Page 71 of 210

Hukum Empirik Komputer

Nerusin yang kemaren. Ada hukum yang juga menarik dan patut diobservasi. Namanya Hukum Sturgeon, diambil dari nama penulis fiksi ilmiah Theodore Sturgeon: 90% or everything is crud. Jangan lupa juga hukum yang sangat terkenal itu, Hukum Murphy, diturunkan dari ucapan Edward Murphy di tahun 1949, bahwa Kalau ada dua (atau lebih) cara untuk melakukan sesuatu, dan salah satu cara menimbulkan bencana, maka akan ada orang yang melakukannya., yang kemudian disingkat orang dengan … ya tau sendiri lah.

Di dunia elektronika dengan spesialisasi di teknologi informasi, terkenal lima hukum empirik, yang umumnya berkaitan dengan perkembangan teknologi dan waktu. Hukum-hukum itu:

  • Hk Moore: Jumlah transistor dalam sebuah chip meningkat dua kali setiap tahun, ditulis pada tahun 1965, lima tahun sebelum Intel 4004 diciptakan. Setelah 38 tahun, ternyata bukan melipat setiap tahun, tapi setiap 18 bulan. Kata Moore: eksponensial takkan berlangsung selamanya, tapi akhirnya selalu bisa ditunda.
  • Hk Rock: Harga perangkat semikonduktor meningkat dua kali setiap empat tahun
  • Hk Machrone: Kapan pun juga, harga PC yang ada dan kita inginkan selalu sekitar $5000. Altair 8800 (prosesor Intel 8080) berharga $5000 di tahun 1976, sama dengan Mac-G5 2GHz dengan semua asesorinya termasuk layar datar ukuran besar tahun 2003.
  • Hk Metcalfe: Nilai sebuah network meningkat sebanding dengan kuadrat jumlah pemakainya
  • Hk Wirth: Perangkat lunak melambat lebih cepat daripada percepatan perangkat keras. Ini udah ditulis kemaren.

Groves giveth, Gates taketh away

«Groves giveth, and Gates taketh away» kata seorang industriawan. Intel, dipimpin Andew Grove terus menerus meningkatkan kapasitas prosesor untuk memperkuat dan mempercepat perangkat keras komputer kita (Hk Moore). Tapi berkat Microsoft, pimpinan Bill Gates, perangkat lunak makin haus sumberdaya, terus menyedot kekuatan perangkat keras, dan membuat kenyamanan kita berkomputer tidak berubah. Barangkali kenyamanan kita sekarang pakai Word nggak jauh beda dengan pakai WordPerfect dengan DOS di tahun 1992 dengan prosesor 386 dan memori 2M.

Anomali ini bukan kesalahan Gates seorang, sayangnya. Niklaus Wirth, kalau masih ingat nama ini (selain yang sedang belajar pemrograman), merumuskan hukum yang kemudian disebut sebagai Hk Wirth, di tahun 1995: Software is slowing faster than hardware is accelerating, yang akhirnya membuat Hk Moore tidak terlalu terasa bagi pemakai komputer ;). Yang jelas sih, dia terasa bagi berbagai bidang lain. Telepon dengan CDMA misalnya, atau setidaknya PDA, yang dulunya tidak mungkin ada, setidaknya dengan dimensi yang sekarang, sekarang dimungkinkan.

Pusdata

Abis berputar-putar di berbagai BBS-BBS Bemo, aku ketemu sebuah BBS yang rada beda: Pusdata. Dengan sopan aku ngedaftar ke SysOp-nya, dengan id koen. Dan mulailah cerita2 panjang dengan Pusdata.

Sekarang Pusdata masih diabadikan di Internet di http://pusdata.dprin.go.id. Ke sana, gatel juga aku liat form login. Iseng diisi dengan login dan password terakhir yang nggak tau kenapa masih bisa keinget. Boom, login berhasil. Huh. Dan Pusdata menampakkan tanggal pertama aku jadi member: 9 Desember 1995.

Huh, tepat 8 tahun lalu?

Di Pusdata ini aku pertama kali bisa baca e-mail Internet dari BBS. Alamatnya, tentu saja, koen¤pusdata·dprin·go·id — kayaknya ini satu2nya alamatku yang pakai go·id. Waktu itu aku udah punya west¤ibm.net sih, tapi Pusdata masih terasa istimewa.

Lebih istimewa lagi, ternyata alamat di Pusdata ini masih valid sampai sekarang, waktu west@ibm.net udah mati, disusul koen@bitsmart.com, k.wastu@ieee.org, dan alamat2 antik lainnya.

Cirebon

Apa yang berubah di kota ini?

:), aku nggak cukup beruntung untuk bisa berkeliling, jadi kayaknya yang satu ini mesti ditunda. Tapi kayaknya abis ini aku bakalan cukup sering jalan2 di sini. Kandatel Cirebon kelihatannya siap untuk berperang melawan masa lalu. Get recovered dan kembali jadi Telkom yang punya power untuk menjalankan bisnisnya sendiri tanpa campur tangan dari hantu2 entah di mana.

Coincidentally, Mobile-8 (perusahaan telekomunikasi punya Bimantara) juga berminat mengambil Cirebon sebagai pijakan pertamanya — selain Jakarta dan Bandung. Mudah2an jadi ko-opetisi (gabungan antara kerja sama dan persaingan, ciri khas antara pebisnis network di bagian dunia yang mana pun) yang seru.

Pilihan

Seandainya, sebelum hidup ini dimulai, kita diberi wewenang menentukan apa yang akan terjadi dan kita alami selama kita menjalani hidup fana ini, apa yang akan kita pilih untuk kita jalani?

Tentu, sebelum kita mulai hidup, kita belum dibebani ketakutan dan prasangka. Barangkali yang ada semacam keinginan betualang yang kekanakan, ditambah kearifan yang adil, jernih, dan lugu. Barangkali akhirnya, yang kita pilih adalah tepat seperti yang kita jalani seperti sekarang ini: hidup dalam dunia yang kusut tak berujung pangkal tanpa keadilan dan keyakinan meletakkan nilai-nilai, kebosanan yang menghantam, kepedihan yang menyengat.

Barangkali tokoh Koen memang memilih hidup yang biasa-biasa tanpa titik ekstrim, sambil menikmati hal-hal kecil setiap hari. Barangkali tokoh Hitler sengaja hidup sedemikian kurang ajarnya untuk memberi contoh bersejarah tentang potensi kejahatan manusia, yang diakhiri dengan bunuh diri yang nista (atau hidup nomaden dalam lobang-lobang bawah tanah untuk Saddam). Barangkali para politisi Indonesia memang memilih untuk menyebarluaskan kemunafikan untuk memaksakan orang-orang Indonesia belajar kearifan yang bebas dari kata-kata.

Entah jalan hidup ini pilihan kita sendiri … atau dipilihkan oleh Kasih Sayang Yang Agung … hiduplah … ;)

Taqabalallah

Taqabalallah minna wa minkum. Mari kita mencapai kemenangan lahir dan batin. Mari kita awali dengan membersihkan diri dari dosa dan cela. Semoga Allah Yang Maha Pengasih Penyayang terus membimbing kita melangkah dalam fitrah manusiawi kita sebagai makhluk mulia yang memegang amanah mencerahkan semesta ini.

Buat pengunjung website ini, mohon kelapangan untuk memaafkan segala kesalahanku, kelalaianku, dan kebodohanku, yang sesungguhnya memang sulit dimaafkan. Terima kasih atas keikhlasannya.

Sedgefield

Cuplikan dari Guardian:

After lunch, Mr Blair and Mr Bush arrived with their wives at the Sedgefield Community College secondary school.

One of the children who had met Mr Bush, Stuart Percivil, said: “He shook my hand and put his arm around me. He said ‘I am the President of the United States.'”

“He is a very nice man and I don’t know why they are saying he is the world’s number one terrorist.”

Wow, how cute Mr President is. As cute as Stalin, Saddam, Hitler, Soekarno, Soeharto. The list will never end. May Machiavelli bless them.

Tintin au Pays des Savants

Tintin au Pays des Savants, ISBN 287424015X. Berapa persen dari kisah petualangan Tintin yang berkaitan dengan para ilmuwan? Cukup besar, khususnya kalau kita ingat bahwa orang ketiga (atau makhluk hidup keempat) terpenting adalah Profesor Cuthbert Calculus (atau dalam versi Herge yang asli dalam bahasa Belgia-Perancis bernama Tryphon Tournesol), yang menemukan berbagai hal, dari roket yang bisa menjangkau dan mendarat di bulan (lengkap dengan sistem kontrol dan sistem tenaga dan modul kendaraan di bulannya), mesin perusak dengan ultrasonik, kapal selam mini, pil anti kecanduan alkohol, obat anti racun N14, dan masih banyak lagi. Selain Calculus, Tintin juga bertemu dengan astronom yang menemukan jenis logam baru, antropolog yang sibuk mendalami budaya Mesir atau Peru, farmakolog Cina yang bisa menyembuhkan kegilaan akibat racun, dan tentu komunikator dengan UFO yang ditemui Tintin setelah mengunjungi Jakarta.

Buku ini memaparkan berbagai jenis ilmu, yang sudah terpecahkan maupun yang belum terselesaikan, yang pernah disinggung atau ditohok dalam komik-komik Tintin. Biarpun tidak ada tulisan Herge di dalamnya (selain komik Tintin-nya sendiri), buku ini bakal jadi bacaan yang menarik buat fanatikus Tintin.

Mais si, ici on parle français.

Tinggi

Waktu kita sedang bersujud, apakah benar kita sedang membuang seluruh keangkuhan, ketinggian hati, dan kesepelean harga diri kita?

Kalaupun kita sudah berhasil membuang sampah-sampah itu, apakah setelah selesai sujud kita mengambil kompensasi dengan menempatkan diri kita lebih tinggi dari hal-hal di luar diri kita?

Setelah kita mengucapkan “Maha Sucilah Tuhanku Yang Maha Tinggi”, apakah pikiran kita masih berani merasa lebih benar, lebih tinggi, daripada hal-hal di luar diri kita?

« Older posts Newer posts »

© 2025 Kuncoro++

Theme by Anders NorenUp ↑