Di luar pasukan sang jenderal mengeksekusi para pemberontak. Dan sang jenderal dengan tenangnya masuk ke kios tukang cukur, minta dibersihkan rambut-rambut di wajahnya. Si tukang cukur, dari bangsa yang sama dengan para pemberontak, menatap penuh dendam. Diasahnya pisau cukurnya. Diperhatikan wajah jenderal. Ia memperhitungkan bagaimana cara membunuh jenderal itu dengan pisau itu. Tangannya bergetar. Ia menenangkan diri dengan mulai mencukur buju wajah si jenderal. Ia terus berhitung, mencari saat paling tepat untuk mulai membunuh. Tapi waktu terus berlalu. Pekerjaannya selesai. Sang jendral bangkit, membayar upahnya, lalu berkata padanya: “Aku tahu kamu marah. Tapi kamu lihat, marah adalah ide. Dan ide selalu bisa dipertentangkan. Tapi pembunuhan adalah kejahatan. Kami mengeksekusi mereka karena pembunuhan, bukan karena ide.”
Wagner juga dikenal anti Yahudi. Maksudnya, kalau kita pernah berkomentar sinis tentang Yahudi, media sepanjang masa akan mengenal kita sebagai anti Yahudi. Tapi kita tahu Wagner belum pernah menyuruh mengusir orang Yahudi atau membunuh siapa pun. Tidak mungkin membandingkan kejahatan Hitler dengan ide Wagner. Kejahatan Hitler hanya dapat dibandingkan dengan kejahatan orang Yahudi di Palestina. Aku nggak bisa yakin, mana yang lebih jahat.