James Bond, si badut terkenal itu, pernah becanda: Jangan percaya pada angka. Survey, riset, dan berbagai analisis kadang menunjukkan hasil yang fantastik, walaupun fakta sesungguhnya tidak begitu mengesankan.
Misalnya, ITU menulis bahwa Islandia dan negara-negara nordik lain memiliki penetrasi Internet tertinggi di dunia, yang diakibatkan oleh ekonomi yang baik, keterpencilan geografi, cuaca yang buruk, dan penguasaan Bahasa Inggris yang baik. Tetapi ITU lupa menuliskan bahwa negara-negara nordik juga adalah konsumen kopi per kapita tertinggi. Lalu apakah orang nordik suka pakai Internet karena mereka doyan kopi Java? Kedua fakta itu hanya berkaitan pada satu hal: tingkat kelahiran di negara-negara itu adalah yang terkecil di dunia (bahkan negatif). Jadi persentase penduduk dewasa sangat tinggi, dan akibatnya tingkat konsumsi /Internet|Kopi|dll/ juga jadi tinggi.
Di Telkom, para networker pernah dipaksa mengejar target ASR (yaitu rasio jumlah panggilan berjawab terhadap penggunaan server). ASR sendiri hanya mengejar bagian yang tidak penting dari network (dibandingkan trafficability, availability, etc). Kalau kita menelepon, dan semuanya berjalan baik, ASR naik. Tapi kalau kita menelepon teman, dan si teman malas mengangkat telepon, ASR turun. Dan lucunya, kalau si teman menjawab, dan sepuluh detik kemudian terputus karena alasan teknis, ASR sudah telanjur naik. Konsep ASR sendiri mulai ditinggalkan waktu Telkom berpindah ke bisnis broadband.