Page 142 of 210

Winter, Inside

Hari pertama musim dingin. Waktu yang pas untuk mencampuradukkan perasaan (eh, masih punya yah). Kelegaan menyelesaikan proses yang panjang, keriangan bakal ketemu orang-orang tersayang di Indonesia, tapi juga ada kesedihan meninggalkan negara ajaib ini, plus orang-orang antik dari berbagai negara yang sama-sama terdampar di sini. Juga ada semacam keasingan menerima perasaan yang campur aduk. Gimana sih rasanya berbincang dengan manusia, saling memegang, dan sadar bahwa besok semuanya hanya tinggal bayangan.

British Favourite Joke

Katanya yang ini humor favorit di Inggris:

Sherlock Holmes and Dr. Watson go camping and pitch their tent under the stars. The famed detective awakens during the night and says, “Watson, look up at the stars and tell me what you deduce.

I see millions of stars,” Watson replies, “And even if a few of those have planets, it’s quite likely there are some planets like Earth, and if there are a few planets like Earth out there, there might also be life.

To which Holmes replied: “Watson, you idiot. Somebody stole our tent.

Q-122, Last Visit

Yang bikin aku rada lega malahan di kampus. Waktu aku ke message board di depan Q-100, seorang mahasiswa berdiri tegang di depan pintu Q-122. Sia-sia berusaha mendorong pintu. Huh, primitif juga, udah tahu pintu dikunci :).
Waktu aku mendekat, mengeluarkan dompet, dia menatap lega. “You got the key! Thanks God!”

That’s the ultimate word for me. Somebody praises his God for what we have done. Thanks God, for letting somebody like that living around me.

8000797

Oh ya, aku bukan melarikan diri dari KL sebenernya, tapi dari pesta :).
Aku cuman datang sekedar biar sopan. Tapi tumpukan alkohol bau pipis kucing
di pojok ruangan itu udah bikin mual dari awal. Terus terlibat perbincangan
dengan Sharon McGuire, satu-satunya pengelola bidang akademik C&W yang
hadir di sana. Nggak jauh dari soal tesis dan wisuda.

Tapi terus dia bilang, “Wait a minute. I’ll be back and dance with you.”
Trus dia ngabur. Wow, sebelum dia balik, mendingan aku yang ngabur deh.

Keun Lee

Tapi KL lagi-lagi bikin keajaiban. Makhluk serius yang disertasinya dinilai terbaik itu masuk ke ruang pesta malam ini dengan senyum lebar. Barangkali masih ingat betapa berisiknya aku di ruang kuliah setahun terakhir :). Berbincang sedikit tentang acara wisuda. Nego dikit sana-sini. Dan waktu aku berjingkat melarikan diri dari ruangan (eh, I never enjoy the party, sebenernya), dia menahan. “Thank you, Koen. I know what you have done.” Aku jadi gugup. “It’s nothing. It’s nothing.” Dia memaksa memeluk aku. Aku peluk balik, terus melarikan diri ke Faraday. Well, mon ami, just forget it.

Chahidi

Aku menatap matanya, trus … “Don’t worry, my friend. Please just tell me your problems. I’ll pretend to concern, and I’ll try very hard.”
Dan Chahidi jadi tertawa keras.

Sebenernya aku lagi serius apa lagi becanda sih?
Kayak ada bedanya aja, buat aku :).

Rasanya aku lagi banyak bersalah sama orang-orang di sini. Hari-hari terakhir tesis, plus assesment, plus acara packing yang rumit bener, bikin aku jadi agak acuh. Masih care untuk ngebantuin temen-temen yang kebeneran belum kapok minta bantuan, tapi nggak sepenuh hati. Solve the problem, leave it, forget it. On ne peut pas bon en tout, n’est pas?.

Waterstone’s

Barangkali aku kurang banyak cerita tentang Waterstone’s. Waktu pertama masuk Waterstone’s di Coventry, aku kagum bener dengan penataan interior toko buku satu ini. Mirip taman bacaan untuk pecinta buku, lengkap dengan sofa dan rak-rak dan penunjuk posisi buku. Tapi Waterstone’s di Leamington lebih bagus lagi. Trus jadi ketagihan membandingkan Waterstone’s di setiap kota. Yang terbagus sampai sekarang masih yang di Nottingham, dengan koleksi buku yang bikin Waterstone’s lain terkesan miskin :). Plus sofa yang tertata dengan konsisten, jadi gampang dicari, plus café dan kamar kecil yang bersih sekali. Yang juga unik adalah resensi buku dari pemilik toko, dengan tulisan tangan cakar ayam khas Inggris, di depan beberapa buku. Waterstone’s Picadilly London yang sering dibanggakan pun nggak sebagus ini.

Tapi hari ini aku ketemu Waterstone’s lain lagi di Birmingham. Ada dua sebenernya. Satu terkesan kecil, tapi di dalamnya luasss sekali. Agak berantakan, tapi koleksinya barangkali selengkap Nottingham. Satu lagi tepat di depan pintu New Street Station, tinggi menjulang. Cara penataan bukunya sama sekali tidak mempermudah pencarian buku. Tapi banyak hal khas di dalamnya. Ada beberapa ruang tematis, kayak satu ruang khusus untuk The Ring dari Tolkien, lengkap dengan pensuasanaan ruang. Di sebelahnya, ada gallery khusus musik klasik. Hey, kenapa aku baru ke tempat ini di minggu terakhir di negara ini? Banyak koleksi prima ditawarkan dengan harga relatif murah. Lengkap sekali. Wagner aja menempati beberapa deret rak. Untung aja aku nggak kemaruk, jadi cuman ambil 3 CD, dan bukan Wagner.

Memang nggak semua Waterstone’s jadi istimewa sih. Yang di Edinburgh misalnya, ditatanya sama jeleknya dengan toko buku Gramedia di Matraman. Yang punya bukan pecinta buku kali. Atau kotanya terlalu bagus, jadi orang lupa menata toko buku.

Mhula

Luis Filippe de Lucas bergegas naik bis di depan Skydome. Agak kaget ngeliat aku duduk di kursi agak ke belakang.

Aku menyambut, “Surprising, huh?”

“I thought you went to Birmingham,” katanya, masih dengan nada heran.

“Indeed. But it’s frozen outside. It’s better to spend 1 hour on the bus than 20 minutes walking.”

“Exactly, my friend. And you can accompany me too. Listen, I just saw the examination board. You have passed with merit.”

“Really? It’s surprising too, isn’t it?”

« Older posts Newer posts »

© 2025 Kuncoro++

Theme by Anders NorénUp ↑