Tapi nama Zarathustra sendiri suka diculik semena-mena. Pertama, Nietzsche menculik nama itu dari nama dewa Persia. Kedua, Strauss menculik nama itu dari Nietzsche. Ketiga aku culik dari cuplikan Strauss dari Nietzsche buat dipasang di meja kerja (dulu): you great star, what would your happiness be had you not those for whom you shine. Keempat, nama itu diculik di buku The Collapse of Chaos dari Ian Stewart (orang Warwick tuh) sebagai nama planet buat menggambarkan inkompatibilitas komunikasi akibat selisih diskursus. Misalnya, di planet Zarathustra, suara itu digital, nggak analog kayak telinga kita. Jadi kita dan mereka nggak bisa saling menikmati musik masing-masing. Buat mereka, selisih satu oktaf itu nggak harmonik kayak yang didengar telinga kita.
Jadi inget juga salah satu diskusi beberapa waktu yang lalu: telinga kita itu receiver analog, tapi mata kita itu receiver digital atau analog ? Bisakah itu dijawab tanpa melibatkan dualitas cahaya sebagai materi dan gelombang ?