Page 131 of 210

77029946

Barangkali aku memang kurang perhatian sama nama Giuseppe Verdi, atau
memang para produser CD yang kurang kreatif; tapi koleksi CD Verdi
aku isinya nyaris sama. Aïda lagi, La Traviata lagi, Rigoletto
lagi, Il Trovatore lagi. Verdi, seangkatan Wagner, pernah jadi orang
Italia paling terkenal waktu Aïda dibawakan mengiringi dibukanya
terusan Suez.

Kalau Wagner sepanjang apa pun bisa dinikmati, Verdi memiliki formula
lain. “Panjang itu membosankan, dan dari segala gaya, yang paling buruk
adalah gaya yang membosankan.”

Jadi, kalau kita dengar Pavarotti, Bocelli, orkestra Adhie MS, atau bahkan
ring tone HP masa kini, nada-nada Verdi selalu berakhir sebelum kita
terpuaskan.

Ada juga Falstaff sebiji, dengan pesan menarik: “All the world’s a joke!”

76975306

Sejarah memisahkan provinsi Banten jadi dalam dua divisi regional
Telkom. Bagian selatan berada di bawah Divre III yang dalam proses
melepas diri dari penjajahan Ariawest. Ariawest meninggalkan daerah
selatan dengan densitas telepon kurang dari 1%. Daerah utara, di
bawah Divre II yang di bawah kedaulatan Telkom merdeka, memiliki
densitas telepon 4%.

Tapi selepas dari Ariawest, Divre III punya plan untuk membangun
koneksi-koneksi telepon baru dan transmisi optik melintas pantai
selatan.

Serang

Serang!

Biar namanya rada provokatif gitu, kota ini berkesan tenang.

Ada beda yang nyata antara kota Serang dengan Tasikmalaya, Garut, Sukabumi, Cianjur, dan kota-kota crowded di Jawa Barat, terutama Bandung. Sekilas, malah mirip kota-kota di Jawa Timur, dengan jalan utama yang lebar dan tenang, dan jalan kecil yang konsisten dengan kebersihannya. Kalau kita cari soto kudus bertiga, plus minum, dan boleh bayar kurang dari 20 ribu rups, kita lebih yakin bahwa memang kita bukan di provinsi Jawa Barat.

Wajar kalau akhirnya bener-bener orang Banten minta berpisah dengan Jawa Barat.

76845977

Cukup luar biasa juga amazon.co.uk. Kalau amazon.com memerlukan sampai
8 minggu buat kirim buku ke Bandung, amazon.co.uk bisa hanya 10 hari
aja, dengan tarif pos, bukan DHL atau semacamnya.

Buku GPRS itu sebenernya rada gratis juga ;). Tahun kemaren aku bantuin
Kibar buat distribusi kartu telepon.
Ternyata uang yang aku setorin kebanyakan £32. Dan karena aku lagi
perlu buku GPRS itu, aku minta dana itu dibukukan, eh dijadikan buku aja.
Ongkos kirimnya pakai gift certificate yang aku dapet di amazon.co.uk
juga, komisi dari referensi buku tahun kemaren.

Well, sistem yang berjalan dengan baik menghasilkan hal-hal yang baik, kan?

76845869


Tepat 10 hari dari tanggal pemesanan, kiriman buku GPRS dari
amazon.co.uk sampai. Kok GPRS?
Ceritanya aku mencoba realistis. Kalau cerita tentang wireless Internet,
dan WINE, aku selalu mulai dengan 3G dan UMTS. Cerita tentang hal-hal
yang secara teoretis sangat menarik, tapi dari sisi bisnis mengalami
hambatan luar biasa. Ugh, ini bisa dibahas lain waktu. Yang jelas,
di Indonesia, those real 3G systems masih jauh dari realita.
Yang mulai keliatan sih GPRS, yang udah dibawa oleh Indosat.

Search engine di site komunikasi.org
juga banyak terisi permintaan akan artikel tentang GPRS. OK, jadi,
kembali ke realita, kita melongok GPRS deh. Frankly, aku belum sekali pun
baca artikel tentang GPRS ;). Jadi … mulai deh sekarang.

Talking about reality, aku rada ragu apa aku bener-bener menyentuh
realita. Emang kerjaan aku masih di soal-soal gini?

To be honest, aku beneran pingin kerja di bidang next generation
network
instead of IT di bidang aplikasi.

76708487

Tahun 1998 dulu aku pernah bikin acara sumbang buku di Telkom Kandatel
Bandung. Cuma 1 kantor, dan temanya dibatasi pada buku pelajaran anak
SD-SMP. Tapi hasilnya lumayan banyak sekali. Kebetulan aja waktu itu
aku masih di DKM, BAZIS, dan Dalnet (yang berlokasi di sebelah masjid
dan punya gudang). Jadi buku-buku ditaroh di masjid. Kalau aku kebeneran
ke kantor (waktu itu lagi agak sering kerja di luar kantor), aku pindahin
buku dari masjid ke gudang Dalnet. Abis bukunya banyak, aku pinjem mobil
kantor a.n. Bazis buat bawa buku-buku itu ke pesantren anak-anak di
atas gunung, di Ciwidey.

Sebenernya pingin juga mengulangi acara yang sama. Kalau tema nggak dibatasi,
pasti buku yang masuk bisa lebih banyak. Apalagi kalau tawarannya dibuka
ke beberapa kantor. Tapi terus di mana buku itu harus disimpan sementara,
dan gimana cara distribusinya ke tempat-tempat tujuan (yang kayaknya udah
harus lebih dari satu).

Perlu rada serius nih, cari companion dulu ;).

76708437

Akhirnya, berhasil juga aku ke Pondok Buku Arcamanik. Jl Kano 1. Ini
adalah hasil gagasan Teh Ida Sitompul yang ingin menyediakan infrastruktur
pendidikan buat masyarakat segala golongan, yang artinya tentunya buat
kalangan yang kurang mampu secara ekonomi (tapi sering lebih mampu
secara intelektual).

Ruangannya masih sewaan. Ruang utama berisi buku anak-anak muda, dan
di pinggir ada buku yang lebih dewasa. Di ujung yang lain ada dua komputer
yang bebas diakses (laku keras tuh). Banjir Arcamanik tahun lalu menenggelamkan
beberapa komputer dan puluhan buku lainnya. Di ruangan lain ada komputer
yang diap dirakit ulang. Plus scanner yang bagus tapi belum ketemu drivernya.
Yeah, PR buat minggu depan.

« Older posts Newer posts »

© 2025 Kuncoro++

Theme by Anders NorĂ©nUp ↑