Ustadz Lukman mengajak kita mengingat kembali ide tentang tauhid dalam kaitan dengan penyerahan diri sepenuhnya kepada ketetapan Allah. Lalu bagaimana dengan usaha manusia? Manusia diperintahkan melakukan usaha-usaha untuk memakmurkan bumi, bukan untuk mencari rizki masing-masing. Bagaimanapun secara logika akhirnya rizki tergantung pada ketetapan Allah, alih-alih sebagai hasil usaha kita.

Tentu bukan berarti kita tidak dapat melakukan perubahan apa pun. Setiap usaha kita, dan doa kita, lebih ditujukan untuk meningkatkan nilai kemanusiaan kita sebagai makhluk Allah. Kita bisa berlomba-lomba untuk memperbaiki diri masing-masing.

Tidak ada yang harus diirikan dari orang yang lebih cerdas, lebih tangkas, lebih punya banyak teman, dan sebagainya; tetapi ada yang harus diirikan dari orang yang lebih sabar, lebih lembut, dan lebih dekat pada Tuhannya. Dan kita punya kekuasaan untuk mengubah diri kita.

Memang terbalik dengan sebagian orang yang bilang bahwa “watak itu bawaan, nggak bisa diubah” dan sebaliknya “rejeki nggak datang sendiri, harus diupayakan”. Sebaliknya, rejeki itu bawaan, nggak perlu diubah; dan sebaliknya, kepribadian itu tidak akan terbentuk sendiri, melaikan harus dibentuk dengan upaya terus-menerus. Dan itulah nilai kemanusiaan kita.