cuddle and a kiss on the forehead – you like to be close to your special someone and feel warm, comfortable, and needed
What Sign of Affection Are You?
brought to you by Quizilla
cuddle and a kiss on the forehead – you like to be close to your special someone and feel warm, comfortable, and needed
What Sign of Affection Are You?
brought to you by Quizilla
You are the little prince.
Saint Exupery’s ‘The Little Prince’ Quiz.
brought to you by Quizilla
Bagian dari komposisi Tosca dari Giacomo Puccini ini beberapa hari (atau jangan-jangan malah beberapa minggu ini) sering terasa menggaung ringan dari balik kepala. Penasaran dengan teksnya, inilah dia, hasil cari di Google:
E lucevan le stelle, e olezzava la terra
stridea l’uscio dell’orto, e un passo sfiorava la rena.
Entrava ella, fragrante, mi cadea fra le braccia.
Oh! dolci baci, o languide carezze,
mentr’io fremente le belle forme discogliea dai veli!
Svani per sempre il sogno mio d’amore…
L’ora e fuggita e muoio disperato!
E non ho amato mai tanto la vita!
Terjemahan:
How the stars seemed to shimmer, the sweet scents of the garden,
how the creaking gate whispered, and a footstep skimmed over the sand,
how she then entered, so fragrant, and then fell into my two arms!
Ah sweetest of kiss, languorous caresses,
while I stood trembling, searching her features
concealed by her mantle. My dreams of pure love,
forgotten forever! All of it’s gone now!
I die hopeless, despairing, and never before
have I loved life like this!
Pernah nggak aku nulis di sini, bahwa opera Puccini tidak pernah seseru kisah hidup Puccini sendiri?
Tidak hanya zaman sekarang media dianggap kredibel dengan sendirinya (pun tanpa perlu upaya mempertahankan kredibilitas). Cerita berikut ini diceritakan fisikawan/kosmolog George Gamow, dengan setting di Russia tahun 1925.
Fisikawan Abatic Bronstein memamerkan kepada Gamow dan Lev Landau, Ensiklopedia Soviet yang terbaru. Di dalamnya, masih disebutkan adanya zat ether yang mengisi ruang semesta, tempat segala macam gelombang energi merambat di atasnya. Ini tahun 1925, 20 tahun setelah relativitas khusus, dan 10 tahun setelah relativitas umum, dan dalam masa keemasan mekanika kuantum. Artikel itu disusun editor yang pakar fisika, bernama Gessen. Gessen belum pernah kuliah fisika, selain di sekolah, plus baca-baca. Artikelnya menjelaskan soal ether secara rinci, sambil menolak teori Einstein. Gamow berencana mempersoalkan hal ini ke media. Tapi, seperti juga para ilmuwan jail lainnya, ia menempuh cara yang lucu. A.l. begini ditulisnya melalui telegram:
Tergugah oleh artikel Anda mengenai ether, kami menjadi sangat bersemangat untuk mulai membuktikan keberadaannya. Kita buktikan bahwa si Albert itu idealistik yang idiot semata.
Mohon dipimpin upaya riset atas materi-materi kalorik, flogiston, dan cairan elektrik (semuanya konsep fisika kuno yang terbukti salah –tambahan)
Ttd: Gamow, Landau, Bronstein, Genazvali, Grilokishnikov
Gessen berang, dan langsung membalas dengan serangan personal yang terbuka. Tak tanggung-tanggung, kelima orang itu diadukan ke Akademi Komunis di Moskva, dengan tuduhan mengingkari prinsip materialisme dialektika dan ideologi Marx.
Karena pakar fisika dan media ensiklopedia itu dianggap kredibel, tuduhan itu langsung diterima. Dua mahasiswa penandatangan kehilangan bea hidup dan diusir ke luar kota. Landau dan Bronstein dipecat sebagai dosen, tapi masih boleh meneruskan kerja sebagai peneliti. Gamow belum mendapat sanksi, karena tidak terkait secara organisasi. Namun Akademi juga minta hukuman tambahan bahwa kelima tertuduh tidak boleh hidup di lima kota terbesar di Russia.
Tahun 1932, Gamow yang muak dengan gaya Russia memutuskan bermigrasi ke barat. Landau yang merupakan patriot Russia memutuskan tetap bekerja di Russia, biarpun selalu hidup dalam kesulitan dan sempat masuk penjara di zaman Stalin itu.
My soul, to your domain gave I all wisdom to drink all new wines, and also all immemorially old strong wines of wisdom.
My soul, every sun shed I upon you, and every night and every silence and every longing:- then grewest you up for me as a vine.
My soul, exuberant and heavy dost you now stand forth, a vine with swelling udders and full clusters of brown golden grapes:-Filled and weighted by your happiness, waiting from superabundance, and yet ashamed of your waiting.
My soul, there is nowhere a soul which could be more loving and more comprehensive and more extensive! Where could future and past be closer together than with you?
My soul, I have given you everything, and all my hands have become empty by you:- and now! Now sayest you to me, smiling and full of melancholy: “Which of us oweth thanks?-Doth the giver not owe thanks because the receiver received? Is bestowing not a necessity? Is receiving not- pitying?”
My soul, I understand the smiling of your melancholy: thine over-abundance itself now stretcheth out longing hands!
Your fulness looketh forth over raging seas, and seeketh and waiteth: the longing of over-fulness looketh forth from the smiling heaven of thine eyes!
And verily, My soul! Who could see your smiling and not melt into tears? The angels themselves melt into tears through the over-graciousness of your smiling.
Your graciousness and over-graciousness, is it which will not complain and weep: and yet, My soul, longeth your smiling for tears, and your trembling mouth for sobs.
“Is not all weeping complaining? And all complaining, accusing?” Thus speakest you to yourself; and therefore, My soul, wilt you rather smile than pour forth your grief-Than in gushing tears pour forth all your grief concerning your fulness, and concerning the craving of the vine for the vintager and vintage-knife!
But wilt you not weep, wilt you not weep forth your purple melancholy, then wilt you have to sing, My soul!- Behold, I smile myself, who foretell you this:
-You wilt have to sing with passionate song, until all seas turn calm to hearken unto your longing,-Until over calm longing seas the bark glideth, the golden marvel, around the gold of which all good, bad, and marvellous things frisk:-Also many large and small animals, and everything that hath light marvellous feet, so that it can run on violet-blue paths,-Towards the golden marvel, the spontaneous bark, and its master: he, however, is the vintager who waiteth with the diamond vintage-knife,-your great deliverer, My soul, the nameless one- for whom future songs only will find names! And verily, already hath your breath the fragrance of future songs,-Already glowest you and dreamest, already drinkest you thirstily at all deep echoing wells of consolation, already reposeth your melancholy in the bliss of future songs!- My soul, now have I given you all, and even my last possession, and all my hands have become empty by you:- that I bade you sing, behold, that was my last thing to give!
That I bade you sing,- say now, say: which of us now- oweth thanks?- Better still, however: sing unto me, sing, My soul! And let me thank you!
Emang Musical Baton itu beneran soal musik? Soal personality? Soal persahabatan dan saling pengertian? Bukan! Ini “virus” yang sama dengan mail hoax, dan semacamnya. Cuman melanda weblog dan yang semacamnya (untuk tidak mengacaukan definisi yang tidak definit atas blog).
So, Andika melempar batonnya ke aku, setelah dapat lemparan dari Priyadi, yang dilontar oleh Eko, yang diterjang oleh Boy, yang dirajam oleh Echa, yang diruyak oleh AGentX, yang disawat oleh Lancerlord , yang dibalang oleh Cowboy , yang dihujam oleh Jim, dst.
Dan benarlah yang bilang bahwa para weblogger umumnya narsis. Doyan banget memamerkan diri, membanggakan personal weirdness, dengan berkedok keterpaksaan. Maka virus kayak gini jadi laku keras.
Sorry yach, aku mah nggak narsis. Megaloman sih, iya (warning: pengalihan istilah). Tapi daripada nggak enak hati sama Andika (warning: pura-pura terpaksa), OK deh, aku isi juga.
Total volume of music files on my computer: 1.29 GB on this notebook, excl all external devices
Last CDs I bought:
Song playing right now: No song, just music — Richard Strauss’ «Tod und Verklarung».
Five song (define song) I listen to a lot, or means a lot to me:
Pass this baton to:
Whoever read this message.
«Fear is the path to the Dark Side. Fear leads to anger. Anger leads to hate. Hate leads to suffering.» — Master Yoda to Anakin Skywalker
Yang paling ditunggu dari episode ketiga dari epik “Star Wars” tentulah bagaimana Anakin si pahlawan kemanusiaan itu bisa ditarik ke sisi gelap dan berubah menjadi penjahat yang tak punya nurani. Rentetan plot dari bagian pertama dan kedua sudah membuat kita bisa menggambarkan. Jadi yang menarik dari bagian ketiga ini tentu bukan ceritanya, tapi nuansa-nuansa pertentangan di dalamnya, yang diharapkan menyampaikan hal yang luar biasa.
George Lucas tidak mengecewakan kita.
Dengan latar plot yang beritme lambat (sebenarnya tidak perlu selambat itu, tapi mungkin Lucas menyediakan ruang untuk mereka yang belum lihat bagian 1, 2, dan 4); plot diruncingkan. Tidak diklimakskan, karena pertentangan yang utama justru terjadi di dalam batin Anakin sendiri. Penggambarannya sungguh luar biasa. Angkasa Coruscan memerah, indah, kental, gamang, dengan lalu lintas galaktika terus mengalir di depannya. Anakin terus menatap ke angkasa. Nyaris tanpa ketegangan yang tampak. Tapi gemuruhnya hari terasa. Langit merah bersemu oranye hingga violet. Anakin menunduk, meneteskan air mata. Dan demikianlah segalanya telah ditentukan.
Tentu ada bagian lain yang juga ditunggu. Anakin beralih jadi Darth Vader, dan semua Jedi dimusnahkan (hampir). Trus apakah episode 3 ini jadi cerita kemenangan kejahatan? Kalau tidak, ada prinsip paritas yang dilanggar ;). Pada bagian 1 dan 2, Anakin jadi pahlawan, dan kebaikan boleh menang. Pada bagian 4, 5, 6, Darth Vader jadi manusia kelam, tapi kebaikan tetap menang. Titik balik di bagian 3 ini harusnya kebaikan tetap menang. Tapi kalau Anakin jahat, dan dia tokoh aktif, dan dia survive hingga bagian 6, maka di bagian 3 ini dia harus menang. Maka bagian 3 ini adalah bagian di mana kejahatan boleh menang? Masa? Nggak.
Obi-wan, guru dan sahabat Anakin dalam cerita ini akhirnya mampu mengalahkan Anakin, dalam duel Jedi terseru dan terlama. Dan khusus adegan ini, latihan dilakukan hingga 2 bulan terus menerus. Anakin bukan cuma boleh kalah, dia harus mati, hancur, baru film ini berharga. Dan itulah yang terjadi, dia hancur. Tapi Sith Master mengambil jasadnya yang dalam keadaan hancur dan sekarat. Memasang sistem kehidupan padanya, yang menyelamatkannya, tapi membuatnya jauh dari bentuk manusia. Dan itulah yang kita kenal sebagai Darth Vader di bagian 4 hingga 6.
Adegan ala Faust terjadi beberapa saat sebelum Padme meninggal. Dalam kekancuran hati akibat kehilangan Anakin (kehilangan karena menjadi jahat, bukan karena mati), dia masih bilang bahwa di dalam hati Anakin masih tersimpan kebaikan hati yang tidak bisa dihilangkan. Faust sekali kan? Musik latarnya a-la Requiem, bikin aku agak susah menahan air mata.
Yup, Anda nggak salah baca. Kalau kena keindahan yang samar, aku bisa cengeng mendadak :). Mungkin gara2 musiknya, atau mungkin gara2 pola Faust, di mana manusia yang sesat akibat keputusannya sendiri pun dipercaya akan kembali kepada sinar kemanusiaannya yang mulia.
Seperti Faust, seperti Anakin, seperti juga aku.
Setelah beberapa bulan, kali ini kita mengunjungi rumah Mr Charles Humfrey lagi.
His Excellency British Ambassador ini mengundang para alumni Chevening menemani para padawan Chevening (duh, istilahnya Jedi sekali) yang akan berangkat dan yang baru pulang. Acara yang dikoordiasikan oleh British Council ini masih tetap sederhana dan elegant, tidak berlebihan. Malah menunya rada kurang (eit, aku nggak mengeluh, cuman kelaparan). Over all, yang menarik tentu kesempatan ketemu rekan-rekan lama yang menghilang, dan juga rekan-rekan baru, dan berbincang tentang tema-tema yang luar biasa banyak dimensinya (mind you, aku kurang banyak berdiskusi mengenai masalah2 non telekomunikasi akhir-akhir ini) dengan orang-orang yang menarik itu. Tapi memang, acara semacam ini tidak cukup diset beberapa jam saja. Sudah diperpanjang pun, rasanya belum cukup. Mungkin perlu semacam workshop sampai 1 minggu kali ya ;). Hush. Tapi Humfrey bilang, yang penting adalah terus menjaga relationship antar (ex-)scholars setelah acara-acara ini selesai. D’accord, Monsieur.
Soal puisi Perl, Mr BR jagonya. Jago koleksi maksudnya. I wonder if he ever composed his own poetry (in Perl or any other languages). This one is from him, dikirim ke mail list teknologia:
if ((light eq dark) && (dark eq light)
&& ($blaze_of_night{moon} == black_hole)
&& ($ravens_wing{bright} == $tin{bright})){
my $love = $you = $sin{darkness} + 1;
};
… which was derived from these lyrics, by Jim Steinman’s song The Invocation:
If light were dark and dark were light
The moon a black hole in the blaze of night
A raven’s wing as bright as tin
Then you, my love, would be darker than sin.
© 2025 Kuncoro++
Theme by Anders Noren — Up ↑