yang menyaingi teori string dalam usaha menjelaskan fisika yang asali. Jadi memang kuantisasi dimensi belum mencapai kesepakatan. Baru disepakati bahwa dimensi itu memang diskrit, sama seperti energi, sama seperti partikel.