Page 81 of 210

KlikBCA

Lho … kan ada KlikBCA, kata seorang kawan ngasih tanggapan.

Udah ngintip, komentar pula. Aku alergi BCA. Nuff said.

CC2

Di pihak lain, cita2 serius untuk menghindar dari uang kayaknya masih harus dipikirin. Kebayang keselnya, misalnya waktu aku beli notebook tahun 1990-an, dan harus bawa uang tunai sekian juta, soalnya penjualnya nggak mau ada delay waktu untuk transfer uang antar bank. Waktu itu belum ada uang 100-ribuan, fyi.

Juga waktu bayar uang muka rumah. Developer Koprima yang kayaknya masih keturunan Cro Magnon itu menolak ditransferin uang. Maunya aku bayar tunai. Gile, pingin aku dirampok di jalan kali. Aku janjian ketemu di bank aja. Aku ambil uangnya, aku kasih ke dia, tandatangan kuitansi di bank, selesai.

Gimana ya kalau transaksinya waktu belum ada uang kertas, dan kita harus bawa2 lempengan emas dan perak ke mana-mana. Pake acara nimbang pula — khawatir kalau uang emasnya dicuil di jalan, haha :).

Notebook yang sekarang dibeli dengan cek. Nggak pake bawa2 kertas lagi. Ini solusi yang lumayan bagus, biarpun masih tergolong kuno. Cek belum bisa dimodulasi ke jaringan informasi, dan sangat rawan fraud. Dengan naiknya batas kredit CC, dan membaiknya nilai rupiah, sebenernya sekarang bisa beli notebook dan benda semacam itu dengan CC. Tapi suka kena overcharge yang nggak terlalu kecil. Plus belum semua merchant mau menerima CC.

Baru CC aja hambatannya besar sekali. Padahal cita-citaku masih ke sesuatu yang jauh lebih abstrak daripada sekedar CC, atau sekedar Paypal (hey, aku pernah punya account Paypal juga lho — cuma buat eksperimen), atau semacam itu …

CC1

Anak dari zaman polusi kapitalisme. Gitu kali judulnya. Waktu orang tidak lagi mempercayai ekonomi global, dan mencurigai peredaran dollar dan euro sebagai bentuk imperialisme baru, aku masih dengan setia membayangkan terwujudnya cita2 lama: dunia yang lebih sederhana dengan mata uang virtual. Waktu aku masih sekolah, memang belum ada yang dinamai e-commerce. Credit card juga masih jadi monopoli kelompok ekonomi tertentu. Tapi di masa itu aku udah membayangkan lamban-nya sistem transaksi dengan uang, kayak orang zaman dulu menciptakan uang karena lamban-nya sistem transaksi barter.

Aku apply Visa pertama kali waktu aku baru pertama kali punya ATM. ATM bukan benda luar biasa waktu itu — cuma bisa buat ambil uang di mesin bank yang menerbitkan ATM. Aku apply Visa bukan untuk belanja, tapi untuk bisa daftar IEEE. Tanpa Visa, aku harus transfer uang dengan bank draft — baca prosedurnya aja udah males bener. Terusannya beruntun … dapet Visa (dari Bank Niaga), daftar IEEE, daftar ISP (ibm.net — ISP komersial pertama di Bandung), dan sedikit-sedikit jadi pelaku e-commerce. Yang paling sering pastilah Amazon di tiga negara, gantian.

Aku jarang betah punya CC lebih dari 3 tahun. Biasanya aku mati-in semena-mena, dan bikin CC baru lagi. Proses belajarnya waktu aku kesal sama Citibank, dan memutuskan mematikan Citibank Visa — CC dengan umur terpendek, kira2 hanya 1 tahun. Proses apply CC udah nggak ada hubungannya dengan cita-cita zaman masih sekolah kayaknya. Aku curiganya, jangan2 aku apply CC hanya buat koleksi kartu berwarna-warni.

US dan RF

Nazi menginjak2 Paris, dan pemerintah Perancis harus dilarikan ke London. Hanya setelah pasukan sekutu pimpinan US masuk ke Eropa, pasukan Perancis berhasil membebaskan negaranya sendiri. Dan itu yang selalu tercatat dalam sejarah. Bukan pasukan US yang membebaskan Perancis. Pasukan Perancis membebaskan negaranya sendiri, dan turut bersama pasukan sekutu untuk membebaskan Eropa.

Jika kita bekerja sama untuk sesuatu yang saya butuhkan, tidak selalu saya harus mengiyakan semua pikiran Anda. Orang yang membantu kita, bukan berarti kawan kita. Orang yang menjatuhkan kita, bukan berarti lawan kita. Dan kalau terlepas dari masalah, jangan berlarut2 memikirkannya — masa depan masih panjang.

Orang US masih berpegang pada cerita koboi yang diromantiskan (dipalsukan) sebagai kisah kepahlawanan. Dan mereka masih berpegang pada ideologi macam itu. Orang Inggris tahu bahwa orang US cuma pintar membual. Tapi tanpa bantuan Inggris, US tidak pernah memenangkan perang yang serius. Lihat Vietnam misalnya, dimana tentara US harus ngabur terkencing-kencing. Di front lain, Perang Eropa, Perang Asia, Perang Teluk, dsb, Inggris harus ikut meyakinkan kemenangan US.

Orang Perancis tahu bahwa waktu US masuk Eropa, alasannya bukan moral. Ada kepentingan US yang mulai terganggu oleh Hitler, dan Hitler harus dihentikan. Roosevelt sendiri mengkiaskan, “Kalau rumah tetangga kita terbakar, kita meminjami selang air bukan karena baik hati, tapi agar rumah kita tidak turut terbakar. Setelah itu, selangnya kita ambil lagi.”

Tentu orang Perancis tahu — sejarah panjang Eropa penuh dengan rasa sakit berkepanjangan, dan meromantiskan masa lalu adalah kekonyolan. Yang lebih penting adalah memecahkan masalah zaman ini dengan kecerdikan, akal sehat, dan ketulusan hati zaman ini.

Republik Kelima

Mereka menamai negaranya “Republik Kelima” — republik pun tidak harus diabadikan dan dinyatakan final. Selalu, struktur disusun untuk kepentingan masyarakat, dan karena itu namanya republik. Dan struktur turut memperbaiki dirinya bersama masyarakat, karena itu struktur tidak boleh diberhalakan. Menilai kembali nilai-nilai. Selalu mendefinisikan kembali relasi dan struktur.

Dan masih sambil menikmati hidup. Loh … kenapa menikmati hidup? Kan mereka nggak bisa dibilang “sudah unggul dalam segala hal”. Kan mereka secara kuantitatif masih kalah jauh dengan — misalnya — negara imperialis kalap di seberang Atlantik itu.

«On ne peut pas bon en tout.» — jawab mereka.

D Language

Diciptakan di tahun 1999, dan belum juga bergaung sampai tahun 2003: D Language. Mirip C++, dan memang merupakan satu alternatif lagi untuk memperbaiki C dan C++, dalam arti memberikan kekuatan baru atas C, dan memberikan kesederhanaan buat C++. Tapi sengaja nggak dibikin 100% portabel dengan dua bahasa itu. Penciptanya belajar bahwa C++ jadi rumit justru karena pernah mau 100% portabel dengan C, dulunya. Udah rumit, akhirnya nggak portabel juga dengan C99.

Anyway, kerumitan C++ justru mengasyikkan, terutama kalau kita lagi punya waktu. Kalau ada pihak2 yang bener2 merasa C++ itu provoking dan frustrating, feel happy-lah bahwa masih ada alternatif bahasa serupa C++ yang nggak harus lekat dengan VM (kayak C# dan Java) , nggak berasa beginner (kayak Basic dan Java), bukan scripting (kayak Perl atau Ruby), masih punya template (tapi lebih simpel daripada C++).

Gini kalimat pembuka di websitenya: It seems to me that most of the “new” programming languages fall into one of two categories: Those from academia with radical new paradigms and those from large corporations with a focus on RAD and the web. Maybe its time for a new language born out of practical experience implementing compilers.

Contoh program D:

 import std.stdio;

void main(char[][] args)
{
writefln("Hello World, Reloaded");

// auto type inference and built-in foreach
foreach (argc, argv; args)
{
// Object Oriented Programming
CmdLin cl = new CmdLin(argc, argv);
// Improved typesafe printf
writefln(cl.argnum, cl.suffix, " arg: %s", cl.argv);
// Automatic or explicit memory management
delete cl;
}

// Nested structs and classes
struct specs
{
// all members automatically initialized
int count, allocated;
}

// Nested functions can refer to outer
// variables like args
specs argspecs()
{
specs* s = new specs;
// no need for '->'
s.count = args.length;		   // get length of array with .length
s.allocated = typeof(args).sizeof; // built-in native type properties
foreach (argv; args)
s.allocated += argv.length * typeof(argv[0]).sizeof;
return *s;
}

// built-in string and common string operations
writefln("argc = %d, " ~ "allocated = %d",
argspecs().count, argspecs().allocated);
}

class CmdLin
{
private int _argc;
private char[] _argv;

public:
this(int argc, char[] argv)	// constructor
{
_argc = argc;
_argv = argv;
}

int argnum()
{
return _argc + 1;
}

char[] argv()
{
return _argv;
}

char[] suffix()
{
char[] suffix = "th";
switch (_argc)
{
case 0:
suffix = "st";
break;
case 1:
suffix = "nd";
break;
case 2:
suffix = "rd";
break;
default:
break;
}
return suffix;
}
}

“Great, just what I need.. another D in programming.” — Segfault

Kehancuran, Kewajaran

BTW, kalau di dunia ini bintang tidak bisa meledak … tatasurya hanya memiliki unsur yang miskin. Tidak ada yang lebih berat daripada besi. Tidak bisa hidup juga segala macam tumbuhan, dan hewan, dan kita — kaum-kaum yang hanya bisa hidup setelah adanya kehancuran …

… dan menghayati kehancuran sebagai bagian yang wajar dan nyaman dari kehidupan.

RFC 2324

Ada keterkaitan erat antara networker dan kopi. Maka, pada tanggal 1 April 1998, diterbitkanlah RFC 2324, tentang HTCPCP versi 1, dengan kepanjangan Hyper Text Coffee Pot Control Protocol. HTCPCP diturunkan dari HTTP, dengan tambahan beberapa metode baru, field baru pada header, dan return code yang baru.

Server HTCPCP diacu dengan prefiks coffee:. namun karena kopi sudah terdistribusi ke seluruh dunia sebelum standar ini diajukan, maka harus disiapkan internasionalisasi skema, dengan bentuk sebagai berikut:


coffee-url  =  coffee-scheme ":" [ "//" host ]
               ["/" pot-designator ] ["?" additions-list ]
coffee-scheme= ( "koffie"                  ; Afrikaans, Dutch
               | "q%C3%A6hv%C3%A6"          ; Azerbaijani
               | "%D9%82%D9%87%D9%88%D8%A9" ; Arabic
               | "akeita"                   ; Basque
               | "koffee"                   ; Bengali
               | "kahva"                    ; Bosnian
               | "kafe"                     ; Bulgarian, Czech
               | "caf%C3%E8"                ; Catalan, French, Galician
               | "%E5%92%96%E5%95%A1"       ; Chinese
               | "kava"                     ; Croatian
               | "k%C3%A1va                 ; Czech
               | "kaffe"                    ; Danish, Norwegian, Swedish
               | "coffee"                   ; English
               | "kafo"                     ; Esperanto
               | "kohv"                     ; Estonian
               | "kahvi"                    ; Finnish
               | "%4Baffee"                 ; German
               | "%CE%BA%CE%B1%CF%86%CE%AD" ; Greek
               | "%E0%A4%95%E0%A5%8C%E0%A4%AB%E0%A5%80" ; Hindi
               | "%E3%82%B3%E3%83%BC%E3%83%92%E3%83%BC" ; Japanese
               | "%EC%BB%A4%ED%94%BC"       ; Korean
               | "%D0%BA%D0%BE%D1%84%D0%B5" ; Russian
               | "%E0%B8%81%E0%B8%B2%E0%B9%81%E0%B8%9F" ; Thai
               )
   pot-designator = "pot-" integer  ; for machines with multiple pots
   additions-list = #( addition )

Lebih lanjut, silakan tengok spesifikasi HTCPCP di website IETF.

Blog-001

Di Cicadas, aku merasa pernah denger hipotesis kayak gini: Pada saat kita memberi terlalu banyak nilai untuk kehidupan, pada saat itu justru hilanglah nilai dari kehidupan itu.

How true … sampai aku akhirnya sadar bahwa … ternyata ini entry pertama blogger di website ini. Trus … ketawa di jalan belum dilarang kan?

How true!

« Older posts Newer posts »

© 2025 Kuncoro++

Theme by Anders NorenUp ↑