Proyek Genome mencoba membuat sebuah bakuan atas genetika manusia. Tentu, genetika manusia tidak ada yang baku. Jadi mereka mencari 200 orang untuk disampling, kemudian dilakukan konsensus tertentu untuk menentukan standar manusia. Naif yah :). Atau barangkali cuman salah arah.
Genetika manusia bervariasi bukan karena ketidaksengajaan, atau bukan karena evolusi yang belum selesai, tetapi lebih karena variasi itu sendiri merupakan karakteristik yang dilekatkan pada genetika. Yang sederhana adalah golongan darah. Golongan A memiliki kekebalan pada tipe kolera tertentu, dan B pada tipe kolera lain. Golongan AB sangat kebal pada semua macam kolera, dan sebaliknya golongan O paling tidak kebal. Tapi golongan O paling kuat menghadapi malaria. Beberapa macam penyakit lain bisa ditangkal oleh golongan darah tertentu. Wabah yang mendunia pun diharapkan tidak akan memusnahkan manusia. Jadi kalau malaria menyerang, ada golongan O yang selamat, tapi kalau kolera menyerang, ada kelompok AB yang selamat. Dengan demikian dalam jangka panjang manusia akan survive (tapi bakal beda kalau bumi ketabrak komet atau asteroid).
Ada banyak variasi selain golongan darah yang juga bersifat serupa dalam menangkal penyakit tertentu. Jadi tidak ada satu standar manusia. Pakar genetika akhir abad 20 menghadapi penemuan yang sama dengan fisikawan awal abad 20: mau mencari standar, tapi menemukan bahwa yang namanya standar itu salah. Sekarang mereka lagi asyik dengan teori chaos juga. Nggak tau tuh apa yang dibahas. Tata istilah perchaosan itu rumit bener, harus ada yang ngajarin aku nih.
Sambil punya mainan baru: Fractal Explorer. Mandelbrot tak gentar.
0 Comments
1 Pingback