Arlene Feynman

Feynman konon memang beruntung. Selain cerdas, hidupnya juga penuh dengan hal-hal yang lucu dan menarik. Tapi kita suka lupa, bahwa yang menentukan kelucuan dan kemenarikan hidup kita itu kita sendiri.

Aku abis baca kisah Feynman dengan istri pertamanya, Arlene — nggak ada hubungannya dengan pacarnya Garfield. Arlene adalah primadona di sekolah Feynman, dan selalu punya pacar. Feynman baru bisa merebut hati Arlene waktu dia jadi siswa terbaik dalam bidang matematika, fisika, kimia, dan biologi; plus penghargaan khusus dalam bahasa Inggris, gara-gara dia bikin karangan yang berisi kata-kata rumit cuman buat iseng. Tapi terus Feynman harus kuliah di MIT. Mereka janji mau menikah abis Feynman lulus.

Tapi kemudian Arlene terdeteksi menderita Hodgin, semacam TB, tapi yang tak tersembuhkan. Dia divonis akan meninggal hanya dalam beberapa tahun ke depan. Mereka berdua terpaksa menghadapi vonis itu, dan menerima kenyataan terburuk. Feynman lulus, meneruskan ke Princeton, dan bikin tesis di bawah bimbingan Wheeler. Kondisi Arlene makin buruk. Jadi, abis lulus dari Princeton, Feynman menyatakan siap menikah.

Ortu Feynman jelas tidak setuju. Mereka lebih suka Feynman memulai karir yang bagus daripada menikah dan memiliki hidup bermasalah. Feynman menemui dokter lagi, minta diizinkan menikah. Kata dokter: bisa, tapi nggak boleh terlalu sering melakukan kontak fisik. Berciuman pun nggak boleh. Jadilah mereka menikah berdua, tanpa diiringi keluarga, dan pindah ke Princeton. Waktu itu Proyek Manhattan sudah dimulai di Princeton.

Di Princeton, Arlene tinggal di rumah sakit. Situasi berlanjut sampai Feynman harus pindah ke Los Alamos untuk mengerjakan kelanjutan Proyek Manhattan. Arlene ikut pindah ke Los Alamos, tapi selalu hanya di RS. Dari RS dia mengirim surat-surat aneh ke proyek. Di bulan Mei, dia mengirim koran ke banyak orang di proyek, dengan berita utama “RP Feynman Berulang Tahun”. Dia mengirimkan puzzle yang bikin Feynman selalu dimusuhi provost proyek (tentara). Dia juga beli panggangan, dan memaksa Feynman memanggang steak setiap weekend di tepi jalan umum.

Tapi … well … segalanya harus berakhir. Arlene meninggal setelah cukup lama tidak sadar. Waktu Feynman mencium rambutnya, dia merasakan keharuman yang sama seperti biasanya. Itu mengagetkannya. Arlene meninggal — sesuatu yang besar telah terjadi — tapi nyaris tidak ada yang berubah.