Tag: Surabaya

IS Expo ITS

Satu undangan datang dari mahasiswa Sistem Informasi ITS, mengajak mengisi mini seminar tanggal 17 November di Surabaya. Judul acaranya Information System Expo ITS 2012. Sekilas, tanggal itu rasanya aman, jadi aku iyakan. Meluangkan waktu berbincang dengan Generasi Z biasanya justru memicu inspirasi baru. Tapi tema yang disodorkan bikin aku senyum lebar: To be an Out-of-the Box Engineer. Ini bener-bener cap yang diberikan ke aku selama bertahun-tahun, sampai dua tahun lalu. Dua tahun lalu, aku mengaku membunuh otak kanan dan beradaptasi hanya dengan otak kiri. Dan pura-pura berhasil, haha :).

Tanggal 16 malam, aku terbang ke Surabaya. Adhika dan satu rekannya menjemput di Juanda. Cukup lelah seusai maraton Qbaca seminggu sebelumnya, aku malah menghabiskan malam nonton Star Trek. Fokusnya pada Spock pula. Kapan nih mau beralih ke otak kanan lagi? Malah kuranh tidur. Tapi paginya aku bangun sangat segar. Mungkin karena jauh dari polusi Jakarta. Melaju ke ITS di trafik akhir pekan Surabaya yang tenang, kami masuk ke Gedung Robotika ITS, dan disambut MC Rossa dan Zaki.

Presentasiku diawali cerita tentang IEEE dan misinya, advancing technology for humanity. Untuk misi ini, IEEE meninggalkan kotak masa lalunya. Misalnya, kini ia tak lagi menyebut dirinya Institute of Electrical and Electronic Engineers, tetapi hanya IEEE saja, dan membuka diri terhadap bidang ilmu lain: informatika, fisika, matematika, biologi, kedokteran, serta bidang lain yang mendukung misi mengembangkan teknologi demi harkat kemanusiaan.

Lalu cerita beralih ke tantangan besar yang harus dituntaskan para engineer di abad ke-21, terutama menyangkut energi, lingkungan, pendidikan, kesehatan; lalu difokuskan ke keindonesiaan dan kesisteminformasian. Bagaimana kita diharapkan merekayasa gaya hidup digital yang memungkinkan ekosistem yang lebih hemat energi, ramah lingkungan, manusiawi. Bagaimana simulasi interaksi dan komunikasi harus diciptakan untuk membantu manusia memperoleh pendidikan dan gaya hidup yang lebih baik.

Dibandingkanlah contoh kasus di beberapa negara, terutama kontras kondisi dimana engineer bekerja secara eksklusif untuk membentuk sebuah produk dan kondisi dimana engineer bekerja membentuk platform yang dapat digunakan publik untuk menciptakan produk-produk yang lebih luas. Berfokus ke Indonesia lagi, aku kembali ke gambar spiral besar, dimana setiap sisi harus mempertimbangkan, berkomunikasi, berkolaborasi dengan ujung spiral lain (spiral punya ujung yach) untuk memastikan semuanya tumbuh bebesar mencapai misi. Contoh spiralnya memiliki 4 ujung: network, service / aplikasi, konten, dan komunitas.

Masih panjang sih. Tapi ceritanya gak seru kalau ditulis. Lebih seru waktu diperbincangkan :). Ensuite masih ada dua presenter lagi; masing2 membahas media sosial dan product branding vs personal branding.

Selesai seminar mini ini, aku langsung harus pamitan. Harus agak meramaikan Indonesia Book Fair di Senayan :). Adhika dan Dilla mengantarku ke Juanda lagi. Dan pesawatku menderu melawan mendung tebal kembali ke Jakarta.

Tapi perkiraanku ada benarnya. Ketemu para calon engineer itu benar-benar memicu inspirasi-inspirasi baru. Thanks, SI ITS :).

IEEE Knowledge Sharing

Di Tunjungan Plasa, aku menemui satu kopi yang belum tertemui di kafe2 Starbucks Bandung: Kopi Timor. Judulnya Komodo Dragon, dengan logo merah hitam seram. Tapi kita mulai cerita ini dari latar belakangnya.

IEEEWaktu aku menulis tentang rencana IEEE di Surabaya, yang sedang kami bahas adalah sebuah seminar yang cukup luas. Jadi waktu Mas Muhammad Ary Murti (chairman of Indonesia IEEE Comsoc Chapter) meneleponku, aku pikir kita akan mulai soal ini. Tapi ternyata judulnya lain. Ini acara mini IEEE Knowledge Sharing saja, dengan tiga speaker: Mas Ary tentang IEEE, Arief Hamdani Gunawan tentang teknologi BWA, dan aku tentang business aspect-nya. So, aku iyakan saja. Dan singkat cerita aku kemarin menjejak Surabaya.

Surabaya itu, ok, keren. Tapi aku cerita seminar aja ah. Knowledge Sharing ini dilakukan di Gd Rektorat ITS hari ini (5 November 2007), di Hall Lt 3. Audience dari beberapa perguruan tinggi di Surabaya. Penyelenggara adalah Mas Daniel dari Fakultas Teknologi Informasi ITS.

Pada sesi pertama, Mas Arief (chairman of IEEE Indonesia section) membahas IEEE secara umum, termasuk kegiatan society, standard yang dihasilkan, dan kesempatan2 yang bisa diperoleh. Lalu Mas Ary memfokuskan tentang Communications Society dan hal2 yang bersifat akademis, termasuk kerjasama dll. Trus break.

Setelah break, ternyata Mas Arief harus kembali ke Jakarta untuk memperjuangkan soal kode akses melawan orang2 aneh dari BRTI (selamat berjuang ya, demi bangsa dan tanah air). Jadi di sesi ini aku akhirnya membahas bukan saja business aspect, tetapi juga beberapa technology breakthrough. Bahan2 diskusi adalah tema2 yang akhir2 ini sering didiskusikan, bukan saja oleh Communications Society, tetapi juga oleh Computer Society. Interworking 3G dan WiMAX, NGMN, Daidalos project (biarpun tidak aku sebut namanya), context awareness, augmented reality. Hmm, apalagi ya. Feedback dan sharing dari audience cukup menarik dan beragam; dan Mas Ary harus membantuku menjelaskan kegiatan2 yang bisa kita lakukan ke depan.

its-01.jpg

Acara baru selesai waktu halaman rektorat ITS tak berasa panas lagi. Dan aku pikir, cukup pas kalau secangkir kopi dinikmati sebelum matahari benar2 tenggelam. Jadi …

© 2024 Kuncoro++

Theme by Anders NorénUp ↑